Rabu, 12 Mei 2021

Khutbah Idulfitri 1442 H : Merayakan Keimanan Kita dengan Memuliakan Warisan Anbiya’


 

 Khutbah Idulfitri 1442 H

Merayakan Keimanan Kita dengan Memuliakan Warisan Anbiya’

(Muhammad Irfan Abdul Aziz, Pengurus Pusat Himpunan Dai Muda Indonesia)

 

اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر، لَا إلهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أكْبَر، اللهُ أكْبَر وَلله الحَمْدُ.

الحَمْدُ للهِ مُعِزِّ الإسْلامِ بِنَصْرِهِ، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِهِ، وَمُصَرِّفُ الأُمُوْرِ بِأَمْرِهِ، وَمُدِيْمُ النِّعَمِ بِشُكْرِهِ، وَمُسْتَدْرِجُ الكَافِرِيْنَ بِمَكْرِهِ، الَّذِيْ قَدَّرَ الأَيَّامُ دَوْلاً بِعَدْلِهِ، وَجَعَلَ العَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنِ بِفَضْلِهِ، وَأَظْهَرَ دِيْنُهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ.
القَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ فَلَا يُمَانَعُ، والظَّاهِرُ عَلَى خَلِيْفَتِهِ فَلَا يُنَازَعُ، والآمِرُ بِمَا يَشَاءُ فَلَا يُرَاجَعُ، وَالحَاكِمُ بِمَا يُرِيْدُ فَلَا يُدَافَعُ.

أشْهَدُ أنْ لَّا إلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الأحَدُ الصَّمَد، الَّذِيْ لَمْ يَلِد، وَلَمْ يُوْلَد، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَد.
أشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أَوَّلَ الخَلْقِ، وَ حَبِيْبُ الحَقِّ، سَيِّدِ المُرَبِّيْن، وَإِمَامُ المجُاَهِدِيْن، وَالمبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْن.
اللَّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّم وَبَارِك عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، أُمَنَاءُ دَعْوَتِهِ، وَقَادَةُ أَلْوِيَتِهِ، وَارْضَ عَنَّا وَعَنْهُمْ يَا رَبَّ العَالَمِيْن.

اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
وقَالَ اللهُ تَعَالَى أيضا: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.

 

Jama’ah Umat Islam yang dimuliakan Allah. Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakan Islam dengan pertolongan-Nya, dan menghinakan kesyirikan dengan kuasa-Nya. Dia yang mengendalikan segala urusan dengan perintah-Nya, melanggengkan nikmat dengan kesyukuran kepada-Nya, mengikat orang-orang kafir dengan makar-Nya, yang kuasa mempergulirkan hari-hari dengan keadilan-Nya. Serta menjadikan akhir segalanya bagi orang-orang bertakwa dengan keutamaan-Nya dan memunculkan agama-Nya atas agama seluruhnya.

Shalawat dan salam selalu kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Mereka yang telah mengimani dakwahnya, menjadi pelopor kesetiaan kepadanya. Ridhoilah kami dan mereka, wahai Rabb alam semesta.

Dalam kesempatan khutbah Idulfitri ini, kami mengajak kepada saudara muslim semuanya, marilah kita bertakwa kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya, seperti yang disampaikan dalam Al Qur’an: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berislam.” Dan hari ini kita telah berlebaran dari sebulan berpuasa, yang Allah mensyariatkannya sebagai sarana meningkatkan ketakwaan. Sebagaimana firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian terus bertakwa.”

 

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd

Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Puasa kita, sejatinya telah melatih diri menjadi insan yang bertakwa. Lalu, apa itu Takwa? Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ketika mengomentari ayat 102 dari surat Ali Imran, yaitu firman-Nya “Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati kecuali kalian dalam keadaan Muslim”, maka ia berkata bahwa Takwa adalah:

أَنْ يُطَاعَ فَلَا يَعْصِيْ وَيُذَكِّرُ فَلَا يَنْسَى وَأَنْ يَشْكُرُ فَلَا يَكْفُرُ، وَشُكْرُهُ يَدْخُلُ فِيْهِ جَمِيْعِ فِعْلُ الطَّاعَاتِ وَمَعْنَى ذِكْرُهُ فَلَا يَنْسَي ذِكْرُ الْعَبْدُ بِقَلْبِهِ لِأَوَامِرِ الله فِيْ حَرَكَاتِهِ وَسَكَنَاتِهِ وَكَلِمَاتِهِ فِيْ مِثْلِهَا وَلِنَوَاهِيْهِ فِيْ ذَلِكَ كُلِّهِ فَيَجْتَنِبُهَا.

“Ia selalu taat kepada Allah dan tidak bermaksiat, ia selalu mengingat Allah dan tidak pernah lupa, serta ia selalu bersyukur dan tidak kufur nikmat. Dan yang disebut kesyukuran adalah semua bentuk ketaatan, dan maksud mengingat Allah serta tidak melupakan-Nya adalah kesadaran seorang hamba dengan hatinya pada semua perintah Allah dalam geraknya, diamnya, dan ucapannya, serta kesadaran pada semua larangan-larangan-Nya yang harus dijauhinya.”

Maka, saudaraku semua. Di antara perintah Allah adalah mengingat selalu Masjidil Aqsha dan tidak melupakannya. Bahwa ingatan ini menjadi penting, sepenting Allah memperjalankan Rasulullah ke langit hingga sidratul muntaha melalui Masjid Al Aqsha, tidak langsung dari Masjidil Haram. Maka bila hari ini kita memuliakan Masjidil Haram dan kota Makkah, semestinya pula kita terus memperjuangkan kemuliaan Masjid Al Aqsha dan kota Al Quds. Karena keduanya saling tertaut. Dan semoga, dengan cara kita memuliakan keduanya, maka Allah pun akan memuliakan kita baik di dunia maupun di akhirat.

Begitu pula di antara perintah Rasulullah adalah mengusahakan untuk berkunjung kepadanya. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, “Janganlah kalian mengkhususkan melakukan perjalanan jauh kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidku (yaitu masjid Nabawi) dan masjid Al Aqsha.” Dan tentu, tidak ada kunjungan kecuali tempat itu tetap lestari terawat, maka tugas kitalah menjaganya tetap ada hingga kita dapat bersama mengunjunginya. InsyaAllah.

 

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd

Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Bila sebelum memasuki Ramadhan kita melalui momentum peringatan Isra’ Mi’raj, maka saat itu kita diingatkan akan perintah Shalat dan Masjid Al Aqsha yang diberkahi sekitarnya. Lalu ketika kita memasuki Ramadhan, kita diingatkan akan perintah puasa dan turunnya al Qur’an. Bila sholat adalah ibadah yang tak bisa kita tinggalkan dan harus dikerjakan dalam kondisi apapun meski dengan isyarat, maka puasa adalah ibadah yang langsung untuk Allah dan Allah akan langsung membalasnya. Bila Masjid Al Aqsha diberkahi sekitarnya (سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ, Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya – Al Isra’ ayat 1), maka al Qur’an juga membawa keberkahan bagi para keluarganya yang menyibukkan diri dengan tilawah, menghafal dan mempelajarinya (كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ, Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan – Shaad ayat 29).

Maka kini mestinya kita sadar, di saat kondisi hidup akhir zaman semakin pelik, hendaknya kita semakin dekat dengan al Qur’an dan Masjid Al Aqsha agar hidup kita semakin berkah. Jangan pernah tak peduli dengan al Qur’an, jangan pernah tak peduli dengan kondisi Masjid Al Aqsha. InsyaAllah kita akan mendapatkan keberkahan hidup sebagaimana dijanjikan-Nya.

 

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd

Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Ramadhan ini, kita kembali diingatkan dengan tanah suci yang hari ini dinistakan oleh kaum serakah zionis Yahudi. Palestina yang tanahnya dirampas, penduduknya diusir, orang-orang lemahnya dibantai, dan peninggalan-peninggalan bersejarahnya dirusak. Itulah tanah tempat berdirinya Masjid Al Aqsha, kiblat pertama umat Islam, bangunan kedua setelah Ka’bah, dan tempat ketiga yang dimuliakan setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Itulah tanah yang pada Ramadhan kemarin kembali dinistakan oleh Zionis Yahudi. Itulah titik persoalan umat di manapun berada. Semua peperangan militer dan pergulatan sosial, muaranya adalah tanah suci Palestina. Perang Dunia pertama berujung pada penyerahan tanah Palestina oleh Inggris kepada Zionis melalui tanda tangan janji Balfour tahun 1917. Perang Dunia kedua berujung pada pendirian negara penjajah Israel di atas tanah Palestina tahun 1948. Dan hari ini, semua polemik kehidupan umat memiliki muara persoalannya di tanah Al Quds dan Masjid Al Aqsha. Karena itulah pada tahun 2017 lalu, Presiden sebuah negara yang mendaulat dirinya Adidaya, merasa perlu untuk semena-mena menyatakan akan pemindahan kedutaan besar-nya dari Tel Aviv ke Al Quds atau Jerussalem, agar Al Quds yang kita kenal sebagai ibukota Palestina beralih menjadi ibukota penjajah Israel. Sepenting itukah Al Quds bagi negara Adidaya? Dan sebulan yang baru kita lewati ini, aksi-aksi penistaan oleh zionis Yahudi kembali menjamah kesucian Masjid Al Aqsha, di bulan Ramadhan yang suci.

Dimulai dari pengusiran warga Palestina di pemukiman Sheikh Jarrah, Jerussalem Timur atau Al Quds Timur. Hingga aksi-aksi kekerasan tentara zionis di Masjid Al Aqsha. Saksikanlah wahai Ummat Muhammad! Pada 5 Ramadhan, Gaza diserang di waktu sahur. Pada 10 Ramadhan pintu Al Amud yang menjadi salah satu akses menuju Masjid Al Aqsha dihalangi dengan pembatas besi hingga menimbulkan bentrokan umat Islam yang akan menunaikan ibadah Ramadhan di Masjid Al Aqsha dengan para tentara nista yang menghalangi, sekitar 100 orang terluka. Lalu di sepuluh malam terakhir Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan dan menjadi waktu bagi umat Islam meningkatkan ibadahnya, para pemuka agama Yahudi melakukan mobilisas warga ke Masjid Al Aqsha melalui pintu Al Magharibah dan tentara Zionis menutup pintu Silsilah. Tidak cukup itu, mereka mengepung jamaah muslimah di mushalla Qubbatus Sakhra, melempari pelataran Masjid Qibli yang ada di sisi selatan Masjid Al Aqsha dengan bom-bom kejut, hingga menyerang jama’ah i’tikaf, dan parahnya mereka juga melarang tim medis serta klinik di dalam areal Masjid Al Aqsha untuk merawat jamaah yang terluka. Kebanyakan dari mereka terluka di kepalanya. Mampukah kita merasakan kepedihan itu, wahai saudara sekalian? Di saat kita dapat tidur dengan tenang di masjid yang sejuk beralas sajadah lembut.

 

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd

Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Aksi-aksi nista penjajah Israel di bulan Ramadhan kemarin sesungguhnya adalah turunan dari rencana mereka untuk memobilisasi para pemukim Yahudi pada tanggal 10 Mei 2021 yang bertepatan dengan 28 Ramadhan untuk memasuki Masjid Al Aqsha. Mobilisasi itu dalam rangka memperingati Hari Al Quds buatan mereka. Apa itu Hari Al Quds yang mereka maksud? Yaitu hari kemenangan mereka dalam Perang 6 Hari, perang penjajah Israel dengan negara-negara Arab, yang berujung perampasan sebagian tanah Al Quds Timur pada tahun 1967 setelah sebelumnya mereka telah merampas tanah Al Quds Barat pada tahun 1948. Apakah itu bukan penjajahan? Apakah itu masih bisa disebut sekadar pembagian wilayah? Bahkan bilapun pembagian wilayah, sesungguhnya hadirnya mereka di tanah Palestina adalah penjajah yang tak punya hak atas tanah Palestina.

Rencana mereka merayakan hari Al Quds pada 10 Mei itulah yang tidak diterima oleh kaum Muslimin. Bahwa itu hanyalah alibi untuk bisa memasuki Masjid Al Aqsha dalam jumlah besar, lalu menguasainya. Maka umat Islam pun memenuhi hari-hari Ramadhan-nya di Masjid Al Aqsha, sebagaimana seruan dari Dr. Ikrimah Shabri selaku Imam Masjid Al Aqsha. Namun rupanya pintu-pintu ke masjid Al Aqsha ditutup oleh penjajah zionis, hingga menimbulkan bentrok dan korban. Tapi umat Islam tidak akan pernah tinggal diam membiarkan Masjid Al Aqsha dinistakan. Maka kita menyaksikan, pada malam 27 Ramadhan kemarin, sebanyak 90 ribu muslimin dan muslimat beri’tikaf di Masjid Al Aqsha. Saksikan wahai saudaraku! Dan di manakah kita? Di manakah doa-doa kita pada malam itu? Adakah kita turut mendoakan saudara muslim di sana yang mewakili umat Islam se-dunia untuk menjaga Masjid Al Aqsha?

Kegigihan umat Islam itu akhirnya bisa menggagalkan rencana para pemuka agama Yahudi untuk mengerahkan massa pada tanggal 10 Mei ke Masjid Al Aqsha. Sebab pada tanggal 10 Mei yang bertepatan tanggal 28 Ramadhan, mereka menyangka Masjid Al Aqsha akan sepi seusai umat Islam beri’tikaf di malam 27 Ramadhan, namun rupanya umat tak membiarkan Masjid Al Aqsha kosong sendirian. Peringatan Hari Al Quds itu gagal. Namun penistaan yang dilakukan oleh penjajah Israel terus berlanjut, hingga di akhir Ramadhan. Sampailah kabar kepada kita, pada 29 Ramadhan tentara penjajah Israel menyerbu kota Gaza dengan 80 pesawat dan 30 kali serangan, meruntuhkan apartemen tertinggi di Gaza dan melukai warga sipil termasuk anak-anak. Lihatlah rangkaian peristiwa itu seutuhnya, wahai saudaraku. Tentara penjajah Israel sering mengatakan bahwa mereka menyerang sebagai pembelaan atas serangan dari Palestina. Namun sesungguhnya bila kita seksamai rangkaiannya, justru saat bangsa Palestina membela dirinya, tentara Zionis Israel kembali membalas dengan lebih tidak berperikemanusiaan.

 

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd

Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Sungguh, kemuliaan yang akan kita dapatkan karena kita memuliakan Masjid Al Aqsha dengan memperjuangkannya dan menjaganya dari segala penistaan Zionis Yahudi. Sebab, Masjid Al Aqsha adalah warisan umat Islam. Maka setiap kita wajib menjaga warisan itu. Begitulah amanah sejarahnya.

Itulah nasib tanah para Nabi. Ada 18 dari 25 Nabi dan Rasul yang kita imani, telah lahir atau pernah tinggal di sana. Maka hari ini bila kita ingin mendapatkan keberkahan, di antaranya dengan selalu berada di lingkaran Masjid Al Aqsha. Menjadi bagian dari orang-orang yang terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan Masjid Al Aqsha. Karena itulah yang dinyatakan Allah subhanahu wata’ala di awal surat Al Isra’, “...Masjid Al Aqsha yang Kami berkahi sekitarnya.” Sekitarnya, bisa bermakna sekitar daerahnya maupun sekitar urusannya.

Bagi para pemegang kekuasaan, tentu bisa memberikan bantuan dengan lobbi-lobbi kekuasaan. Bagi masyarakat umum, tentu bisa mengulurkan bantuan-bantuan sosial, juga doa dan penyadaran akan tanggungjawab kita terhadap Al Aqsha.

 

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Marilah kita rayakan ketakwaan dan keimanan hasil dari madrasah Ramadhan pada 1 Syawal ini dengan memuliakan warisan Anbiya’, warisan para Nabi. Bahwa Idul Fitri adalah Hari Raya umat Islam, dan kita mengisinya dengan perayaan iman kita sebagai anugerah terbesar yang kita miliki. Maka marilah kita rayakan iman kita dengan menjaga kemuliaan Masjid Al Aqsha. Sebagai bukti kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah dan rasul-Nya, hasil ketakwaan kita. Maka di Hari Raya ini, kita boleh berbahagia, tapi jangan lupakan penderitaan saudara Muslim di sana. Kita boleh merayakan, tapi jangan biarkan kemuliaan umat dirampas oleh tangan-tangan penista.

Marilah kita tutup dengan sama-sama berdoa kepada Allah di pagi hari Raya ini. Astaghfirullahal adzim…. Astaghfirullahal adzim…. Astaghfirullahal adzim…

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم اللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإسْلاَم وَلَكَ الْحَمْدُ بالإيْمَان وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآن وَلَكَ الْحَمْدُ بِالرَّسُوْل مُحَمّدٍ صلى الله عليه وسلم وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأخُوَّةِ

Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu dengan Islam, kami memuji-Mu dengan iman yang telah Engkau berikan, dengan al Qur’an yang telah Engkau anugerahkan, dengan Rasul Muhammad shalallahu alaihi wasallam yang telah Engkau utus, dan dengan nikmat ukhuwah yang kami punya.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارك عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْأنْبِيَاءِ، قُدْوَتِنَا فيِ الشُّكْرِ عَلَى النّعْمَاءِ والصَّبْرِ عَلَى الْبَلَاءِ، فيِ الثَّبَاتِ عِنْدَ الْأذى وَفِي التَّقَرُّبِ إلَيْكَ والَإلْتِجاء

Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam dan keberkahan bagi Nabi Muhammad penghulu para Nabi, yang menjadi teladan kita dalam kesyukuran atas nikmat dan kesabaran atas musibah, teladan dalam keteguhan saat menghadapi rintangan serta teladan dalam kedekatan berserah diri kepada-Mu

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, serta mukminin dan mukminat, yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, maka kabulkanlah doa-doa kami.

ربَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ربَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ربَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طاقَة لَنَا بِهِ وَاعْف عَنَّا وَاْغفِرْ لَنَا وَ ارحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْم الْكَافِرِينَ

Duhai Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami atas lupa dan salah kami. Duhai Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang telah Engkau pikulkan kepada para pendahulu kami. Duhai Rabb kami, janganlah bebani kami dengan beban yang kami tak kuasa memikulnya, maka maafkanlah kami dan ampunilah kami, serta kasihanilah kami. Sesungguhnya Engkau yang kuasa menolong kami atas orang-orang kafir.

ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْم يَقُوُم الْحِسَاب

Duhai Rabb kami, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, juga orang-orang yang beriman, kelak pada hari perhitungan.

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ تَوْبَتَنَا، وَاغسِلْ حَوْبَتَنَا، وَأَجِبْ دَعْوَتَنَا، وَثَبِّتْ حُجتَنَا، وَاهْدِ قُلُوْبَنَا، وَسَدِّدْ أَلْسِنَتَنَا، وَاسْلُلْ سَخَائِمَ صُدُوْرنَا

Ya Allah, terimalah taubat kami, bersihkanlah dosa kami, kabulkanlah doa kami, kuatkanlah alasan kami, tunjukilah hati kami, luruskanlah lisan kami, dan lenyapkanlah keburukan hati kami.

اللهمَّ اجْعَلْنَا لَكَ ذاكِرِيْنَ .. لَكَ شاكِرِيْنَ .. لَكَ أَوَّابِيْنَ .. لَكَ مُخْبِتِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mengingat-Mu, termasuk orang-orang yang bersyukur kepada-Mu, termasuk orang-orang yang kembali kepada-Mu, termasuk orang-orang yang tunduk kepada-Mu

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُوْفِيْنَ بِعَهْدِهِمْ اذا عَاهَدُوْا، الصَّابِرِيْنَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ، اِجْعَلْنَا مِنَ اَّلذِيْنَ صَدَقُوْا وَالَّذِيْنَ هُمْ مُتَّقُوْنَ

اللَّهُمَّ أَعِزَّالإِسْلَامَ وَ المسْلِمِيْن، وَ أذِلَّ الشِّرْكَ وَ المشْرِكِيْن وَ دَمِّرْ أعْدآءَ الدِّيْن، يا رب العالمين

Ya Allah, muliakanlah agama Islam dan kaum Muslimin, serta hinakanlah kemusyrikan dan kaum Musyrikin, serta hancurkanlah musuh-musuh agama-Mu, wahai Rabb semesta alam

اللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنُكَ وَ كِتَابُكَ وَ سُنَّةً نَبِيِّكَ وَ عِبَادُكَ الموَحِّدِيْن

Ya Allah, tolonglah agama-Mu dan Kitab-Mu dan Sunnah Nabi-Mu dan hamba-hamba-Mu yang bertauhid

اللَّهُمَّ أعِدِ المسْجِدِ الأقْصَى إِلَى رِحَابِ المسْلِمِيْن، وَاحْفَظْهُ مِنْ مُؤَامَرَاتِ المحْتَلِّيْن، وَارْزُقْنَا فِيْهِ صَلاةً قَبْلَ الممَات

Ya Allah, kembalikanlah Masjid Al Aqsha ke pangkuan umat Islam, dan jagalah dari serangan para penjajah, serta berilah kami rezeki untuk dapat shalat di dalamnya sebelum kami mati

اللَّهُمَّ طَهِّرُهُ مِنَ اليَهُوْد الغَاصِبِيْن، اللَّهُمَّ مَزِّقْهُمْ كُلَّ مُمَزَّق، اللَّهُمَّ فَرِّقْ بَيْنَهُمْ وَ بَيْنَ مَنْ شَايَعُهُمْ

Ya Allah, sucikan Masjid Al Aqsha dari penistaan Yahudi yang merampasnya. Ya Allah, cerai-beraikanlah mereka. Ya Allah, pisahkanlah mereka dengan sekutunya.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالِ المسْلِمِيْن فِيْ فِلِسْطِيْن وَ فِيْ كُلِّ مَكَان، يَا ذَا الجَلَالِ وَ الإِكْرَام

Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam di Palestina dan di setiap tempat. Wahai Dzat yang Maha Agung dan Maha Mulia.

ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإْخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإْيمَانِ وَلَا تَجعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا ربَّنَا إنَّكَ رءُوف رحِيمٌ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.

 

Tidak ada komentar: