Minggu, 19 Juni 2016

KEARIFAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN DAKWAH (6)


Tantangan kearifan kita adalah kemarahan. Oleh karenanya, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun telah memberikan arahan spesifik untuk pengendalian potensi kemarahan ini. Meminta perlindungan kepada Allah, itu yang pertama. Sebab kemarahan dipicu oleh syaitan.


Selain itu arahannya dengan berwudlu, guna memadamkan bara api syaitani. Bisa diikuti dengan mengubah sikap merendahkan diri. Pun diimbangi dengan merenungi dampak kemarahan dan keutamaan menahan kemarahan.

Jadi; berlindung kepada Allah, berwudlu, merendahkan diri, dan merenungi dampaknya.

Pernah suatu kali Rasulullah menasehati dua orang yang saling mencela. "Sesungguhnya aku mengetahui perkataan yang apabila seseorang menyebutnya maka niscaya pertikaian yang terjadi akan hilang, dan kata-kata tersebut adalah 'Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.'"

Dalam kesempatan lain, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda, "Sesungguhnya sifat marah itu adalah dari setan, dan setan itu diciptakan dari api, dan bahwasannya api dapat dipadamkan dengan air. Apabila seseorang di antara kalian marah, maka hendaklah ia berwudlu."

Adapun tentang mengubah posisi merendahkan diri, arahannya sebagai berikut: "Apabila salah seorang di antara kalian marah dan pada waktu itu ia sedang berdiri, maka hendaklah dia duduk. Sekiranya tidak juga hilang, maka hendaklah dia berbaring." Begitu sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Sementara Mu'adz radhiyallahu 'anhu telah meriwayatkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, "Siapa yang dapat menahan gejolak amarahnya, sedang dia sebenarnya mampu melampiaskan kemarahannya itu, maka Allah akan memanggilnya di atas sekalian makhluk pada hari kiamat sampai Allah memberikan pilihan beberapa bidadari sesuai dengan kehendaknya." Demikianlah balasan bagi yang mampu menahan marah meskipun dia mampu melampiaskannya.

Ada baiknya kita merenungi dua ungkapan berikut. Ungkapan pertama dinyatakan oleh ulama, dan ungkapan kedua dinyatakan oleh penyair.

Ulama mengatakan, "Barangsiapa kemarahannya muncul, maka kecerdasan pikirannya akan berkurang." Sementara penyair mengatakan, "Menahan diri untuk memaki orang yang tercela merupakan suatu kehormatan, dan akan lebih bahaya baginya jika dia membalas makian orang tercela tersebut."

Semoga kita bisa mengelola kemarahan kita, agar tercapai kearifan kita dalam menghadapi tantangan-tantangan dakwah. Alangkah indahnya Da'i yang penuh kearifan; yang hanya marah karena Allah azza wa jalla dengan tetap terekspresikan dalam kearifan hayati. Dengan izin Allah, Aamiin.



Muhammad Irfan Abdul Aziz
14 Ramadhan 1437 H

Twitter: @Daybakh
BBM PIN: 56C730A3
Channel Telegram: @MadrasahRamadhan


Tidak ada komentar: