Senin, 22 Agustus 2016

ANTARA MASJID ISTIQLAL DAN GERBANG ‘SYAHADAT’ DI LAMPUNG


Jum’at, 19 Agustus 2016 – Tim Touring JPRMI berkeliling Lampung di hari kedua perjalanan ‘Jelajah Masjid Sumatera’. Problem mendasar di hari kedua ini adalah baterai handphone yang semakin krisis. Tentu perjalanan tidak bisa dilanjutkan bila handphone tidak aktif. Karena perjalanan ini dalam rangka menandai lokasi masjid-masjid di Sumatera untuk aplikasi android AyokeMasjid, maka hajat terhadap handphone menjadi kebutuhan pokok.


Sebenarnya sejak perjalanan malam hari saat berangkat melalui jalanan BSD (Tangerang) yang berlubang dan bergelombang, Tim Touring telah merasakan masalah pada lighter charger di motor, yang bila tergoncang sedikit membuatnya tidak merekat ke sambungan handphone. Sehingga berkali-kali handphone tidak terisi dayanya. Tapi karena berangkatnya sudah larut malam, maka Tim pun melanjutkan saja perjalanan. Sesampainya di Lampung, Tim juga langsung disambut hujan lebat. Sehingga belum sempat memperbaiki ataupun mengganti lighter charger tersebut.

Barulah di hari kedua kondisi semakin terasa darurat. Maka Tim Touring JPRMI pun memfokuskan diri mencari solusi atas permasalahan lighter charger. Berkutatlah dari bengkel assesoris motor ke bengkel lainnya di Lampung Tengah, namun tidak jua mendapatkan gantinya. Bahkan semakin banyak yang menginformasikan bahwa lighter charger masih jarang di Lampung.

Akan tetapi, meski tak mendapatkan lighter charger, Tim Touring JPRMI justru mendapati masjid bernama Istiqlal. Menarik! Namanya mirip dengan nama masjid terbesar di Asia Tenggara yang ada di Jakarta. Dan ternyata, Masjid Istiqlal di Lampung Tengah ini memang bukan sembarang masjid. Meskipun bukan Masjid Agung daerah, namun bangunannya paling besar daripada masjid-masjid lainnya yang ada di Lampung Tengah.

Masjid yang terletak di desa Bandar Jaya ini awalnya berkubah kecil dari seng yang sudah karatan. Namun belakangan direnovasi menjadi tampak sangat megah dengan kubah besar berwarna hijau dipadu garis-garis putih silang-menyilang. Kabarnya, kubah megah itu memang memiliki konstruksi yang tidak sederhana, sebab ada empat lapisan yang membentuknya. Lapisan pertama dengan pipa air galvanized setebal 1,6 mm sebagai rangka dan tiang penyangga. Lapisan kedua berupa galvalum kedap air dengan tebal 0,4 mm sebagai lapisan rangka pipa tersebut. Lapisan ketiga kembali dengan rangka pipa hollow galvanized (pipa kotak) setebal 1,6 mm. Lapisan keempat merupakan penutup ornamen luar yang berwarna dengan menggunakan plat galvalum setebal 0,5 mm.

Pada awal bulan Agustus 2016 ini, Bupati Lampung Tengah Dr. Ir. Mustafa justru menyatakan bahwa masjid yang kini memiliki kubah berdiameter 27 meter itu akan dijadikan ikon bagi kabupaten Lampung Tengah. Untuk rencana itu, Bupati akan mencanangkan pada tahun 2017 proses pemugarannya dengan desain laiknya Maroko Lampung Tengah.

Tim Touring JPRMI sendiri tidak berlama-lama di Masjid Istiqlal, karena target mendapatkan pengganti lighter charger belum juga didapatkan. Maka perburuan ke setiap kios assesoris motor kembali dilakukan. Karena hari itu adalah hari Jum’at, akhirnya Tim Touring pun menghentikan pencarian dan berhenti sejenak di masjid Nurul Iman untuk menunaikan shalat Jum’at.

Alhamdulillah rehat shalat cukup mampu melepaskan segala lelah di sekujur persendian. Setelah selesai shalat Jum’at dan jamaah telah bubar, Tim Touring JPRMI kembali memeriksa lighter charger. Dicoba membongkarnya, ternyata tidak bisa. Akhirnya dengan segala kepasrahan dan tawakkal kepada Allah, Tim Touring JPRMI pun lanjut ke arah Kotabumi, ibukota kabupaten Lampung Utara.

Di batas kabupaten inilah, Tim Touring JPRMI disambut sebuah gerbang yang baru direnovasi setahun lalu. Pada bagian atas gerbang itu, terukir khot Arab bertuliskan kalimat syahadat, yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah. Allah Maha Besar, tempat bersandar dan meminta. Maka kegundahan akan tiadanya lighter charger bagi handphone Tim segera pupus dengan penegasan kalimat Tauhid itu.

Sore hari kedua itu, Allah azza wa jalla kembali menghadirkan kebesarannya dengan suguhan angin kencang dan hujan deras, sesaat setelah Tim Touring JPRMI melalui desa Karang Agung. Syukurnya, tidak jauh dari posisi Tim Touring JPRMI saat itu terdapat Masjid al Ikhlas, Tanjung Ratu. Ke masjid itulah Tim pun menepi dan meneduh dari cuaca yang mendadak berubah. Maha Besar Allah atas segala ciptaan-Nya.


__________
Tim Humas JPRMI, 22 Agustus 2016


Tidak ada komentar: