Sungguh kemenangan adalah dari Allah semata. Berapapun
kontribusi kita, tetaplah yang akan memenangkan adalah Allah.
Begitulah kemenangan, merupakan pemberian-Nya semata. Allah akan
memberinya kepada kita, bahkan telah memberinya kepada kita.
Sebagian sudah berbentuk kemenangan, berapapun wujud dan
ukurannya. Sebagian lagi berbentuk tanda-tanda kemenangan. Akan tetapi, baik
kemenangan maupun tanda-tandanya sesungguhnya adalah kemenangan jua.
Namun ketika Allah menegaskan perkara kemenangan ini di
permulaan surat Al Fath, sesungguhnya siratan yang diinginkan adalah tentang
perjuangan. Sebab impian ujung perjuangan adalah kemenangan.
Jadi surat tentang kemenangan ini sesungguhnya berbicara tentang
perjuangan, meski pembukaannya adalah statemen kemenangan.
Bahwa perjuangan itu bukan sekadar untuk kemenangan, namun jua
untuk pengampunan.
Sehingga, selain obsesi kemenangan, hendaknya ada pula obsesi
pengampunan di setiap langkah perjuangan kita. Kita memang punya cita untuk
menang, tapi kita juga punya cita untuk diampuni.
Dan untuk dua cita berharga itulah kita berjuang. Semoga Allah
tetapkan kemenangan bagi kita, dan Allah beri pengampunan pada kita.
Menariknya, ketika disampaikan akan mendapat pengampunan,
permisalannya langsung Rasul-Nya sebagai objek firman ini dengan kata ganti
(kamu), padahal sesungguhnya Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam telah
ma'shum.
Tapi begitulah cara Allah mengemas impian indah agar betul-betul
tertanam dalam sanubari hamba-Nya. Mendapat ampunan itu impian indah, namun
begitu permisalannya adalah Rasulullah yang tanpa ampunan telah ma'shum, maka
pesannya ini semakin istimewa. Rasulullah yang 'tidak perlu' juga diberi,
apalagi kita yang sangat memerlukan ampunan-Nya.
Maka dalam kondisi apapun, kita hendaknya terus mengkondisikan
diri dalam zona dan ritme perjuangan. Semoga dengan demikian, (pertama) kita
mendapat ampunan dari Allah untuk yang telah kita lampaui maupun yang akan kita
lalui.
Lalu (kedua) digenapkan nikmat-Nya dalam hidup kita. Dan
(ketiga) ditunjukkan jalan yang lurus. Sebab seiring perjalanan hidup, ada saja
penyusutan rasa atas nikmat bila tidak terus digenapi. Begitupun seiring
perjalanan hidup, ada saja kegamangan arah bila tidak ada rambu-rambu di setiap
jarak tertentu.
Hingga (keempat) adalah mendapat pertolongan Allah. Bukan
sekadar pertolongan, namun pertolongan yang banyak sebanyak perjuangan kita.
Begitulah empat hal yang bisa kita dapatkan dengan berjuang.
Bukan sekadar kemenangan. Bahkan tanpa berjuang pun bisa saja dimenangkan,
sebab itu kuasa-Nya.
Namun kita perlu pengampunan-Nya, perlu penggenapan nikmat
secara berkala, perlu arahan secara terus-menerus, dan perlu pertolongan-Nya
sebanyak mungkin. Semuanya sesuai nilai perjuangan kita.
Ya Allah ampunilah kami, dengan perjuangan kami. Ya Allah
genapilah nikmat kami, dengan perjuangan kami. Ya Allah tunjukilah kami, dengan
perjuangan kami. Ya Allah tolonglah kami, dengan perjuangan kami. Aamiin.
Jakarta, 5 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar