Senin, 27 Juni 2016

MODAL AKHLAK DALAM DAKWAH (1)


Berapa banyak yang memeluk Islam karena akhlak Rasulullah shalallahu alaihi wasallam? Bahkan Mush'ab bin Umair radhiyallahu 'anhu pun sukses berdakwah di Yatsrib karena akhlak baiknya melayani dua majikannya yang merupakan tokoh dari suku Aus dan suku Khazraj. Kesabaran dan ketekunan dalam melayani itulah yang akhirnya memikat tokoh-tokoh dari dua suku itu untuk memeluk Islam lalu mengajak serta kaumnya.


Begitulah akhlak, tertampil alami, maka mudah menyatu dengan sunah alam. Sebab memang begitulah hakikat akhlak, yang menurut simpulan Dr. Sa'd al Qahthani adalah gambaran batin seseorang yang tampil secara spontan tanpa melalui pikiran.

Sementara Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq dalam Muqaddimah fii al Akhlaq telah mengurai dua macam akhlak: pertama yang merupakan Tabiat asal dan kedua yang merupakan Tabiat hasil latihan kebiasaan. Bila yang pertama merupakan bawaan turun-temurun, adapun yang kedua itu merupakan hasil dari proses pemikiran yang kemudian melekat sehingga menjadi kebiasaan. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berakhlak baik, sebab terlalu banyak kesempatan yang kita miliki untuk mulai secara rutin menata pemikiran kita dan membina kebiasaan yang baik.

Nah, jika akhlak itu berada dalam diri seseorang, maka agar diketahui oleh orang lain perlu ditampakkan dalam perbuatan yang nyata yaitu perilaku. Ini seperti pohon yang dapat kita ketahui baik atau buruknya dari buahnya, begitu permisalan dari Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq. Perilaku itu sendiri adalah perbuatan yang didasarkan pada kemauan. Karenanya, membina akhlak memang mutlak diperlukan kemauan. Tanpa kemauan, maka akhlak kita hanyalah tabiat asal yang turun-temurun tanpa pernah terbenahi.

Akhlak yang baik sesungguhnya merupakan ibadah yang paling agung dan kewajiban yang paling utama; sebab ianya adalah visi dakwah Rasulullah. Maka para Da'i memang dituntut untuk menampilkan akhlak baiknya kepada orang lain di segala bidang.

Kiranya pesan Ibnul Qayyim dalam Madaarijus Saalikin layak kita camkan baik-baik sebagai bekalan membina akhlak ini. “Akhlak yang baik dibangun di atas empat hal,” begitu pesannya. Yaitu Sabar, Penjagaan diri, Berani dan Adil. Dan munculnya semua akhlak yang baik adalah dari empat sifat ini.

Empat hal ini yang hendaknya selalu kita jaga. Pastikan diri tetap dalam aura kesabaran, pastikan diri tetap dalam komitmen penjagaan diri, pastikan diri tetap tampil berani, serta pastikan diri tetap dalam sikap yang adil. Bila sedikit saja kita kehilangan aura kesabaran, sedikit saja kehilangan komitmen penjagaan diri, sedikit saja kehilangan pernampilan berani, serta sedikit saja kehilangan sikap adil; maka sedikit demi sedikit kita mulai kehilangan akhlak baik. Memburuklah akhlak kita secara bertahap.

Padahal di antara nasehat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu dahulu kala hendak berangkat dakwah adalah terkait empat hal berikut yang salah satunya adalah perkara akhlak. “Terdapat empat hal yang jika ada dalam dirimu maka kamu tidak akan kehilangan dunia,” sabda Rasulullah. “Menjaga amanah, Jujur dalam perkataan, Berakhlak baik, dan Tidak tamak dalam masalah makanan.” Hal ini kemudian diulang-ulang oleh Ahmad Syauqi dengan syairnya, “Kekekalan suatu bangsa itu tergantung pada akhlaknya. Apabila akhlak mereka hilang, maka lenyaplah mereka.

Tentu seorang Muslim nan Da’i lebih berhak terhadap dunia ini sebagaimana amanahnya sebagai khilafah di muka bumi. Maka akhlak adalah prasyarat merengkuhnya, pun merengkuh hati-hati yang ada di altar dunia ini untuk turut dalam bimbingan hidayah bersamanya.

Oleh karenanya, sering-seringlah berdoa untuk menjadi bagian yang dipimpin Rasulullah sebagaimana sabdanya. “Aku adalah pemimpin di sebuah rumah di dalam surga nanti (yang diperuntukkan) bagi orang yang meninggalkan perdebatan, walaupun orang tersebut berada di pihak yang benar,” begitu sabdanya sebagaimana dalam riwayat Abu Dawud.

Lalu lanjut beliau, “Aku pemimpin di dalam rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, walaupun hanya untuk bermain-main.

Dan terakhir kata beliau, “Aku pemimpin di sebuah rumah di surga yang tertinggi bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.

Semoga kita bisa meninggalkan perdebatan meski di pihak yang benar, dapat meninggalkan dusta walaupun untuk bercanda, serta berkenan memiliki akhlak yang baik. Sungguh tiada modal terbaik dalam dakwah kecuali modal akhlak.



Muhammad Irfan Abdul Aziz
22 Ramadhan 1437 H

Twitter: @Daybakh
BBM PIN: 56C730A3
Channel Telegram: @MadrasahRamadhan


Tidak ada komentar: