Tiga belas tanya jawab ini merupakan
pertanyaan dan jawaban saya dalam diskusi Chai Khana bersama rekan-rekan di Pakistan
pada tanggal 27 April 2018. Saya salinkan di sini agar bisa bermanfaat bagi
yang lainnya.
Selamat menikmati! Dan silakan bila
ada hal-hal lain yang ingin didiskusikan, bisa menuliskan di kolom komentar.
Pertama: Ada apa dengan Turki Utsmani sampai
terjadi janji Balfour?
Janji Balfour
ini kan munculnya di penghujung Perang Dunia I, yang dimulai 1914. Saat itu
Turki Utsmani masuk di Blok Sentral bersama Jerman. Lalu kalah oleh Blok Sekutu
yang dikomandoi oleh Inggris dan Prancis.
Jadi Turki
Utsmani sendiri kondisinya di ujung keruntuhan. Yang wilayah-wilayahnya
dibagi-bagi, terutama oleh Inggris dan Prancis.
Sejak semula
memang Perang Dunia I dikondisikan untuk melemahkan pengaruh kawasan Ottoman.
Sebab, sejak lobi Yahudi ke Ottoman yang dilakukan tahun 1840, Ottoman tetap
bersikukuh tidak akan memberikan tanah Palestina.
Kedua: Bagaimana kondisi dunia Islam saat
itu sampai migrasi besar-besaran terjadi, padahal sedang terjadi
kebangkitan-kebangkitan pemuda Islam di berbagai belahan dunia sekitar tahun 20-an
sampai 40-an?
Secara kehidupan
sosial, memang ada tren kebangkitan pemuda-pemuda Islam. Bahkan di tanah
Palestina sendiri juga akhirnya merasakan kebangkitan itu dengan hadirnya
Izzuddin al Qassam yang meminta para tokoh setempat untuk melakukan perlawanan
atas imigran Yahudi yang datang dan bertindak semena-mena.
Tapi di tataran
kebijakan politiknya kan melemah. Ottoman diruntuhkan. Negara-negara yang
muncul kemudian di sekitar wilayah Palestina seperti Mesir juga punya
kepemimpinan yang lemah di hadapan lobi internasional.
Jadi, tidak
cukup dengan kebangkitan sosial, namun juga perlu kebangkitan politik umat.
Karena dari situlah kebijakan-kebijakan dilahirkan. Penataan geografi dan
demografi, itukan tidak cukup dengan keinginan sosial, namun perlu kebijakan
pemerintahan.
Maka, kalau kita
ingat Perang Arab-Israel tahun 1967, kekalahannya kan bukan karena tidak adanya
perlawanan masyarakat. Namun karena negara-negara Arab memutuskan menarik
seluruh pasukannya dari tanah Palestina dalam waktu semalam. Hingga tentara
Zionis bisa menguasai Masjid Al Aqsha.
Ketiga: Apakah benar di Kitab Suci Yahudi
ada Firman yang menegaskan bahwa Palestina adalah Tanah Suci Yahudi?
Memang syiar
'hak Yahudi' ini dijadikan kampanye Zionis, untuk mendapatkan simpati
orang-orang Yahudi. Tapi kan tidak semua Yahudi adalah Zionis, begitu yang
dinyatakan oleh demontrans Yahudi di awal tahun 2000-an. Mereka menyatakan
demikian, karena mereka juga termasuk yang terusik dengan kedatangan imigran
Yahudi dari Eropa Timur. Sebab sebelum datangnya para imigran, di sana hidup
berdampingan antara Yahudi-Nashrani-Muslim.
Lagi pula,
Yahudi saat ini mengikuti kitab Taurat atau kitab Talmud? Bukankah saat ini
mereka cenderung ke kitab Talmud? Kitab buatan Rabi mereka di abad ke-16.
Bukanlah kitab asli dari Allah.
Dan, bila kita
masih percaya dengan rukun iman ke-3 yang di antaranya adalah meyakini kebenaran
dan keterjagaan al Qur’an hingga hari ini, maka tidakkah kita baca kisah dalam
al Qur’an yang menceritakan begitu pengecutnya Yahudi saat menolak ajakan Nabi
Musa alaihissalam untuk memasuki tanah Palestina? Lalu, saat ini mereka dengan
sok-sok-an mengklaim bahwa itu adalah tanah yang dijanjikan kepada mereka.
Keempat: Kenapa harus Palestina? Bukankah
tanah luas di permukaan bumi, kenapa tidak memilih negara lain saja?
Dahulu ketika Ottoman
dilobi untuk memberikan wilayah Palestina, kan usulannya ke Afrika saja. Tapi mereka
tetap bersikukuh memilih wilayah Palestina. Karena wilayah Palestina memang
strategis, berada di antara barat dan timur. Di tepi laut tengah. Nilai
strategisnya inilah yang menjadi incaran mereka. Selain juga keyakinan akan
titik pergulatan akhir zaman.
Kelima: Atas segala yang telah terjadi, ke
manakah negara-negara Islam saat itu? Saudi beserta aliansinya?
Maksudnya yang
tahun 1948? Ada dan menguasai sebagian besar wilayah. Namun tiba-tiba mundur.
Keenam: Kenapa kita harus ikut membela
Palestina, bukankah permasalahan di negara kita sendiri juga banyak?
Tidak ada yang
mengharuskan. Tidak ikut juga gak apa-apa. Kalaupun ikut, bukankah juga tetap
bisa memperhatikan masalah di negara kita?
Tapi kalau
sebagai sebuah bangsa, memang ini konsekuensi sejarah. Bahwa dari sekian negara
di Asia Pasifik yang dahulu diperjuangkan oleh Soekarno untuk dapat merdeka,
tersisa Palestina yang hari ini belum merdeka. Padahal mufti Palestina yang
mendorong Mesir untuk menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan
Indonesia. Jadi kalau secara kemanusiaan ini semacam balas budi. Kita hendaknya
menjadi negara yang pertama mengakui kedaulatan Palestina, sebagaimana dahulu
mereka yang paling pertama mengakui kemerdekaan kita.
Kalau sebagai
sebuah umat, karena di sana ada Masjid Al Aqsha yang diberkahi di sekitarnya.
InsyaAllah kepedulian kita terhadap masjid al Aqsha akan mendatangkan
keberkahan bagi negeri kita. Di antara kepedulian terhadap Masjid Al Aqsha
tentu dengan peduli terhadap Palestina yang di atasnya terdapat Masjid Al
Aqsha, kiblat pertama dan 1 dari 3 masjid yang kita dibolehkan bersusah payah
mengunjunginya. Sebab bila wilayah Palestina dikuasai Zionis, tidak ada jaminan
Masjid Al Aqsha tetap berdiri sampai sekarang.
Ketujuh: Kira-kira bagaimana sikap dan
tanggungjawab Inggris sekarang terhadap isu ini? Mengingat jika ana baca media
massa sesekali ada ketidak-sepahaman Inggris dan Israel saat ini terhadap apa
yang Israel lakukan dengan Palestina.
Tahun lalu sih
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengadakan perayaan 100 tahun Janji
Balfour, untuk mengekspresikan kebanggaan peran negaranya mendirikan “negara
Israel” di Palestina. Tapi memang demo-demo penolakan Janji Balfour banyak
muncul di UK.
Kedelapan: Apa solusi kita sebagai umat yang
mengetahui hal ini, dan langkah kongkrit apa yang kita harus laksanakan?
Tentu kita harus berjuang, tapi
tentu pula dengan strategi-strategi yang diperlukan dan dibutuhkan untuk saat
ini. Strategi apa yang harus kita lakukan?
Yang pertama dan utama adalah
menyadarkan umat tentang tanggungjawabnya. Bagaimana al Qur'an bicara tentang
Masjid Al Aqsha dan sekitarnya? Bagaimana Hadits bicara tentang Masjid Al Aqsha
dan sekitarnya? InsyaAllah bila umat memahami dengan baik, maka akan tahu
bagaimana kita bersikap.
Kalau dari saudara-saudara kita di
Palestina, yang mereka butuhkan saat ini adalah dukungan ekonomi dan dukungan
politik. Sebab mereka perlu bertahan menghadapi krisis, dan mereka perlu kawan
saat pemerintahan di negara-negara sekitarnya meninggalkan. Turki mungkin
mewakili, tapi kalau kita bisa ikut serta membantu baik secara donasi
kemanusiaan maupun kebijakan politik luar negeri Indonesia akan lebih baik.
Yang paling dekat akan kita hadapi
adalah rencana pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Al Quds pada 14 Mei
2018. Tiga hari sebelum Ramadhan. Tepat sehari sebelum 70 Tahun munculnya
negara penjajah Israel.
Pemindahan kedutaan ini untuk target
pengukuhan Al Quds sebagai ibukota penjajah Israel. Dan tentu akan berdampak
bagi kondisi Masjid Al Aqsha dan umat Islam yang ada di sana. Setidaknya 6 hal
ini, bisa dibaca di 6 Dampak Bila Al Quds Menjadi Ibukota Israel
Kesembilan: Apa yang melatar-belakangi Napoleon
dan Inggris mempersilahkan Yahudi Eropa memasuki Palestina?
Lobi
konglomerat Yahudi yang kemudian membentuk gerakan Zionis Internasional.
Kesepuluh: Apakah sebelumnya telah terjadi lobi-lobi
basah oleh penggerak zionis kepada Inggris dan Perancis?
Ya. Setiap
momen selalu ada lobinya. Termasuk sebelum Donald Trump akhirnya mengumumkan
rencana pemindahan pada 6 Desember 2017 lalu. Ringkasnya di video ini. KLIK
Kesebelas: Saya pernah mendengar sebuah
pernyataan bahwa tidak semua masyarakat Yahudi itu zionis, apakah benar dan
bagaimana mauqif kita?
Sikap kita
sebagaimana sikap Rasulullah. Kalau dengan Yahudi, kita tidak ada masalah.
Bahkan dengan Zionis juga tidak ada masalah. Yang menjadi persoalan, ketika
mereka menistakan umat Islam. Sebagaimana dahulu Yahudi di madinah terusir
karena melecehkan muslimah.
Dan ini bukan
perkara ketidak-toleranan. Justru ini menjunjung nilai-nilai toleransi yang
saling menghargai. Karenanya, kita tidak akan membiarkan sikap semena-mena.
Begitu ada satu sikap semena-mena dibiarkan, akan muncul sikap semena-mena
lainnya.
Dan tema ke
depannya, akan lebih fokus pada kota Al Quds. Inilah garis merah
pertarungannya...
Sehingga syiar
di gambar atas ini yang akan menjadi panduan pembelaan kita kepada bangsa Palestina.
Yaitu kesepakatan 1 abad, kita pastikan tidak terealisasi.
Keduabelas: Apakah memakai jaket Palestina diharamkan
atau tidak?
Bukankah
pakaian bagian dari muamalah? Dan bukankah muamalah punya kaedah dasar
dibolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkan? Maka, adakah dalil
pengharamannya?
Ketigabelas: Saya pernah mendengar ada fatwa
hijrah untuk masyarakat Palestina agar keluar dari tanah Palestina demi menjaga
kehormatan, harta dan darah kaum muslimin, dengan alasan kehormatan dan darah
kaum muslimin lebih penting untuk dijaga daripada menjaga Masjid Al-Aqsa. Fatwa
tersebut juga didasarkan pada peristiwa hijrah Rasulullah SAW yang meninggalkan
Masjidil Haram dan Makkah untuk hijrah ke Madinah. Dalam kuliah yang pernah saya ikuti
pun dosen pernah mengatakan bahwa saat berperang melawan Darul Harb, perhitungan
kekuatan kaum muslimin vs Darul Harb pun penting. Dosen mengatakan apabila
kekuatan kaum muslimin lebih lemah maka sebaiknya tidak memulai perang. Sampai saat ini yang kita lihat
adalah zionis senantiasa menjajah dan menindas masyarakat Palestina. Menurut
ustadz, solusi terbaik adalah, apakah terus berjuang atau mengikuti fatwa
hijrah?
Saya coba
rincikan jawabannya per-poin berikut:
1. Bila
pertimbangannya adalah lebih penting menjaga darah muslim daripada masjid Al
Aqsha.
Bukankah Masjid
Al Aqsha termasuk 1 dari 3 masjid yang kita dibolehkan bersusah payah
menujunya?
عن أبي
هريرةرضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "لا تشد الرحال إلا إلى
ثلاثة مساجد: المسجد الحرام، ومسجد الرسول صلى الله عليه وسلم، ومسجد الأقصى.”
2. Bila
pertimbangannya adalah menjaga kehormatan dan darah kaum muslimin.
Apakah setelah
menjauh dari "Masjid Al Aqsha yang telah Kami berkahi sekitarnya" (al
Isra' : 1), umat akan terhormat?
Bukankah
kemarin warga Palestina yang ada di luar tanah palestina yaitu di Malaysia
ditembak di kepalanya saat hendak sholat Shubuh dan darahnya tumpah?
3. Bila
pertimbangannya karena kekuatan kaum Muslimin.
Bukankah 3
peperangan di tanah Palestina dalam kurun 10 tahun terakhir (2008, 2012 dan
2014) telah membuat pasukan Israel mengalah? Artinya kekuatan umat Islam di
sana gagal ditaklukkan oleh pasukan Israel.
Lalu kenapa
masih kita lihat zionis masih menjajah? Ini perkara waktu. Kemenangan sebentar
lagi, insyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar