Kamis, 09 Juni 2016

BERHIKMAH DALAM DAKWAH (1)


Salah satu identitas bulan Ramadhan adalah bulan al Quran. Ada satu hal yang mungkin perlu kita renungkan; kenapa surat-surat di dalam al Quran itu disebut surat-surat al Muhakkamah? Al Qurthubi dalam Kumpulan Hukum-Hukum al Quran-nya menjelaskan bahwa hal itu karena surat-surat dalam al Quran terlindung dari perubahan.


Ada bentukan lain kosakata ini yaitu Al Hakamah, itulah sebutan bagi tali pengekang kuda. Filosofinya karena melindungi kuda dari keliarannya. Demikianlah, baik al Muhakkamah maupun al Hakamah berangkat dari asal kata yang sama yaitu al Hakam. Itulah Hikmah, lalu merebak sebutan Ahli Hikmah, orang yang memiliki hikmah.

Adalah orang yang memiliki Keadilan, Kebijaksanaan, Ilmu, Kenabian, ataupun al Quran. Itu bila kita merujuk makna hikmah secara bahasa. Memiliki keadilan, berarti orang tersebut terlindung dari perbuatan zalim. Memiliki kebijaksanaan, berarti orang tersebut terlindung dari perbuatan amarah. Memiliki ilmu, berarti orang tersebut terlindung dari perbuatan bodoh. Memiliki kenabian, berarti orang tersebut terlindung dari perbuatan di luar syariat-Nya serta melindungi manusia dari kekufuran. Memiliki al Quran, berarti orang tersebut terlindung dari perbuatan di luar panduan Allah.

Bagi masyarakat Indonesia, kata hikmah mungkin tidak asing lagi. Sebab iapun teresapkan dalam kaedah berbahasa kita. Bila disebut hikmah, maka yang terbayang adalah kesan moral. Lebih jauh lagi maksudnya adalah keahlian dan kesesuaian dalam perkataan dan perbuatan. 

Dalam dakwah, kita membutuhkan hikmah karena memang itulah yang diperintahkan Allah kepada kita saat menyeru manusia (an Nahl : 125). Tapi hikmah bukan persoalan kelembutan semata, lebih dari itu adalah persoalan ketegasan menata. Ia tahu siapa pada apa, dan apa pada siapa. Ia paham peletakan dan penempatan segala sesuatu sesuai ketetapan dan kelayakan. Maka tidak heran bila kemudian hikmah adalah yang melahirkan kesan mendalam, karena ia memang lahir dari perenungan mendalam.

Maka berhikmah dalam dakwah, berarti menghadirkan dakwah dengan segala kesan mendalam di setiap jiwa-jiwa objek dakwah. Karena dakwah diproses dengan kesesuaian perkataan dan perbuatan. Ada keserasian, ada kelugasan, dan ada pula ketepatan. Selalu ada kekuatan alasan dan landasan di balik perkataan dan perbuatan sang dai.

Sungguh benar firmanNya dalam surat al Baqarah ayat 269, "Dan barangsiapa dianugerahi Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak." Semoga ini merupakan salah satu yang selalu kita pohonkan kepada Allah azza wa jalla.



Muhammad Irfan Abdul Aziz
4 Ramadhan 1437 H


Twitter: @Daybakh
BBM PIN: 56C730A3
Channel Telegram: @MadrasahRamadhan


Tidak ada komentar: