Minggu, 16 Agustus 2020

8 Poin Memahami Garuda

 

  • Inilah lambang negara Indonesia, burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan. Resminya disebut sebagai Garuda Pancasila.


  • Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II, seorang keturunan Arab dari Kesultanan Islam Pontianak, yang kemudian disempurnakan dengan diskusi antara Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Mohamad Hatta, lalu diresmikan pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.


  • Prosesnya dimulai tanggal 10 Januari 1950 dengan dibentuknya Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan Ketua Muhammad Yamin dan Anggotanya Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, RM Ng Poerbatjaraka. Tugas panitia ini adalah menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.


  • Cerita Bung Hatta dalam buku "Bung Hatta Menjawab", Menteri Priyono melaksanakan keputusan Sidang Kabinet itu dengan menggelar sayembara lambang negara. Sampai terpilihlah 2 rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin.


  • Namun ketika diajukan di Sidang DPR, yang diterima adalah rancangannya Sultan Hamid II. Sedangkan rancangan M. Yamin ditolak karena ada sinar-sinar matahari yang dianggap bagian dari pengaruh penjajah Jepang.


  • Rancangan Sultan Hamid II inilah yang kemudian didiskusikan secara intensif antara Sultan Hamid II sebagai Perancang, Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS), dan Mohamad Hatta sebagai Perdana Menteri. Hingga dilakukan penyempurnaan, di antaranya pita merah putih yang dicengkeram Garuda diubah menjadi pita putih bertuliskan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".


  • Pada tanggal 8 Februari 1950, saat rancangan lambang negara yang sudah melalui revisi diajukan kepada Presiden Soekarno, Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) sebagai satu-satunya partai Islam saat itu keberatan dengan gambar burung Garuda yang menampilkan tangan dan bahu manusia sedang memegang perisai karena dianggap terlalu bersifat mitologis. Sehingga Sultan Hamid II mengubahnya kembali menjadi bentuk Rajawali-Garuda Pancasila yang disingkat sebutannya Garuda Pancasila.


  • Setelah diresmikan tanggal 11 Februari 1950 dan dikenalkan ke masyarakat oleh Soekarno pada 15 Februari 1950 di Hotel Des Indes Jakarta, selanjutnya Soekarno meminta pelukis istana yang bernama Dullah untuk melukiskan rancangan lambang itu pada tanggal 20 Maret 1950. Saat dilukis ulang itulah Soekarno meminta ditambahi jambul pada kepala Garuda agar tidak mirip dengan Lambang Amerika Serikat, Bald Eagle. Kini rancangan terakhir yang dibuat dari perunggu berlapis emas tersimpan di Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional.

Tidak ada komentar: