Rasulullah artinya utusan Allah.
Diutus untuk apa?
Menyampaikan kabar dari Allah.
Karena itu disebut pula Nabi. Kabar apa yang disampaikan?
Kabar gembira dan kabar
peringatan. Baik tentang hal yang lampau, maupun yang akan datang. Tentang
umat-umat silam yang diselamatkan dan yang dihancurkan. Juga tentang manusia
kelak yang akan dimuliakan dan yang akan dihinakan. Lalu, baik kabar yang
lampau maupun yang kelak akan hadir terkait suatu kegembiraan maupun peringatan
itu punya konsekuensinya saat ini.
Saat kabar-kabar itu disampaikan.
Saat kabar-kabar itu disimak. Saat kabar-kabar itu dibaca lagi. Saat
kabar-kabar itu direnungi kembali.
Apa konsekuensinya saat ini?
Memburu kegembiraan dan menghindari hal yang diperingatkan dengan perjuangan
menumbuhkan kebaikan.
Begitulah tugas Rasulullah,
diutus untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Maka yang mewarisi para
Rasul tentunya juga mewarisi kerja-kerja menyampaikan kabar gembira dan
peringatan.
Namun inti dari semua itu
sesungguhnya menjadi saksi. Saksi bagi lingkungan sekitar. Saksi bagi bertumbuhnya
kebaikan seiring disampaikannya kabar gembira. Saksi bagi berkurangnya
keburukan seiring disampaikannya kabar peringatan.
Batas amannya agar kebaikan bisa
tumbuh dan keburukan bisa punah adalah Iman, Amal, Dzikir. Karena itu di ayat 9
Surat Al Fath disebutkan, "Agar kamu semua beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya dan bertasbih kepada-Nya
pagi dan petang."
Sebab bila ada Iman, Amal dan
Dzikir, maka kebaikan akan bisa tumbuh di atasnya. Dan, keburukan bisa dipendam
di bawahnya. Iman, Amal dan Dzikir itu dapat terwujud dalam diri bila kita
punya harapan akan kegembiraan dan tak ingin terjerembab pada hal-hal yang
telah diperingatkan.
Begitu kita beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya, maka kita menyerahkan diri pada segala arahan kebaikan-kebaikan
dari-Nya. Begitu kita menguatkan agama-Nya, maka kita akan mendapat buah
kebaikan dari ajaran-ajaran-Nya. Begitu kita rutin berzikir mengagungkan-Nya dan
mensucikan-Nya, maka hanya akan ada nuansa kebaikan dalam hidup kita. Tak ada
yang dapat mengalahkan ketetapan-Nya dan tak ada cela dalam ketetapan-Nya.
Inilah kata kunci perjuangan,
berkebaikan dan kemenangan. Ya Allah, ingatkan selalu dalam sanubari kami akan
semua kabar gembira dan peringatan yang telah disampaikan oleh Rasul-Mu. Agar
dengan impian akan kegembiraan dan kekhawatiran akan peringatan itu membuat
kami semua beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, beramal mengokohkan agama-Mu, serta
berzikir mengagungkan dan mensucikan asma-Mu.
Jakarta, 8 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar