Kamis, 30 Juni 2016

MEMBENAHI PONDASI IKHLAS DALAM BERDAKWAH (2)


"Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka harus ada keselarasan antara amal dan niat," begitu kata Dr. Shaleh bin Ghanim as Sadlani dalam Niat dan Pengaruhnya dalam Hukum Syara'. "Karena jika tidak, maka hanya kehinaanlah yang akan didapatkan. Tergantung pada niatlah, kita akan mendapatkan derajat baik di dunia maupun di akhirat."

MEMBENAHI PONDASI IKHLAS DALAM BERDAKWAH (1)


Konsepsi tentang keikhlasan yang cukup mudah kita pahami adalah yang pernah diumpamakan oleh Fudhail bin 'Iyadh. Beliau memberikan definisi pada dua antonim ikhlas, untuk memperjelas perspektif ikhlas itu sendiri.

Selasa, 28 Juni 2016

MODAL AKHLAK DALAM DAKWAH (2)


Hanya dua hal yang kita perlukan untuk memperbaiki akhlak dan senantiasa menjaganya. Pertama adalah memohon kepada Allah subhanahu wata'ala. Kedua adalah berada di lingkungan yang baik.

Senin, 27 Juni 2016

MODAL AKHLAK DALAM DAKWAH (1)


Berapa banyak yang memeluk Islam karena akhlak Rasulullah shalallahu alaihi wasallam? Bahkan Mush'ab bin Umair radhiyallahu 'anhu pun sukses berdakwah di Yatsrib karena akhlak baiknya melayani dua majikannya yang merupakan tokoh dari suku Aus dan suku Khazraj. Kesabaran dan ketekunan dalam melayani itulah yang akhirnya memikat tokoh-tokoh dari dua suku itu untuk memeluk Islam lalu mengajak serta kaumnya.

Minggu, 26 Juni 2016

MENELADANI DAN MENELADANKAN (2)


"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca al Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu berakal?"

Sabtu, 25 Juni 2016

MENELADANI DAN MENELADANKAN (1)


Menjadi teladan, itulah inti seorang Da'i. Al Ashfihani dalam Kosakata Lahfadz-Lahfadz Al Quran menjelaskan istilah ini dengan kalimat, "Ia menjadi teladan, jika ia diikuti oleh orang lain." Sementara Dr. Sa'd al Qahthani mengatakan, bahwa keteladanan yang baik adalah yang terdapat pada diri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Jumat, 24 Juni 2016

SAPAAN LEMBUT SEORANG DA'I (2)


Mari sejenak kita meresapi rasa-rasa di balik lontaran-lontaran berikut. "Assaam 'alaikum, semoga kehancuran menimpa kalian!" sapa sekelompok Yahudi kepada Rasulullah. Aisyah yang berada di dekat Rasulullah dan turut menyimak sapaan itu, segera menyahut setelah mencermati kalimat sapaan itu. "Kepada kalianlah laknat dan kematian."

Kamis, 23 Juni 2016

SAPAAN LEMBUT SEORANG DA'I (1)


Menjadi Da'i maka menjadi penyambung risalah Rasulullah. Seperti para sahabat yang dahulu diutus ke berbagai negeri, untuk mendakwahkan Islam ke segenap penjuru. Begitulah seorang Da'i hendaknya memerankan.

Rabu, 22 Juni 2016

MATANGNYA KEPRIBADIAN DA'I DI SETIAP TINDAKAN (3)


Ketergesaan itu yang membuat sesuatu tidak matang. Termasuk dalam hal berkepribadian. Karenanya karakter tergesa-gesa termasuk yang hendaknya dihindari demi baiknya kepribadian.

Selasa, 21 Juni 2016

MATANGNYA KEPRIBADIAN DA'I DI SETIAP TINDAKAN (2)


Di antara karakter jihad Rasulullah adalah tidak memulai peperangan kecuali telah tiba shubuh sehingga telah tampak semuanya dengan jelas. Pun beliau akan mencermati suara adzan di daerah penyerangan tersebut; bila ada adzan terdengar maka batal penyerangan, namun bila tiada terdengar adzan maka lanjut penyerangan. Demikian yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu.

Senin, 20 Juni 2016

MATANGNYA KEPRIBADIAN DA'I DI SETIAP TINDAKAN (1)


Kedewasaan seorang Da'i ditandai dengan matangnya dalam menilai dan mensikapi sesuatu hal. Sebaliknya di setiap ketergesaan, mengindikasikan tiada matangnya kepribadian Da'i. Namun bukan berarti kelambatan dan keterlambatan dapat termaklumi begitu saja, sebab ini justru dapat mengindikasikan sifat malas dan meremehkan sesuatu. Matang itu adalah bertemu semua unsur racikan tepat pada waktunya. Tidak tergesa-gesa, dan tidak berlambat-lambat.

Minggu, 19 Juni 2016

KEARIFAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN DAKWAH (6)


Tantangan kearifan kita adalah kemarahan. Oleh karenanya, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun telah memberikan arahan spesifik untuk pengendalian potensi kemarahan ini. Meminta perlindungan kepada Allah, itu yang pertama. Sebab kemarahan dipicu oleh syaitan.

Sabtu, 18 Juni 2016

KEARIFAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN DAKWAH (5)


Baru saja 20 bulan menetap di Madinah, umat Islam sudah mulai diusik oleh provokator munafiq. Itulah Abdullah bin Ubay, yang justru berpihak kepada para Yahudi pelanggar perjanjian dari Bani Qainuqa'.

Jumat, 17 Juni 2016

KEARIFAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN DAKWAH (4)


Apa yang telah membuat Tsumamah bin Utsal akhirnya masuk Islam? Bahkan perkataan fenomenalnya beberapa detik setelah masuk Islam begini: "Wahai Muhammad! Demi Allah, tidaklah ada di bumi ini, muka yang paling aku benci melainkan mukamu, dan sekarang wajahmulah yang paling aku cintai di antara seluruh wajah yang ada. Dan tidak ada agama yang paling kubenci kecuali agamamu, dan sekarang agamamu adalah agama yang paling aku cintai di antara agama-agama lain. Demi Allah, tiadalah negeri yang paling aku benci melainkan negerimu, sekarang negerimulah yang paling aku sukai. Sesungguhnya pasukan kudamu telah membawaku dan aku ingin mengerjakan umrah, bagaimana pendapatmu?"

Kamis, 16 Juni 2016

MENULIS : Dari MINAT Lalu HOBI Hingga BAKAT


-I-
Pengenalan Tulisan (Sastra)

Pena. Ia adalah sarana. Saya menggunakannya untuk dua aspek; diri sendiri dan orang lain. Bagi diri sendiri, sarana ini berfungsi untuk menata keilmuan yang telah kita kumpulkan. Bagi orang lain, sarana ini berfungsi untuk menyalurkan keilmuan, baik dalam rangka sosialisasi maupun memberikan batas capaian atas ilmu agar dapat dilanjutkan oleh pihak lain. Inilah urgensi pena.

KEARIFAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN DAKWAH (3)


Perlu pula kita belajar dari ath Thufail bin Amr ad Dausi, seorang anak belia yang berhasil mengajak serta penduduk tempat asalnya untuk berislam, padahal sempat ia putus asa dan murka dengan penolakan masyarakatnya. Bahkan ia sempat terburu-buru datang kepada Rasulullah. "Sesungguhnya penduduk Daus telah berbuat maksiat dan enggan menerima dakwah," adunya gregetan. "Maka doakanlah wahai Rasulullah agar mereka dicelakakan Allah."

Rabu, 15 Juni 2016

KEARIFAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN DAKWAH (2)


Pernah Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu melaporkan kepada Rasulullah akan perkataan seorang pasukan di perang Hunain. "Demi Allah! Sesungguhnya bagian ini tidak adil dan tidak diniatkan karena Allah." Itulah perkataan yang dilaporkan.

Selasa, 14 Juni 2016

KEARIFAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN DAKWAH (1)


Di antara asmaul husna bagi Allah yang cukup banyak digunakan dalam penamaan anak-anak Adam adalah al Halim. Ar Raghib al Ashfihani memaknai asma ini dengan pemahaman bahwasannya Allah subhanahu wata'ala tidak dapat terhinakan dengan dosa-dosa hambaNya sehingga tidak akan terpancing memarahi mereka.

Senin, 13 Juni 2016

BERHIKMAH DALAM DAKWAH (5)


Mulanya yang harus dicamkan, bahwa tugas Da'i adalah tugas para Rasul. Sehingga apa yang dilakukan Da'i hendaknya merupakan duplikasi atas segala yang dilakukan oleh para Rasul.

Minggu, 12 Juni 2016

BERHIKMAH DALAM DAKWAH (4)


"Wahai Abu Abdurrahman," kata seseorang kepada Abdullah bin Mas'ud. "Aku ingin engkau selalu mengingatkan kami setiap hari."

Sabtu, 11 Juni 2016

BERHIKMAH DALAM DAKWAH (3)


Kitab "Hikmah dalam Dakwah kepada Allah" telah menjelaskan rukun dasar bagi hikmah adalah Ilmu yang bermanfaat, Sikap arif, dan Murah hati. Tetapi untuk memperolehnya, Dr. Sa'd al Qahthani mengajukan empat hal berikut.

Jumat, 10 Juni 2016

BERHIKMAH DALAM DAKWAH (2)


Berilmu yang manfaat dan beramal yang maslahat; itulah simpulan makna Hikmah. Tahu permasalahan dan mau menyelesaikan. Kira-kira dua itulah yang diinginkan dari karakter Hikmah.

Kamis, 09 Juni 2016

BERHIKMAH DALAM DAKWAH (1)


Salah satu identitas bulan Ramadhan adalah bulan al Quran. Ada satu hal yang mungkin perlu kita renungkan; kenapa surat-surat di dalam al Quran itu disebut surat-surat al Muhakkamah? Al Qurthubi dalam Kumpulan Hukum-Hukum al Quran-nya menjelaskan bahwa hal itu karena surat-surat dalam al Quran terlindung dari perubahan.

Rabu, 08 Juni 2016

MENYAPA MASYARAKAT DENGAN ILMU (3)



Ketika kita hendak menyapa masyarakat dengan ilmu, maka yang menjadi pemikiran selanjutnya adalah terkait cara kita mendapatkan ilmu. Seorang muslim nan da'i hendaknya selalu memiliki ruang konsentrasi bagi hal-hal yang mendekatkannya dengan ilmu. Ada baiknya kita mencermati kondisi-kondisi terkait hal ini yang pernah disajikan oleh Dr. Sa'd bin Ali bin Wahf al Qahthani pada 22 tahun yang lalu.

Selasa, 07 Juni 2016

MENYAPA MASYARAKAT DENGAN ILMU (2)

sumber: clipartpanda.com

"Para Nabi tidak mewariskan dirham atau dinar, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambil ilmu tersebut, maka ia telah mendapatkan bagian yang amat berlimpah." Itu adalah sabda Rasulullah, beredar di banyak kitab Ilmu; dalam Sunan Abu Dawud, Sunan At Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah.

Senin, 06 Juni 2016

MENYAPA MASYARAKAT DENGAN ILMU (1)

sumber: pixabay.com

Menarik ketika mendapati Imam Bukhari meletakkan ayat ke 19 dari surat Muhammad pada bab "Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat" dalam Shahih-nya. Karena permulaan ayat itu adalah perintah Allah kepada RasulNya untuk memantapkan pengetahuan dan keyakinan. Memantapkan pengetahuan didahulukan, baru kemudian memantapkan keyakinan. Atau, memantapkan pengetahuan hingga kita benar-benar mencapai derajat keyakinan akan pengetahuan tersebut. Tentu pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan tentang Allah azza wa jalla, lalu semua ilmu yang datang dari Rasulullah, hingga segala ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan ini.