Rabu, 24 Februari 2016

[Milad 19 FLP] MENGENAL MUHAMMAD QUTHBAH


- I -
Jalan Hidup

Muhammad Quthbah memiliki gelar Doktor di bidang Bahasa Inggris yang diselesaikan di Inggris. Saat kuliah di Inggris inilah ia aktif berdakwah di kalangan mahasiswa Arab dan Muslim di sana. Ia pernah dipilih sebagai Ketua Persatuan Mahasiswa Muslim di United Kingdom. Setelah kembali ke Qatar, ia menjadi dosen di Universitas Qatar. Ia pernah juga menjadi salah satu staff departemen Kementerian Pendidikan Qatar. Mungkin karen kurang istirahat, ia terkena pembekuan pada pembuluh darah yang cukup parah. Tapi setelah sembuh, ia kembali mengajar di Kampus. Dia juga tetap aktif berdakwah, bersastra dan bersosial. Hingga akhirnya ia diusulkan menjadi pemimpin operasional proyek situs Islam Online. Karenanya ia fenomenal sebagai Jurnalis Online, selain sebagai da’i dan penyair. Ia menemui ajalnya tepat di hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah, saat jama’ah haji bersiap ke Mina untuk lanjut berwukuf di Arafah). Bgitulah sosok yang telah berjasa mengembangkan situs IslamOnline.


- II -
Kepribadian

Sungguh pribadinya berakhlak mulia, ramah, tawadhu', lembut dan penyayang. Saat mengemban amanah di Kementerian Pendidikan Qatar, ia pernah berujar, "Bagaimana aku bisa tidur nyenyak, padahal dalam berkas-berkas ini ada hak-hak yang harus segera ditunaikan, ada penyelewengan-penyelewengan yang harus segera diluruskan, ada berbagai macam keluhan yang harus segera diselesaikan. Semua menuntut selesai secepatnya." Suatu ketika Dewan Pengurus IslamOnline ingin memberi honor kepadanya, namun ia menolak. Alasannya sederhana, "Gaji yang aku dapat sudah lumayan, cukup untuk menutupi kebutuhanku, dan aku tidak membutuhkan tambahan lagi." Meski kesehatannya semakin memburuk, ia tetap fokus dengan pekerjaan Kampus dan website IslamOnline. Bahkan 2 hari sebelum wafat, ia masih mengirim undangan rapat pengurus website IslamOnline. Begitulah pribadi Muhammad Quthbah yang layak menjadi teladan di pentas dakwah.

- III -
Pemikiran

Ia memang seorang penyair yang berbakat dengan kemampuan alami. Karyanya begitu kuat dan alami, tak tampak dibuat-buat. Karya-karya syairnya semua diperuntukkan bagi Islam dan ummatnya. Saat muslimin bahagia, dengan syairnya turut berdendang bahagia. Saat muslimin sedih, ia turut menangis dengan syair-syairnya. Saat muslimin tertidur, ia bangunkan dengan syair-syairnya. Saat muslimin bangun, ia semangati dengan syair-syairnya. Saat muslimin berjuang, ia teguhkan dengan syair-syairnya. Saat satu-persatu muslim pergi, ia ratapi dan abadikan dengan syair-syairnya. Meski penyair-penyair lupa membuatkan syair-syair kenangan saat ia pergi meninggalkan ummat ini. Salah satu karyanya adalah Diwan Masyaa'ir wa Masyaa'il, yang membahas tentang derita dan obsesi ummat. Utamanya ia bahas tentang masalah inti ummat yaitu Palestina dan pertarungannya melawan Zionis internasional serta Salibis eropa.


#Milad19FLP "Sastra Santun di Era Digital"

Tidak ada komentar: