Minggu, 26 Juni 2016

MENELADANI DAN MENELADANKAN (2)


"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca al Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu berakal?"


Ayat ke 44 di surat al Baqarah itu turun untuk merespon Bani Israil yang selalu menyuruh orang lain agar taat dan bertakwa kepada Allah serta mencegah orang lain berbuat maksiat kepada Allah, akan tetapi mereka sendiri meninggalkan ketaatan kepada Allah dan lebih memilih mendahulukan maksiat. Begitu penjelasan Qatadah radhiyallahu 'anhu.

Tidakkah kamu berakal? Ya, sungguh aneh yang punya pengharapan namun tak jua melakukan. Ia mengharapkan orang lain yang melakukan, sementara dirinya tak jua melakukan yang ia harapkan.

Maka kegilaanlah, maka menyalahi logika akal-lah. Allah subhanahu wata'ala telah wantikan dalam ayat ini, dengan maksud agar tidak terulang pada umat-umat lainnya.

Termasuk wanti-wanti bagi muslim nan Da'i. Yang mengoptimalkan akalnya dalam membaca kitab-Nya. Mentadabburi terus-menerus. Hingga mampu meneladani, dan terbangun karakter diri untuk dapat meneladankan.

Saat harapan dan tindakan selaras, maka kala itulah semua yang terpikir akan menjadi karakter. Hanya mereka yang memiliki karakter, yang akan mampu meneladani dan meneladankan. Karena itulah esensinya; kita adalah Da'i sebelum segalanya.



Muhammad Irfan Abdul Aziz
21 Ramadhan 1437 H

Twitter: @Daybakh
BBM PIN: 56C730A3

Channel Telegram: @MadrasahRamadhan

Tidak ada komentar: