Senin, 22 Februari 2021

Milad ke-24 FLP: 2 Misi Kaderisasi dan 4 Misi Organisasi

Milad FLP

Hari ini genap 24 tahun FLP, mungkin masing-masing kita punya nostalgia di setiap satuan usia organisasi tempat kita berhimpun ini, namun terpenting lagi esok kita tetap bersama di rumah ini dengan segenap kesadaran diri. Kenapa kita di FLP? Apa yang diinginkan FLP? Bagaimana bila kita menjadi pengurus FLP? Apa kewajiban kita sebagai anggota FLP? Apa pula haknya?

Kesadaran-kesadaran semacam itulah yang akan memberikan makna pada hari-hari kita di FLP. Makna yang menambah bobot cinta kita pada FLP, pada sesama anggotanya, pada setiap tugas di dalamnya.

Saya ingin mengajak setiap diri di FLP untuk menyegarkan ingatannya akan hal-hal yang sesungguhnya ingin dilakukan FLP. Ya, FLP ingin melakukan apa? Atau dalam istilah AD/ART-nya disebut Misi. Bahwa Anggaran Dasar kita telah menekadkan Misi Organisasi, dan Anggaran Rumah Tangga kita telah menekadkan Misi Kaderisasi. Bahwa FLP sebagai organisasi mau melakukan apa? Tengoklah Anggaran Dasar Pasal 4 nomor 2! Dan FLP dengan agenda kaderisasinya mau melakukan apa? Tengoklah Anggaran Rumah Tangga Pasal 11 nomor 2!

 

2 Misi Kaderisasi

Kita mulai dari Misi Kaderisasi. Karena inilah agenda utama kita di FLP, sehari-hari, hingga kini berusia 24 tahun. Baik kaderisasi secara formal maupun personal, kaderisasi yang digulirkan secara resmi maupun dilakukan secara pribadi. Setiap kita punya hak dibina sekaligus berkewajiban membina dalam kerangka kaderisasi FLP. Sebab kaderisasi FLP menjunjung azas Kebersamaan, Kontinuitas, dan Kompetensi.

Nah, sesungguhnya FLP dengan kaderisasinya mau melakukan apa?

Pertama, menyiapkan kader yang senantiasa berusaha memperbaiki diri dan karyanya sebagai wujud pertanggungjawaban moril terhadap masyarakat. Inilah misi pertama kaderisasi FLP, jadi dalam agenda kaderisasi yang kita jalani hendaknya menjadikan diri kita senantiasa berusaha memperbaiki diri dan karya. Ya, menjadi insan yang terus menjadi baik. Dan konsen perbaikannya yang utama adalah diri, lalu karya. Sebab bila dirinya baik, maka akan mudah melahirkan karya yang baik. Dan FLP melalui agenda kaderisasinya menginginkan para anggotanya menjadi baik secara pribadinya hingga baik karyanya. Inilah langkah FLP mempertanggungjawabkan anggotanya di tengah lingkungan masyarakatnya.

Kedua, menyiapkan kader yang mampu mengembangkan bakat kepenulisan secara produktif. Selain perbaikan diri dan karya, agenda kaderisasi FLP menghendaki agar anggota mampu mengembangkan bakat hingga menjadi produktif. Bakat ini tentu berbeda-beda pada setiap diri anggota. Ada yang berbakat di cerpen, ada yang di novel, ada yang di puisi, ada yang di artikel, dan sebagainya. Ada juga yang mungkin memiliki beberapa bakat. Namun yang terpenting, kaderisasi yang dijalankan oleh FLP akhirnya dapat menyadarkan setiap anggota akan bakatnya, lalu mendorongnya produktif pada bakatnya tersebut.

Kenapa dua hal itu yang hendak dilakukan dalam kaderisasi FLP? Karena Kaderisasi FLP ingin mewujudkan anggotanya sebagai penulis yang mampu berprestasi dan mencerahkan umat, sebagaimana dinyatakan pada visi kaderisasinya. Bagaimana akan berprestasi bila tidak produktif? Bagaimana akan mencerahkan umat bila tidak baik diri dan karyanya?

Kiranya ini perlu disegarkan dalam benak-benak kita, utamanya para penjaga program kaderisasi di Cabang ataupun Wilayah yang langsung bersentuhan dengan anggota.

 

4 Misi Organisasi

Setelah kita ingat 2 misi kaderisasi sebagai program utama FLP, kini kita segarkan ingatan tentang misi organisasi sebagai sesuatu yang ingin dilakukan oleh FLP sejak kelahirannya hingga kini berusia 24 tahun. Setelah FLP melakukan dua hal tadi dalam agenda kaderisasinya, kini para anggota yang telah dikader itu hendaknya menguatkan FLP sebagai sebuah organisasi melakukan 4 hal yang tertera sebagai misinya.

Pertama, meningkatkan mutu dan produktivitas karya anggota sebagai sumbangsih berarti bagi masyarakat. Saya menyebut misi pertama ini sebagai misi terkait produk karya anggota FLP. Bahwa FLP sebagai sebuah organisasi ingin melakukan peningkatan mutu dan produktivitas karya anggota, dan itu dalam rangka sumbangsih FLP bagi masyarakat. Peningkatan mutu dan produktivitas itu sendiri untuk memastikan bahwa sumbangsih tersebut memang menjadi berarti bagi masyarakat. Di sinilah para pengurus FLP di cabang maupun wilayah manapun mesti mendekatkan karya anggota dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Lalu membangun mekanisme kontrol mutu dan produktivitas karyanya.

Kedua, membangun jaringan penulis yang menghasilkan karya-karya berkualitas dan mencerdaskan. Saya menyebut misi kedua ini sebagai misi terkait organisasi FLP. Bila misi pertama tadi fokus pada karya anggotanya, maka misi kedua ini terkait FLP sebagai sebuah organisasi ingin membangun jaringan penulis yang menghasilkan karya berkualitas dan mencerdaskan. Oleh karenanya, semaksimal mungkin para penulis maupun yang ingin menjadi penulis di sekitar tempat FLP berada menjadi bagian dari FLP. Terutama mereka yang karya-karyanya mencerdaskan. Bilapun tidak menjadi bagian FLP, maka setidaknya terjalin komunikasi yang erat. FLP Wilayah dan Cabang harus mulai berkomunikasi dengan penulis di sekitarnya yang memiliki karya-karya berkualitas dan mencerdaskan.

Ketiga, meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat. Saya menyebut misi ketiga ini sebagai misi terkait masyarakat di sekitar FLP. Sudahkah masyarakat di sekitar FLP berada kian meningkat budaya membaca dan menulisnya? Bila belum, ingat-ingatlah misi ini!

Keempat, memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi penulis. Saya menyebut misi keempat ini sebagai misi terkait penulis, utamanya anggota FLP. Sebagai organisasi penulis, tentu FLP ingin melakukan sesuatu bagi penulis. Baik penulis yang tergabung dalam FLP, maupun para penulis di luar FLP. Utamanya para penulis senior yang hendak kita warisi perjuangannya di dunia literasi. Dan tentunya, untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi penulis, kita perlu memulai dengan data para penulis di sekitar kita. Sudahkah kita mengenal para penulis di sekitar kita? Sudahkah kita memiliki kontaknya, mengetahui tempat tinggalnya? Sudahkah kita bersilaturrahim dengan mereka?

Mari kita pastikan kehadiran FLP di setiap daerah untuk menjalankan keempat fungsi tersebut. Itulah yang akan menambah makna bertambahnya usia FLP. Hingga bila tuntas amanah kehidupan kita di dunia, kita pun tak menyisakan utang sejarah pada FLP.

Yaa Allah, jadikan keberadaan kami di FLP menjadi salah satu alasan kami dimasukkan ke surga-Mu. Berkahilah usia FLP, berkahilah kehidupan kami bersama FLP.

 

Senin, 22 Februari 2021

 

Irfan Azizi

Koordinator Divisi Jaringan Wilayah BPP FLP

 

Tidak ada komentar: