Diskusi Publik Menggali Inspirasi dari 80 tahun Habibie di Museum Bank Mandiri, 7 Agustus 2016. (dokumen pribadi) |
Bangsa Indonesia patut berbangga, karena memiliki anak
bangsa yang sangat fenomenal bernama Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang
biasa akrab disapa BJ Habibie. Bagi bangsa ini, beliau terkenal dengan
prestasi-prestasinya di bidang Teknologi, Industri dan Demokrasi.
Di bidang Teknologi kita mengenal bagaimana karya
besarnya membuat sayap bagi pesawat terbang. Beberapa penelitiannya dalam hal
Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika akhirnya melahirkan teori-teori
yang dipublikasikan di dunia internasional dengan nama Habibie Theorem, Habibie
Methode, dan Habibie Factor.
Sementara di bidang Industri kita juga mengenal beliau
dengan prestasinya menjayakan industri-industri strategis dalam negeri yang
dirintis melalui PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang kemudian menjadi Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sejak tahun 1976. Konsep 10 industri strategis
yang beliau rintis ditujukan untuk mewujudkan postur bangsa yang mandiri dan
berdaya. Melalui Badan Pengembangan Industri Strategis
(BPIS), dibangunlah 10 Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis
(BUMNIS); yaitu PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN), PT PAL
(Penataran Angkatan Laut), PT Pindad (Perindustrian Angkatan Darat), PT Krakatau Steel, PT INTI (Industri
Telekomunikasi Indonesia), PT Barata (memproduksi dinamit), PT
Boma Bisma Indra (menyediakan peralatan Industri), PT Inka (Industri Kereta
Api), PT LEN (bermula dari Lembaga
Elektronika Nasional), dan PT
Dahana (menggarap bidang pertambangan).
Adapun di bidang Demokrasi, kita telah menyaksikan
bagaimana dalam waktu 17 bulan beliau terbilang sukses menyelenggarakan
Pemilihan Umum yang dinilai paling transparan pasca Reformasi. Bahkan sikap negarawan
beliau tampak ketika pertanggungjawabannya ditolak oleh Sidang Istimewa MPR RI.
Tidak ada kemarahan, yang ada hanyalah sikap legowo. Bahkan beliau terbuka
dengan perbedaan pendapat dari murid-muridnya yang berada di partai-partai
penentangnya. Lebih dari itu, Nur Mahmudi Ismail sebagai salah satu muridnya yang
pernah menjadi Presiden Partai Keadilan (PK) bercerita bahwa ia dan
rekan-rekannya sempat meminta kepada pak Habibie untuk bersedia mencalonkan
menjadi presiden. Saat itu jawaban beliau sederhana, “Kalau pertanggungjawaban
ada isyarat tidak diterima, maka sebaiknya saya tidak mencalonkan.”
Dengan prestasi-prestasi itulah BJ Habibie mengukir
perjalanannya selama 4,5 periode menjadi Menteri Riset dan Teknologi
(Menristek) yaitu dari tahun 1974 hingga 1997. Begitu pula ia telah mengukir
perjalanan emasnya menjadi Wakil Presiden terakhir di masa Orde Baru dan
menjadi Presiden RI ke 3 di masa transisi pasca Reformasi. Tentu dengan beragam
pengalaman dan kecerdasan beliau, kita dapat mengambil banyak pelajaran
berharga.
Di antara pelajaran-pelajaran berharga dari beliau
adala 10 Model Kerja yang Terinspirasi dari Habibie berikut ini:
1. Membuat Konsep Jangka Panjang dengan Memanfaatkan
Potensi Strategis dan Potensi Sekecil Apapun
Sebagaimana orang cerdas pada umumnya, dalam berkarya
selalu melihat konsep secara jangka panjangnya. Sebab orang cerdas merancang
sesuatu melebihi rancangan orang pada umumnya. Dan itulah yang dilakukan oleh
BJ Habibie.
Jembatan Barelang di Batam yang merupakan karya dari BJ Habibie (sumber: univbatam.ac.id) |
Sebagaimana yang diceritakan oleh Dr. Ir. Wendy Aritenang, M.Sc. tentang proyek
pulau Batam yang dijalankan oleh BJ Habibie. Bahwa ide dasar dari proyek itu
adalah memanfaatkan selat yang berseberangan dengan Singapura. Selat itu adalah
potensi strategis meskipun keberadaannya kecil dari seluruh teritori Indonesia.
Namun ia strategis karena bersisian dengan negara penting seperti Singapura dan
selanjutnya Malaysia. Tentu sebagai perairan yang berbatasan dengan negara
lain, selat itu akan menjadi jalur ekonomi maupun keamanan yang potensial.
Inilah yang dilakukan oleh BJ Habibie, menjalankan konsep jangka panjang dengan
memanfaatkan potensi strategis dan potensi sekecil apapun.
Hilangnya kita dari model kerja seperti ini, membuat
bangsa ini menjadi tak menentu masa depannya. Hal ini pula yang dikeluhkan oleh
Dr. Wendy terkait kondisi demokrasi yang kini semakin dinamis sehingga
berdampak negatif bagi terhambatnya perencanaan jangka panjang pembangunan
bangsa.
“Persoalannya sekarang, proses lima tahunan
demokrasi ini memiliki konsekuensi negatif menjadi kendala dalam merancang
rencana jangka panjang,” simpul Doktor yang pernah menjadi Dirjen
Perkeretaapian lalu menjadi Irjen Departemen Perhubungan hingga menjadi Sekjend
Departemen Perhubungan.
Hal serupa juga diceritakan oleh Dr. Ade Suharsono,
yang pada 2007 ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Pindad. Dr. Ade Suharsono yang
bercerita tentang sosok Habibie dari sisi industri itu menyampaikan hal-ihwal
terkait pembangunan Industri Strategis yang dirintis Habibie sejak 1976. Bahwa
10 industri strategis itu memang difungsikan untuk menata rencana strategis
pembangunan bangsa untuk jangka panjang. Saat itu BJ Habibie mengatakan kepada
Presiden, bahwa untuk mendukung industri strategis ini perlu 10 industri yang
tersinergikan. Maka dibentuklah 10 BUMN Industri Strategis.
Inilah terobosan yang dilakukan oleh BJ Habibie. Yaitu
agar anak bangsa ini dapat menguasai teknologi sehingga bisa mengerjakannya
sendiri. Sayangnya semangat itu kini mulai redup kembali. “Dahulu kita punya
program 200 PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di Indonesia Timur,
sehingga mampu menghasilkan daya 200 MW. Dengan demikian, teknologi dikuasai.
Tapi sekarang balik lagi ke Cina,” kata Dr. Suharsono menyesalkan.
Dr. Suharsono juga menyampaikan bahwa BPPT dahulu
dibangun memang sebagai cleaning house technology. Sehingga semua
proses perkembangan teknologi dalam negeri dapat terpantau melalui BPPT,
sehingga mudah diintegrasikan. Dengan model satu pintu ini, maka semua potensi
strategis dan potensi sekecil apapun dapat dihimpun untuk modal membuat konsep
jangka panjang. Inilah model kerja pertama yang terinspirasi dari Habibie.
2. Menekankan Integritas Bukan Sekadar Formalitas
Model kerja kedua yang terinspirasi dari Habibie
adalah penekanan beliau terhadap Integritas daripada sekadar Formalitas. Bahwa
semua SDM berhak mengembangkan inovasinya, namun harus siap
mempertanggungjawabkannya. Begitu yang beliau tanamkan kepada seluruh
jajarannya. Inovasi yang bertanggungjawab, itulah bahan dasar membangun
integritas. Sehingga bukan hanya formalitas yang berujung pencitraan belaka.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Nur Mahmudi Ismail,
M.Sc. yang pernah menjadi Menteri Kehutanan di era Presiden Abdurrahman Wahid.
Ceritanya ketika tahun 1984 selesai S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) ia
sempat ditawari untuk bergabung dengan Profesor Habibie di Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT). Namun saat itu ia tidak langsung menerima tawaran,
karena terbayang olehnya akan bekerja di lingkungan birokrat yang serba formal
dan tidak bisa bebas.
Ilustrasi dari sumber: bppt.go.id |
Tapi ketika ia keluhkan hal itu kepada Rektor, justru
jawabannya bertolak belakang dengan yang ia bayangkan. “Kalau Anda ingin
bebas, justru tempatnya di pak Habibie,” jawab Rektor singkat.
Wow! Nur Mahmudi pun tercengang, meskipun saat itu
masih belum paham. Hingga Rektor pun menjelaskannya. “Karena itu adalah lembaga
pengkajian atas teknologi yang diperoleh. Maka kamu dituntut merencanakan
sendiri, dan mempertanggungjawabkan sendiri,” begitu ujar Rektor.
Rupanya benar, ketika Nur Mahmudi bergabung dengan
BPPT, tidak didapati seragam dinas dan upacara setiap hari. Hanya ada upacara
bulanan setiap tanggal 17 sebagai ajang inspeksi kerja semua bidang. Sejak
itulah Nur Mahmudi bergabung di jajaran yang langsung dibina oleh Profesor
Habibie. Prinsipnya, silakan bebas berinovasi namun tetap bertanggungjawab.
Sebab yang ingin dicapai adalah integritas SDM bukan sekadar tampilan
formalitas.
3. Konsep Kerja 5 Hari dalam Sepekan
Mungkin belakangan ini kita mendapati hampir di semua
daerah di Indonesia memberlakukan hari kerja selama 5 hari dalam sepekan.
Artinya Sabtu dan Minggu menjadi hari libur. Sesungguhnya model kerja seperti
ini juga terinspirasi dari Habibie. Jadi Nur Mahmudi-lah yang bercerita tentang
hal ini.
Keuntungan 5 hari kerja (sumber: slideplayer.info) |
“Pak Habibie itu yang pertama membawa etos kerja
lima hari atau 40 jam sepekan,” kenangnya. Maka dimulailah budaya kerja
efektif 5 hari di kota-kota besar, yang kini mulai diadopsi hampir semua daerah
di negeri ini.
Dengan model kerja seperti ini, maka kehadiran di
kantor menjadi efektif. Sementara jeda liburnya juga mencukupi. Sebab kerja 6
hari yang pernah berlangsung itu memang dipandang bisa dipadatkan menjadi 5
hari. Inilah model kerja yang terinspirasi dari Habibie.
4. Menekankan Kinerja daripada Absensi
Ada lagi model kerja unik yang terinspirasi dari
Habibie. Seperti yang diceritakan juga oleh Nur Mahmudi, terkait cara Habibie
membangun budaya kerja yang efektif. “Beliau lebih mengutamakan kinerja
daripada absensi,” ujar Nur Mahmudi. “Untuk mengapresiasi kinerja-kinerja itu,
beliau pun mengajukan tunjangan tambahan yang kemudian diatur oleh pemerintah
dengan adanya Tunjangan Selisih Penghasilan atau TSP.”
Ilustrasi dari sumber: badilag.net |
Model kerja seperti ini akan mendorong setiap SDM
mencapai produktivitasnya yang paling maksimal. Sehingga SDM tidak hanya berorientasi
hadir di kantor dan mengisi absensi, namun lebih berorientasi pada hasil
kerjanya. Tidak peduli bagaimana disiplinnya seseorang mengisi absensinya,
namun bila tidak baik kinerjanya akan mendapatkan teguran.
Sebagai stimulusnya, maka ada bonus-bonus yang
diusahakan oleh Habibie terhadap jajarannya yang memiliki kinerja lebih baik.
Inilah yang seharusnya kita contoh, sehingga kita tidak hanya asik duduk di
kantor melainkan terus bergerak meningkatkan performa kinerja masing-masing.
Dalam suasana seperti inilah produktivitas akan dapat mencapai titik
maksimalnya.
5. Membangun Suasana Egaliter
Di antara aspek yang terpenting dari sebuah model
kerja adalah aspek kepemimpinan. Sosok Habibie kiranya layak menjadi teladan
dalam aspek kepemimpinan. Bahwa beliau membangun suasana egaliter dalam model
kerja struktur yang dipimpinnya.
Ini masih kisah dari Nur Mahmudi Ismail yang mengenang
tentang kepemimpinan presiden BJ Habibie. “Saat Reformasi, teman-teman
membentuk partai politik dan saya diminta memimpin Partai Keadilan (PK), lalu
saya menjadi anggota dewan,” kenangnya 18 tahun yang lalu. “Di sinilah
kita melihat sosok negarawan beliau, bahwa beliau mensikapi anak buahnya yang
berbeda dalam pandangan politik dengan sikap yang terbuka.”
Hampir mirip yang diceritakan oleh Dr. Bambang Setiadi
selaku ahli gambut, yang mengenang ketika ia melakukan protes kepada Presiden
Soeharto melalui surat. Hal itu dilakukan karena Dr. Bambang melihat Presiden
Soeharto tidak memahami dalam pengelolaan sumber daya alam gambut. Sehingga
melalui suratnya ia ingin bisa beraudiensi dengan Presiden Soeharto. Ternyata
tidak lama Presiden Soeharto langsung merespon suratnya dan memintanya datang
ke Istana. Seketika Dr. Bambang merasa tidak nyaman, bukan karena tidak siap
bertemu Presiden, namun karena belum membicarakan perihal protesnya kepada pak
Habibie selaku Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di pemerintahan Presiden
Soeharto.
Akhirnya melalui sambungan telepon, Dr. Bambang pun
memberanikan diri menghubungi Profesor BJ. Habibie untuk memohon izin bertemu
Presiden. Jawaban Profesor BJ Habibie itulah yang membuat Dr. Bambang
berkesimpulan bahwa beliau memang seorang teknokrat yang mengayomi. Sama sekali
tidak marah dan merasa dilangkahi. Profesor BJ Habibie bahkan menjawab dengan
lembut mempersilakan. “Silakan bertemu dan sampaikan salam saya,” begitu
jawabannya.
Habibie dengan pemeran Rudy kecil (Sumber: https://twitter.com/RudyHabibie_) |
Bekerja dengan BJ Habibie memang tidak ada sekat. Tim
dibangun dengan semangat egaliter. Dalam memandu tim kerja, arahan Profesor BJ
Habibie sederhana saja; yaitu Fokus, segera Lakukan, tuntaskan sampai Selesai,
dan Laporkan hasilnya. Dalam perspektif Pembangunan Nasional, prinsip
pembangunan BJ Habibie adalah menyeimbangkan antara SDM, Riset, Industri, dan
Stabilitas Ekonomi. Jadi dimulai dengan membangun SDM, lalu menggiatkan Riset,
hingga sinergi dengan Industri dan terwujudnya Stabilitas Ekonomi. Bila empat
elemen itu terwujud, sebuah bangsa akan dapat mencapai kejayaannya. Dan semua
itu hanya bisa berjalan dengan baik bila ada semangat kepemimpinan yang
egaliter. Inilah model kerja yang terinspirasi dari Habibie.
6. Terus Bekerja Sembari Berdoa
Ilustrasi dari sumber: bintang.com |
Model kerja yang keenam ini diambil dari salah satu
nasehat BJ Habibie yang ditangkap oleh Dr. Bambang Setiadi. “Di antara
inspirasi dari pak Hibibie kepada kami bawahannya adalah pesan beliau bahwa
kita harus bekerja sembari terus berdoa. Beliau punya etos kerja yang tinggi,
namun juga memiliki modal spiritual yang tidak kalah besarnya,” kata Doktor
kedua di Indonesia yang mendalami spesialisasi gambut dan telah membangun Pusat
Riset Gambut Tropika di Kalimantan Tengah. Kini ia menjadi salah satu dari 20
doktor bidang gambut di dunia.
Kita bisa membayangkan bagaimana produktifnya kinerja
yang dibangun dengan model kerja seperti ini. Terus bekerja sembari berdoa,
tidak hanya bekerja dan melupakan doa, apalagi hanya berdoa tanpa bekerja. BJ
Habibie telah menanamkan model kerja yang menekankan pada usaha dengan tetap
memohon pertolongan dari yang Maha Kuasa. Model kerja yang terinspirasi dari
Habibie inilah yang hendaknya tertanam di setiap jiwa bangsa Indonesia yang
merupakan masyarakat religius.
7. Menganggap Profesi Tidak Sekadar Pekerjaan namun Sebagai
Sikap
Dr. Bambang Setiadi bercerita tentang kesuksesannya
mendalami gambut yang sesungguhnya juga tidak lepas dari spirit yang ditanamkan
oleh BJ Habibie. Di antara nasehat pak Habibie yang masih ia kenang adalah
tentang tanggungjawab professional. “Ilmuwan itu bukan pekerjaan, tapi
sikap,” begitu pesan Profesor Habibie. Maka segenap anak didik beliau pun
menggeluti keilmuan sebagai sikap hidup, bukan semata pekerjaan bagi mereka.
Inspirasi Habibie inilah yang hendaknya kita tanamkan
dalam model kerja kita hari ini. Bahwa profesi kita itu bukanlah semata-mata
pekerjaan, sehingga orientasinya adalah gaji semata. Namun hendaknya itu
menjadi sikap hidup kita, agar kita menjalaninya dengan sungguh-sungguh dan
sepenuh tanggungjawab. Ada penjiwaan dalam sikap hidup, yang mungkin tidak
selalu ada dalam pekerjaan. Itulah model kerja yang terinspirasi dari Habibie.
Ilustrasi dari sumber: elvips.com |
8. Menyentuh Sumber Daya Setelah Menguasai Ilmunya
Poin ini contohnya dalam hal tanah gambut yang
terdapat di Kalimantan. Sebagai pulau terbesar di Indonesia, maka tanah gambut
di Kalimantan seharusnya menjadi Sumber Daya yang selalu bisa diberdayakan.
Tapi BJ Habibie selalu berpesan kepada jajarannya, agar tidak menyentuh Sumber
Daya apapun bila belum menguasai ilmunya.
Inilah yang akhirnya dijalani oleh Dr. Bambang
Setiadi. Ia melakukan penelitian tentang gambut, meskipun banyak orang
mencibirnya. Sebab ia yakin dengan petuah BJ Habibie, “Jangan sentuh Sumber
Daya Alam apapun, kalau kita belum menguasai ilmu tentang sumber daya alam itu.”
Oleh karenanya, melalui BPPT kemudian Dr. Bambang
memulai riset tentang gambut ini pada tahun 1995 hingga berakhir tahun 2005.
Dan akhirnya hasil-hasil riset beliau bermanfaat bagi pengembangan sumber daya
gambut yang ada di belantara Kalimantan.
Sungguh negeri ini sangat kaya akan Sumber Daya Alam.
Sayangnya kita lemah dalam menguasai hal-ihwal tentang sumber daya itu.
Sehingga bangsa asinglah yang menggarapnya. Jikapun kita yang menggarapnya,
maka rawan gagal karena tidak memiliki ilmunya. Maka BJ Habibie memberikan
nasehat seperti itu. Model kerja yang didahului dengan penguasaan ilmu seperti
ini sesungguhnya yang akan membantu keberhasilan.
Bila kita hari ini sering gagal dalam menggarap sumber
daya negeri ini, maka ada baiknya kita mengikuti model kerja yang terinspirasi
dari Habibie tersebut. InsyaAllah dengan bekal ilmu kita dapat mengolah apapun
menjadi lebih bermanfaat dan membawah berkah.
9. Menjalin Relasi dengan Dunia Internasional
Model kerja yang satu ini mungkin seringkali
dilupakan. Yaitu menjalin relasi dengan dunia internasional. Dan inilah yang
telah dilakukan oleh BJ Habibie, yang kemudian mendatangkan banyak manfaat.
Bahwa hal itu selalu perlu dilakukan, sebagai bagian
dari model kerja kita. Sehingga bangsa ini bisa tampil di pentas dunia. Semua
falsafah kinerja BJ Habibie inilah yang diterapkan oleh Dr. Bambang hingga
sukses memimpin 130 negara dalam forum riset, juga sukses menjadi tuan rumah
untuk 16 event internasional.
Menjalin relasi dengan dunia internasional adalah
bagian dari model kerja yang terinspirasi dari Habibie. Sudahkah kita
melakukannya?
BJ Habibie bersama Helmut Kohl asal Jerman (Sumber: dandc.eu) |
10. Sederhanakan Model Masalah untuk Mendapatkan
Solusinya
Terakhir adalah model kerja solutif. Apa yang
dilakukan oleh Habibie? Pesan Dr. Bambang Setiadi mengutip yang sering
disampaikan oleh BJ Habibie, “Kuncinya dari pak Habibie itu sederhana, yaitu
sederhanakan model masalahnya. Maka akan ketemu solusinya.”
Model kerja yang terinspirasi dari Habibie inilah yang
akhirnya mengantarkan sosok Dr. Bambang Setiadi sukses memimpin Badan Statistik
Negara mencapai prestasi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari audit Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 4 periode berturut-turut.
Habibie The Serries persembahan Penerbit Tiga Serangkai |
10 Model Kerja yang Terinspirasi dari Habibie itu telah menjadi
pembicaraan hangat di acara Bedah Buku Habibie The Serries dan Diskusi Publik
Menggali Inspirasi dari 80 tahun Habibie pada tanggal 7 Agustus 2016 di Museum
Bank Mandiri yang menghadirkan anak-anak intelektual
Habibie seperti Dr. Ir. Wendy Aritenang, M.Sc. (Staff Ahli Kementerian
Perhubungan), Dr. Ir. Bambang Setiadi (Ketua Dewan Riset Nasional), dan Dr. Ir.
Nur Mahmudi Ismail, M.Sc. (Mantan Walikota Depok). Acara
ini sebagai salah satu rangkaian acara Pameran Foto #Habibie80 dan Gebyar Aneka Lomba yang diselenggarakan berbagai komunitas yang tergabung dalam Friends Of Mandiri Museum. Pameran ini dibuka untuk umum mulai 24
Juli 2016 hingga 21 Agustus 2016 di Museum Bank Mandiri, Kota Tua - Jakarta Barat.
Adapun pelaksana acara Bedah Buku Habibie The Serries dan Diskusi Publik Menggali Inspirasi dari 80 Tahun Habibie adalah Forum Lingkar Pena (FLP) yang tergabung dalam
Friends Of Mandiri Museum. Bekerjasama dengan The Habibie Center, Penerbit Tiga
Serangkai, Museum Bank Mandiri, Bank Mandiri dan Lembaga Kursus Bahasa Asing
Euro Management.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar