Jumat, 04 Maret 2016

[Milad 19 FLP] MENGENAL UMAR BAHA'UDDIN AL AMIRI


- I -
Jalan Hidup

Umar Baha'uddin al Amiri adalah putra kebanggaan Syria yang lahir tahun 1329 H / 1911 M. Ia pernah belajar di Prancis, lalu kembali ke Syria dan lulus dari fakultas Hukum pada tahun 1940 M. Saat di Prancis itulah beliau mendirikan pusat dakwah Islam di Paris. Suatu ketika bersama Dr. Yusuf Qaradhawi, ia pernah damaikan antar kelompok-kelompok ummat yang berpolemik di Aljazair.


- II -
Pemikiran

Ia pernah mengajar "Islam dan Aliran Pemikiran Kontemporer" di Universitas Darul Hadits al Hasaniyyah Ribath, Maroko. Ia juga pernah jadi dosen Studi Keislaman, Pasca Sarjana Universitas Qarawain. Pun mengajar "Peradaban Islam" di Fakultas Adab, Universitas Muhammad al Khamis, Fas. Juga pernah mengajar "Masyarakat Islam" di Fakultas Tarbiyah, Qatar (1973) yang sekarang menjadi Universitas Qatar. Ia disukai oleh mahasiswa-mahasiswanya karena punya stok sastra anekdot yang banyak. Ceramah-ceramahnya sosialisasikan pandangan "Fiqh Hadhari" mengiringi "Fiqh Taqliidi". Pandangannya mengkristal untuk dirikan fakultas-fakultas Syariah dan Hukum yang ada kajian-kajian tentang fiqh Islam.

- III -
Kepribadian


Ia lalu menjadi pengacara yang aneh. Ia akan cabut pembelaannya dan rela rugi, bila klien terbukti salah. Selain sebagai pengacara yang aneh bagi zaman sekarang ini, ia juga merupakan penyair berbakat. Namun berbeda dengan penyair umumnya yang pilih berdiam dan menetap di bumi, ia justru eksplorasi penjuru semesta-Nya. Jika para penyair tenggelam di alam indrawi, ia justru terbang ke setiap sudut sanubari. Ia hidupkan kembali syair sufi al Hubb al Ilaahi (kecintaan pada Allah) dengan lebih menjiwai. Ia bersyair, tak hanya bicara dengan jasad manusia seperti penyair kontemporer, namun juga bicara dengan hati-hati manusia. Ia menyatukan jiwa penyair iman (yang terasa) dengan penyair manusia (yang teraba). Berbeda dengan renungan syair sufi biasa, ia tuju Allah dengan perenungan diri manusia dan alam semesta. Tak cuma satu, bahkan hampir semua karya-karya syairnya telah menempati posisi tinggi di khalayak. Ke manapun, ia perankan diri sebagai duta ummat. Tak hanya bicara diri, negaranya, tapi semua permasalahan ummat. Memang ia punya kemampuan yang baik untuk bicara dengan para tokoh maupun masyarakat umum.


#Milad19FLP "Sastra Santun di Era Digital"

Tidak ada komentar: