Senin, 20 Juni 2016

MATANGNYA KEPRIBADIAN DA'I DI SETIAP TINDAKAN (1)


Kedewasaan seorang Da'i ditandai dengan matangnya dalam menilai dan mensikapi sesuatu hal. Sebaliknya di setiap ketergesaan, mengindikasikan tiada matangnya kepribadian Da'i. Namun bukan berarti kelambatan dan keterlambatan dapat termaklumi begitu saja, sebab ini justru dapat mengindikasikan sifat malas dan meremehkan sesuatu. Matang itu adalah bertemu semua unsur racikan tepat pada waktunya. Tidak tergesa-gesa, dan tidak berlambat-lambat.


Allah subhanahu wata'ala menegur Nabi-Nya yang gegabah mendahului malaikat dalam membaca firman-Nya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir mengenai ayat ke 16 sampai 19 pada surat al Qiyaamah yang artinya: "Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasainya). Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu) pandai membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu. Kemudian, atas tanggungan Kami-lah penjelasannya."

Ayat lain yang cukup familiar dalam benak-benak kita adalah surat al Hujurat ayat 6. "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik yang membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."

Tabayyun merupakan proses pematangan persoalan. Ulama mengatakan, itu adalah memperhatikan sembari berpikir. Terus demikian, hingga persoalannya tampak oleh mereka dengan jelas dan tiada lagi kesamaran.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu pernah bercerita, ada seseorang yang membawa harta di medan jihad lalu bertemu dengan kaum muslimin. Seseorang itupun menyapa, "Assalamualaikum." Namun kaum muslimin yang berpapasan dengannya itu tetap membunuhnya dan merampas harta yang dibawanya. Inilah yang kata Ibnu Abbas, sebab Allah subhanahu wata'ala menurunkan firman-Nya dalam an Nisa ayat 94.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu, 'Kamu bukanlah seorang Mukmin' (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah terdapat harta yang sangat banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya ke atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Pada era media kini, kematangan pribadi kita dihadapkan dengan beragam ujian. Pertama adalah persoalan berita, pribadi kita menjadi tidak matang bila seketika membenarkannya dan meresponnya. Kedua adalah persoalan sosok maupun figur, pribadi kita menjadi tidak matang bila terburu-buru dalam melontarkan pujian atau celaan tanpa menyelami segala ragam latar.

Perspektif kematangan pribadi ini sesungguhnya juga berguna bagi seorang Da'i dalam menghadapi celaan maupun tikaman pihak lain. Sebab dengan mengetahui ketidakmatangan berupa sikap gegabah akan selalu berakibat penyesalan, maka hendaknya seorang Da'i bersikap tenang menghadapi segala celaan dan tikaman yang lahir dari sikap pribadi gegabah itu. Yakinlah, pada akhirnya para pencela dan penikam dari musuh-musuh dakwah itulah yang akan menyesal.

Semoga kita selalu terkondisikan untuk memikirkan secara matang segala perkataan yang hendak dilontarkan, segala tindakan yang hendak dilakukan, serta segala kebijakan yang hendak diterapkan. Sehingga Allah subhanahu wata'ala berkenan menjadikan kita semua sebagai Da'i dengan kepribadian yang matang. Allahumma Aamiin.



Muhammad Irfan Abdul Aziz
15 Ramadhan 1437 H

Twitter: @Daybakh
BBM PIN: 56C730A3
Channel Telegram: @MadrasahRamadhan


Tidak ada komentar: