Kamis, 28 April 2016

BAGAIMANA KONSEKUENSI DARI KONSEPSI TAUHID KITA?


Pembeda antara Muslim dengan lainnya adalah pada konsepsi Tauhid. Bertolak dari konsepsi ini pula hendaknya kita menata ulang cara pandang kehidupan kita. Maka menjadi muslim adalah menjadi pribadi baru yang kembali pada nilai fitrah asalnya.

Lalu, bagaimanakah pribadi yang berkonsepsi Tauhid? Sebelum kita mengulasnya, terlebih dahulu kita urai nilai-nilai yang lahir dari konsepsi tauhid tersebut.

Rabu, 13 April 2016

[Pelajaran VII] SATU-SATUNYA YANG MENYERU JIHAD


Perlawanan Asaduddin terhadap tentara mereka adalah penyebab kita dihukum seperti ini. Tidak heran hal ini terjadi,” kata Najmuddin Ayyub di hadapan dua jajaran pimpinannya.Yang mengherankan adalah mengapa baru sekarang mereka mengusir kita.”

Selasa, 12 April 2016

BAGAIMANA SEORANG MUSLIM MENYELAMI ILMU PENGETAHUAN DAN SENI BUDAYA?

sumber: malay.cri.cn

Tidak benar bila kita menganggap syariat Islam hanya persoalan hukum. Sebab jika kita membahas syariat Islam, sesungguhnya ia adalah ketetapan Allah terkait segala hal dalam mengatur kelangsungan hidup manusia. Sederhananya syariat Islam mencakup empat hal berikut; Keyakinan, Hukum, Akhlak, dan Ilmu Pengetahuan.

Kamis, 07 April 2016

[Pelajaran VI] BEBERAPA TAHUN LALU…


Akan tetapi, ke mana?” Begitu tanya Asaduddin Syirkuh kepada kakaknya Najmuddin Ayyub. Sang kakak telah memutuskan untuk menetapi apa yang diminta oleh Bahrus (salah seorang Gubernur Kesultanan Saljuk), bahwa keluarga Ayyub harus keluar dari benteng Tikrit. Dan Najmuddin pula yang telah mengintruksikan kepada seluruh keluarga dan warganya untuk keluar dari benteng yang telah mereka diami bermasa lamanya itu sebelum matahari terbit esok harinya.

(Kajian Hadits) BEGINILAH ISLAM MENUNJUKKAN TANDA KEBAIKAN DAN TANDA KEBURUKAN


عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: "الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ."
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: "اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ! الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ."

Dari Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang mengganjal dalam jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia.”

Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: Engkau datang untuk menanyakan kebaikan? Aku menjawab: Ya. Beliau bersabda: “Mintalah fatwa dari hatimu! Kebaikan adalah perkara yang membuat jiwamu tenang dan hatimu tenteram, dan dosa adalah perkara yang terasa mengganjal dalam jiwa dan terasa meragukan dalam dada, meskipun orang-orang telah memberi fatwa kepadamu.”

Senin, 04 April 2016

SIAPAKAH MASYARAKAT BERPERADABAN?

sumber: akarsejarah.wordpress.com

Bila dikatakan bahwa masyarakat Islam adalah masyarakat yang berperadaban, sementara masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang tidak berperadaban; apakah benar? Mari kita cermati beberapa indikasi dari masyarakat Islam dan masyarakat jahiliyah berikut.