Darussalam,
negeri nan damai. Itulah nilai yang konon melekat pada kota Palembang, sekitar seribu
tahun yang lalu. Orang mengistilahkannya Palembang Darussalam. Begitulah salah
satu kekayaan nilai pada sejarah bangsa ini.
Kini
nilai itulah yang kembali ingin dihidupkan di ranah melayu nusantara, tanah
kita. Pekan lalu pada hari Senin 22 Agustus 2016, Tim Touring JPRMI ‘Jelajah
Masjid Sumatera’ telah melintasi peninggalan-peninggalan nilai tersebut yang ingin
dihidupkan kembali. Salah satunya adalah Masjid Agung Musi Rawas, yang
dinamakan Masjid Darussalam seperti julukan Palembang tempo dulu. Nama lengkapnya
adalah Masjid Agung Musi Rawas Darussalam.
Memang
tidak tepat berada di kota Palembang, karena letak masjid ini di kabupaten Musi
Rawas, sebelum kota Lubuk Linggau. Sebagai Masjid Agung, maka posisinya di ibukota
kabupaten yaitu kota Muara Beliti.
Masjid
terbesar di kabupaten Musi Rawas ini dibangun pada tahun 2008. Empat tahun
setelah pembangunannya yaitu tahun 2012, dihelatlah di masjid ini sebuah ajang
Khataman al Qur’an terbesar di Indonesia. Ajang tersebut kala itu dicatat
sebagai Rekor Muri Khatam al Qur’an dengan peserta terbanyak mencapai 12 ribu
santri.
Demikianlah
Masjid Agung Musi Rawas Darussalam melekatkan fisiknya dengan ruh al Qur’an.
Sebab negeri nan damai hanya akan terwujud bila anak bangsanya selalu tersirami
dengan kesejukan nilai-nilai al Qur’an. Oleh karenanya, ada tiga program utama
pembangunan kabupaten Musi Rawas yang mengusung slogan Darussalam. Pertama;
program 20% penduduk khatam al Qur’an. Kedua; program 100% penduduk bebas buta
huruf al Qur’an. Ketiga; program 50% penduduk menjadi anggota Majelis Taklim.
Untuk
mengunjungi masjid megah yang pembangunannya menghabiskan biaya sebesar 16,8
miliar rupiah ini cukup mudah. Bila dari Palembang hendak menuju Lubuk Linggau,
mampir saja ke komplek Agropolitan Center yang berada di pusat kota Muara
Beliti. Nah, masjid megah yang tetap bernas itu ada di komplek tersebut.
Tim Humas JPRMI, 31 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar