- I -
Kepribadian
Adil Husein
adalah saudara kandungnya Ahmad Husein, pemimpin nasional Mesir yang juga
pendiri Misr al Fata (Mesir Muda). Salah satu teman seperjuangannya
adalah Thariq Bisyri, pemikir dan ahli hukum terkenal. Sosoknya senang berkenalan
dengan semua orang yang punya ide independen, punya hati yang hidup, dan mau
kontribusi bagi pemikiran Islam.
- II -
Jalan Hidup
Ia sebelumnya adalah seorang Marxis yang setia dan gigih membela
prinsipnya. Ia pernah merasakan penjara bersama rekan-rekannya pada masa Gamal
Abdul Nashr, karena membela komunis. Ia membela komunis karena memandangnya
sebagai pembela kaum tertindas; buruh, petani, dan lainnya. Tapi setelah
belajar Islam, ia tahu pembelaan yang sebenarnya bagi kaum tertindas hanya ada
dalam Islam.
- III -
Pemikiran
Ia akhirnya juga tahu, bahwa Uni Soviet tak lain hanya imperialisme
lain yang mungkin lebih buruk dari Amerika dan kawan-kawannya. Iapun mulai
khawatir, bahwa penjajahan timur bisa lebih bahaya dari penjajahan barat. Insafnya
membuat marah orang-orang Marxis, karena dia paham kekurangan marxis dan mampu
bantah logikanya.
- IV -
Kecakapan
Dengan
keunikannya, ia sadar akan risalah dan sikapnya, musuh-musuh agama dan
negaranya, serta selalu jaga keselamatannya. Perjuangannya satukan akal yang
bebas, hati yang hidup, kehendak yang jujur, akhlak yang lurus, serta kesabaran
tanggung konsekuensi. Ia hadapi Zionis dan agennya, Salibis dan anteknya,
Atheis dan penganjurnya, Sekuler dan pendukungnya, Koruptor dan pembelanya, serta
Munafiq dan penjaganya. Dia tak gentar dan tak lemah, meski yang memusuhinya
para pejabat tinggi berkoneksi kuat dan berpendukung banyak.
- V -
Kiprah
Ia berjuang menggunakan koran asy Sya'b. Saat ia jadi Pimpinan
Redaksi koran asy Sya'b, pernah bertarung dengan Zaki Badr -Menteri
Dalam Negeri Mesir- dan kalahkan hingga dicopot. Pernah pula taklukkan novel kontroversi
"Walimah A'syaab al Bahr" terbitan Kementerian Budaya Mesir yang
guncang Mesir dan al Azhar. Saat itu Pimpinan Redaksi asy Sya'b adalah
Majdi Husein yang bersamanya gerakkan rakyat agar lawan novel itu. Adil Husein
yang Sekjend Partai Sosialis dan keponakannya Majdi Husein yang Pimpinan Redaksi
koran asy Sya'b pun ditangkap. Partainya dibekukan dan korannya
dibredel, Adil Husein yang tak berpunya didenda 20 ribu pound Mesir. Anehnya,
Kementerian Budaya Mesir justru berbalik membelanya dan menyerang penulis-penulis
kiri dan sekuler yang semula dipuji-puji. Ia dengan penanya telah bela
kebenaran, rakyat, kebebasan, Islam, serta lawan kekuatan musuh. Sebelum
wafatnya, ia sempat ikut Muktamar al Quds Internasional di Beirut
(2001). Ia wafat di Rumah Sakit Musthofa Kamil, Iskandaria - Mesir. Penanya telah
ajarkan Sastra Santun yang semestinya.
#Milad19FLP "Sastra Santun di Era Digital"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar