Minggu, 16 Agustus 2020

8 Poin Memahami Pembukaan UUD 1945


  • Ini adalah landasan hukum bernegara atau Undang-Undang Republik Indonesia, yang awalnya disebut Piagam Jakarta. Dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan.


  • Namun setelah ada usulan perubahan untuk mengganti kalimat sila pertama Pancasila yang tercantum dalam paragraf keempat Piagam Jakarta ini, yang semula kalimatnya "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa", maka pada tanggal 18 Agustus 1945 (sehari setelah Proklamasi) dokumen ini disebut Pembukaan UUD 1945.


  • Pembukaan UUD 1945 ini selalu dibaca dalam Upacara, agar dapat terus mengingatkan kita tentang maksud para pendahulu dalam memproklamasikan negara Republik Indonesia.


  • Pembukaan UUD 1945 ini terdiri dari 4 paragraf, yang pada paragraf ketiga dinyatakan tegas tentang Kemerdekaan Indonesia.


  • Kalimat paragraf ketiga itu adalah "Atas berkat dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya"


  • Pada paragraf itu dinyatakan dengan jelas bahwa kemerdekaan Indonesia ini sejatinya atas berkat dan rahmat Allah yang Maha Kuasa. Jadi kita tak akan bisa merdeka kecuali Allah telah menurunkan rahmat-Nya. Maka dalam mengisi kemerdekaan ini kita harus selalu bersyukur dan taat kepada Allah, agar Allah tak mencabut rahmat-Nya.


  • Lalu setelah rahmat Allah, barulah disebutkan keinginan luhur. Ini menunjukkan bahwa keinginan manusia seluhur apapun itu, tak boleh dianggap lebih penting daripada berkah dan rahmat Allah.


  • Dan terakhir disebutkan bahwa kemerdekaan ini "supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas". Inilah tujuan kita merdeka, yaitu mendapatkan kebebasan untuk beribadah dan mengelola kehidupan sendiri sebagaimana tujuan diciptakannya manusia. Dakwah Islam pun dilakukan untuk tujuan membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama menjadi penghambaan kepada Allah semata.

Tidak ada komentar: