Senin, 01 Februari 2016

BAGAIMANA KITA MEMANDANG DUNIA KITA HARI INI?


Awalnya adalah runtuhnya digdaya Timur, Uni Soviet. Teori komunalisnya Marxisme tiba-tiba mengalami kemunduran dalam pemikiran hingga hanya tersisa negara dan undang-undangnya saja. Paham marzisme memang hanya dapat berkembang bila situasi Chaos atau dalam sistem dictatorial, tentu itu tidak sesuai dengan fitrah manusia. Masyarakat Sosialis terpuruk sampai bahan makanannya harus diimpor, bahkan menjual emas akibat gagalnya lahan pertanian rakyat yang menjadi basisnya.

Lalu, digdaya Barat pun mulai limbung, United States Amerika dan Uni Eropa. Sebab demokrasi yang ditawarkan justru tak jelas arahnya, bahkan mulai mengadopsi model-model sosialis utamanya dalam hal ekonomi. Tentu itu pukulan bagi Barat, karena material ekonomi yang mereka bangga-banggakan justru kini berada di ujung tanduk.


Akhirnya, dunia seakan di ambang kehancuran karena mulai muncul bayang-bayang kematian bagi seluruh sektor kehidupan manusia. Tapi masalahnya bukan pada bayang-bayang kematian itu, melainkan pada nilai-nilai yang diusung dalam panggung kehidupan baik di Timur maupun di Barat itu yang limited dan tidak up to date. Lalu, apa solusinya?

Islam, itulah solusinya. Sebuah konsepsi yang datang dari Pencipta Alam Semesta yang tidak berbatas kecuali batasan kehidupan ini sebagaimana ketetapan penciptaannya. Karena asalnya dari Sang Pencipta, maka dapat sesuai dengan manusia sebagai ciptaan-Nya dalam segala kreativitasnya selama dalam rangka menjalankan amanah pengelolaan bumi sebagai wujud pengabdian kepada Allah.

“Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’” (QS. Al Baqarah : 30)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat : 56)

2 Aspek Kerusakan Hidup Kita

Pertama; rusak dengan kejahiliyahan dalam sistem kekuasaan. Dengan menyerahkan sistem kekuasaan kepada manusia, maka sebagian manusia menjadi penguasa atas manusia lainnya. Memang berbeda dengan model struktur primordial zaman primitif, sebab penguasaan satu atas yang lainnya saat ini lebih kepada nilai; yaitu pengakuan kebenaran atas pelbagai konsepsi dan nilai yang telah dinut sebagian manusia itu.

Kedua; rusak karena awalnya menentang intervensi kekuasaan Allah lalu berlanjut menentang hamba-hamba-Nya. Maka di zaman Sosialis ada pembantaian massal. Dan di zaman Kapitalis ada kesengsaraan dan perbudakan.

2 Langkah Pembenahan

Pertama: menampilkan Islam dalam tampilan masyarakat Muslim. Sebab, meskipun Dunia Islam masih dikenal saat ini, tetapi eksistensi ummat hampir tidak ada. Oleh karenanya, perlu ditampilkan ulang eksistensi ummat yang pernah ada di masa lampau. Yaitu ummat yang konsepsi, sikap, tatanan, nilai-nilai dan pertimbangannya terpancar dari sistem Islam.

Permasalahannya, Barat memang telah menorehkan kecermelangan materi dengan produktivitasnya. Tentu itu hal yang tampak dan tak mudah dilupakan, bahkan mungkin manusia tak mudah melupakan orang-orang yang telah merintisnya. Namun, karena di balik hal yang tampak itu ada kekeroposan nilai, maka cepat atau lambat kita harus menawarkan alternatif nilai yang genuine dari Pencipta Alam Semesta. Hanya saja, untuk meyakinkan mereka pada keaslian nilai ini perlu ada sample implementasi masyarakatnya. Inilah urgensi memunculkan sekelompok pionir yang mengamalkan ajaran Islam, sehingga Islam tidak hanya teks dalam kitab-Nya namun juga konteks dalam ummat-Nya.

Kedua: menawarkan spesialisasi aqidah dan sistem. Sebab Barat memang sedang butuh solusi, terutama pada spesialisasi yang tidak dimiliki mereka; yaitu spesialisasi aqidah dan sistem yang kondusif bagi manusia agar melestarikan hasil-hasil kemajuan materi di bawah arahan konsepsi Islam. Itulah konsep yang menjadi spirit bagi manusia dalam mengelola bumi sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah.

Oleh karena itu, kita tidak perlu memulai dari superioritas materi. Sebab bukan itu yang mereka butuhkan, dan hampir-hampir kita tidak punya waktu untuk mengejarnya. Tetapi ini bukan berarti kita mengabaikan aspek materi. Sebab sebagai pengelola bumi, kita tetap wajib mencurahkan tenaga dan pikiran untuk pengelolaan capaian materi. Namun tidak perlu sampai menjadi spesialis, cukup menjadi kebutuhan personal saja.

Kita Perlu Petunjuk

Untuk menyelesaikan 2 aspek kerusakan hidup kita dengan 2 langkah pembenahan itu, kita perlu memiliki petunjuk yang memaparkan karakteristik peran kita, hakikat fungsi kita, tujuan ideal kita, dan tahapan-tahapan kita dalam perjalanan yang panjang. Petunjuk ini referensinya adalah al Qur’an. Dengan petunjuk ini, kita sebagai pionir akan terbimbing; kapan harus sejalan dan kapan harus berbeda jalan dengan dunia jahiliyah.

(bersambung)

من كتاب معالم في الطريق لسيد قطب

Tidak ada komentar: