Jumat, 19 Februari 2016

[Milad 19 FLP] MENGENAL ADIL HUSEIN


- I -
Kepribadian

Adil Husein adalah saudara kandungnya Ahmad Husein, pemimpin nasional Mesir yang juga pendiri Misr al Fata (Mesir Muda). Salah satu teman seperjuangannya adalah Thariq Bisyri, pemikir dan ahli hukum terkenal. Sosoknya senang berkenalan dengan semua orang yang punya ide independen, punya hati yang hidup, dan mau kontribusi bagi pemikiran Islam.


- II -
Jalan Hidup

Ia sebelumnya adalah seorang Marxis yang setia dan gigih membela prinsipnya. Ia pernah merasakan penjara bersama rekan-rekannya pada masa Gamal Abdul Nashr, karena membela komunis. Ia membela komunis karena memandangnya sebagai pembela kaum tertindas; buruh, petani, dan lainnya. Tapi setelah belajar Islam, ia tahu pembelaan yang sebenarnya bagi kaum tertindas hanya ada dalam Islam.

- III -
Pemikiran

Ia akhirnya juga tahu, bahwa Uni Soviet tak lain hanya imperialisme lain yang mungkin lebih buruk dari Amerika dan kawan-kawannya. Iapun mulai khawatir, bahwa penjajahan timur bisa lebih bahaya dari penjajahan barat. Insafnya membuat marah orang-orang Marxis, karena dia paham kekurangan marxis dan mampu bantah logikanya.

- IV -
Kecakapan

Dengan keunikannya, ia sadar akan risalah dan sikapnya, musuh-musuh agama dan negaranya, serta selalu jaga keselamatannya. Perjuangannya satukan akal yang bebas, hati yang hidup, kehendak yang jujur, akhlak yang lurus, serta kesabaran tanggung konsekuensi. Ia hadapi Zionis dan agennya, Salibis dan anteknya, Atheis dan penganjurnya, Sekuler dan pendukungnya, Koruptor dan pembelanya, serta Munafiq dan penjaganya. Dia tak gentar dan tak lemah, meski yang memusuhinya para pejabat tinggi berkoneksi kuat dan berpendukung banyak.

- V -
Kiprah

Ia berjuang menggunakan koran asy Sya'b. Saat ia jadi Pimpinan Redaksi koran asy Sya'b, pernah bertarung dengan Zaki Badr -Menteri Dalam Negeri Mesir- dan kalahkan hingga dicopot. Pernah pula taklukkan novel kontroversi "Walimah A'syaab al Bahr" terbitan Kementerian Budaya Mesir yang guncang Mesir dan al Azhar. Saat itu Pimpinan Redaksi asy Sya'b adalah Majdi Husein yang bersamanya gerakkan rakyat agar lawan novel itu. Adil Husein yang Sekjend Partai Sosialis dan keponakannya Majdi Husein yang Pimpinan Redaksi koran asy Sya'b pun ditangkap. Partainya dibekukan dan korannya dibredel, Adil Husein yang tak berpunya didenda 20 ribu pound Mesir. Anehnya, Kementerian Budaya Mesir justru berbalik membelanya dan menyerang penulis-penulis kiri dan sekuler yang semula dipuji-puji. Ia dengan penanya telah bela kebenaran, rakyat, kebebasan, Islam, serta lawan kekuatan musuh. Sebelum wafatnya, ia sempat ikut Muktamar al Quds Internasional di Beirut (2001). Ia wafat di Rumah Sakit Musthofa Kamil, Iskandaria - Mesir. Penanya telah ajarkan Sastra Santun yang semestinya.



#Milad19FLP "Sastra Santun di Era Digital"

Tidak ada komentar: