Selasa, 06 September 2016

SETELAH DUA PEKAN PERJALANAN, TIM TOURING JPRMI MEMILIH BERMALAM DI KOTA BINJAI


Kalau subuh kedengaran tabuh
semua sepi sunyi sekali
bulan seorang tertawa terang
bintang mutiara bermain cahaya

Terjaga aku tersentak duduk
terdengar irama panggilan jaya
naik gembira meremang roma
terlihat panji terkibar di muka

Seketika teralpa;
masuk bisik hembusan setan
meredakan darah debur gemuruh
menjatuhkan kelopak mata terbuka

Terbaring badanku tiada berkuasa
tertutup mataku berat semata
terbuka layar gelanggang angan
terulik hatiku di dalam kelam

Tetapi hatiku, hatiku kecil
tiada terlayang di awang dendang
menanggis ia bersuara seni
ibakan panji tiada terdiri


Sajak Shubuh milik Amir Hamzah itu kembali terngiang, ketika Touring JPRMI menggenapkan pekan kedua 'Jelajah Masjid Sumatera' di Kota Binjai. Ya, Amir Hamzah, Pahlawan Nasional yang juga merupakan sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru itu adalah putra Binjai.

Memasuki kota Binjai, terasa sekali aroma buah-buahannya. Kota ini memang identik dengan produk beragam buah persilangan. Bahkan sebutan khasnya adalah Kota Rambutan.

Tugu Perjuangan 1945 tampak gagah menyambut di pintu gerbangnya. Mengaurakan kembali semangat kepahlawanan dari sekelompok pemuda Muslim yang tergabung dalam organisasi Muhammadiyah di kota ini, di awal-awal kemerdekaan tahun 1945. Saat itu, para pemuda muslim yang merupakan pengurus dan anggota Muhammadiyah di kota ini dengan sigap mengibarkan bendera Merah Putih tepat hari Jum'at tanggal 1 Syawal 1365 H atau tanggal 6 September 1945 M, yang diikuti oleh masyarakat setempat. Pengibaran itu dilaksanakan setelah menerima kabar telegram terkait kemerdekaan Republik Indonesia dari ibukota Jakarta.

Binjai sesungguhnya adalah kota tua, yang telah ramai menjadi bandar perdagangan lada kolonial Belanda di tahun 1822. Berdasar cerita turun-temurun, awal mula pemukiman kota ini dibangun di sekitar pohon binjai yang berada di pesisir pantai, karena itulah disebut Kota Binjai. Secara administrasi Republik Indonesia pun kota ini juga termasuk kota tua yang ditetapkan melalui Undang-Undang Darurat 1956 berkenaan pembentukan daerah otonom kota kecil. Lengkaplah ia menjadi kota tua, kota kenangan.

Kota Binjai adalah kota ke-47 yang dikunjungi oleh Tim Touring JPRMI di pulau Sumatera. Setelah Touring JPRMI melalui perjalanan sepanjang 3313 KM. Sampai saat ini, sudah 1105 masjid yang dihimpun dari touring ini. Selain itu ada 183 SPBU dan 48 kantor polisi yang juga digabungkan dalam aplikasi android AyokeMasjid.

Di kota sejuk ini, Tim Touring JPRMI sempat menginap 2 malam. Memang selayaknya menyempatkan untuk bermalam, sebagaimana arti Binjai dalam bahasa Karo; bermalam di sini. Semoga Anda juga berkesempatan berkunjung ke kota ini, suatu saat nanti.


__________
Tim Humas JPRMI, 6 September 2016

Tidak ada komentar: