- I -
Jalan Hidup
Muhammad Quthbah memiliki gelar Doktor di bidang Bahasa Inggris yang
diselesaikan di Inggris. Saat kuliah di Inggris inilah ia aktif berdakwah di
kalangan mahasiswa Arab dan Muslim di sana. Ia pernah dipilih sebagai Ketua
Persatuan Mahasiswa Muslim di United Kingdom. Setelah kembali ke Qatar, ia
menjadi dosen di Universitas Qatar. Ia pernah juga menjadi salah satu staff
departemen Kementerian Pendidikan Qatar. Mungkin karen kurang istirahat, ia
terkena pembekuan pada pembuluh darah yang cukup parah. Tapi setelah
sembuh, ia kembali mengajar di Kampus. Dia juga tetap aktif berdakwah,
bersastra dan bersosial. Hingga akhirnya ia diusulkan menjadi pemimpin
operasional proyek situs Islam Online. Karenanya ia fenomenal sebagai Jurnalis
Online, selain sebagai da’i dan penyair. Ia menemui ajalnya tepat di
hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah, saat jama’ah haji bersiap ke Mina untuk lanjut berwukuf
di Arafah). Bgitulah sosok yang telah berjasa mengembangkan situs
IslamOnline.
- II -
Kepribadian
Sungguh pribadinya berakhlak mulia, ramah, tawadhu', lembut dan
penyayang. Saat mengemban amanah di Kementerian Pendidikan Qatar, ia pernah
berujar, "Bagaimana aku bisa tidur nyenyak, padahal dalam berkas-berkas
ini ada hak-hak yang harus segera ditunaikan, ada penyelewengan-penyelewengan yang
harus segera diluruskan, ada berbagai macam keluhan yang harus segera
diselesaikan. Semua menuntut selesai secepatnya." Suatu ketika Dewan
Pengurus IslamOnline ingin memberi honor kepadanya, namun ia menolak. Alasannya
sederhana, "Gaji yang aku dapat sudah lumayan, cukup untuk menutupi
kebutuhanku, dan aku tidak membutuhkan tambahan lagi." Meski
kesehatannya semakin memburuk, ia tetap fokus dengan pekerjaan Kampus dan
website IslamOnline. Bahkan 2 hari sebelum wafat, ia masih mengirim
undangan rapat pengurus website IslamOnline. Begitulah pribadi Muhammad Quthbah
yang layak menjadi teladan di pentas dakwah.
- III -
Pemikiran
Ia memang
seorang penyair yang berbakat dengan kemampuan alami. Karyanya begitu kuat dan
alami, tak tampak dibuat-buat. Karya-karya syairnya semua diperuntukkan bagi
Islam dan ummatnya. Saat muslimin bahagia, dengan syairnya turut berdendang
bahagia. Saat muslimin sedih, ia turut menangis dengan syair-syairnya. Saat
muslimin tertidur, ia bangunkan dengan syair-syairnya. Saat muslimin bangun, ia
semangati dengan syair-syairnya. Saat muslimin berjuang, ia teguhkan dengan
syair-syairnya. Saat satu-persatu muslim pergi, ia ratapi dan abadikan dengan
syair-syairnya. Meski penyair-penyair lupa membuatkan syair-syair kenangan saat
ia pergi meninggalkan ummat ini. Salah satu karyanya adalah Diwan Masyaa'ir
wa Masyaa'il, yang membahas tentang derita dan obsesi ummat. Utamanya ia
bahas tentang masalah inti ummat yaitu Palestina dan pertarungannya melawan
Zionis internasional serta Salibis eropa.
#Milad19FLP "Sastra Santun di Era Digital"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar