Senin, 15 Agustus 2016

10 MODEL KERJA YANG TERINSPIRASI DARI HABIBIE

Diskusi Publik Menggali Inspirasi dari 80 tahun Habibie di Museum Bank Mandiri, 7 Agustus 2016.
(dokumen pribadi)

Bangsa Indonesia patut berbangga, karena memiliki anak bangsa yang sangat fenomenal bernama Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa akrab disapa BJ Habibie. Bagi bangsa ini, beliau terkenal dengan prestasi-prestasinya di bidang Teknologi, Industri dan Demokrasi.


Di bidang Teknologi kita mengenal bagaimana karya besarnya membuat sayap bagi pesawat terbang. Beberapa penelitiannya dalam hal Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika akhirnya melahirkan teori-teori yang dipublikasikan di dunia internasional dengan nama Habibie Theorem, Habibie Methode, dan Habibie Factor.

Sementara di bidang Industri kita juga mengenal beliau dengan prestasinya menjayakan industri-industri strategis dalam negeri yang dirintis melalui PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang kemudian menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sejak tahun 1976. Konsep 10 industri strategis yang beliau rintis ditujukan untuk mewujudkan postur bangsa yang mandiri dan berdaya. Melalui Badan Pengembangan Industri Strategis (BPIS), dibangunlah 10 Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS); yaitu PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN), PT PAL (Penataran Angkatan Laut), PT Pindad (Perindustrian Angkatan Darat), PT Krakatau Steel, PT INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia), PT Barata (memproduksi dinamit), PT Boma Bisma Indra (menyediakan peralatan Industri), PT Inka (Industri Kereta Api), PT LEN (bermula dari Lembaga Elektronika Nasional), dan PT Dahana (menggarap bidang pertambangan).

Adapun di bidang Demokrasi, kita telah menyaksikan bagaimana dalam waktu 17 bulan beliau terbilang sukses menyelenggarakan Pemilihan Umum yang dinilai paling transparan pasca Reformasi. Bahkan sikap negarawan beliau tampak ketika pertanggungjawabannya ditolak oleh Sidang Istimewa MPR RI. Tidak ada kemarahan, yang ada hanyalah sikap legowo. Bahkan beliau terbuka dengan perbedaan pendapat dari murid-muridnya yang berada di partai-partai penentangnya. Lebih dari itu, Nur Mahmudi Ismail sebagai salah satu muridnya yang pernah menjadi Presiden Partai Keadilan (PK) bercerita bahwa ia dan rekan-rekannya sempat meminta kepada pak Habibie untuk bersedia mencalonkan menjadi presiden. Saat itu jawaban beliau sederhana, “Kalau pertanggungjawaban ada isyarat tidak diterima, maka sebaiknya saya tidak mencalonkan.

Dengan prestasi-prestasi itulah BJ Habibie mengukir perjalanannya selama 4,5 periode menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) yaitu dari tahun 1974 hingga 1997. Begitu pula ia telah mengukir perjalanan emasnya menjadi Wakil Presiden terakhir di masa Orde Baru dan menjadi Presiden RI ke 3 di masa transisi pasca Reformasi. Tentu dengan beragam pengalaman dan kecerdasan beliau, kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga.

Di antara pelajaran-pelajaran berharga dari beliau adala 10 Model Kerja yang Terinspirasi dari Habibie berikut ini:

1. Membuat Konsep Jangka Panjang dengan Memanfaatkan Potensi Strategis dan Potensi Sekecil Apapun

Sebagaimana orang cerdas pada umumnya, dalam berkarya selalu melihat konsep secara jangka panjangnya. Sebab orang cerdas merancang sesuatu melebihi rancangan orang pada umumnya. Dan itulah yang dilakukan oleh BJ Habibie.

Jembatan Barelang di Batam yang merupakan karya dari BJ Habibie
(sumber: univbatam.ac.id)
Sebagaimana yang diceritakan oleh Dr. Ir. Wendy Aritenang, M.Sc. tentang proyek pulau Batam yang dijalankan oleh BJ Habibie. Bahwa ide dasar dari proyek itu adalah memanfaatkan selat yang berseberangan dengan Singapura. Selat itu adalah potensi strategis meskipun keberadaannya kecil dari seluruh teritori Indonesia. Namun ia strategis karena bersisian dengan negara penting seperti Singapura dan selanjutnya Malaysia. Tentu sebagai perairan yang berbatasan dengan negara lain, selat itu akan menjadi jalur ekonomi maupun keamanan yang potensial. Inilah yang dilakukan oleh BJ Habibie, menjalankan konsep jangka panjang dengan memanfaatkan potensi strategis dan potensi sekecil apapun.


Hilangnya kita dari model kerja seperti ini, membuat bangsa ini menjadi tak menentu masa depannya. Hal ini pula yang dikeluhkan oleh Dr. Wendy terkait kondisi demokrasi yang kini semakin dinamis sehingga berdampak negatif bagi terhambatnya perencanaan jangka panjang pembangunan bangsa.

“Persoalannya sekarang, proses lima tahunan demokrasi ini memiliki konsekuensi negatif menjadi kendala dalam merancang rencana jangka panjang,” simpul Doktor yang pernah menjadi Dirjen Perkeretaapian lalu menjadi Irjen Departemen Perhubungan hingga menjadi Sekjend Departemen Perhubungan.

Hal serupa juga diceritakan oleh Dr. Ade Suharsono, yang pada 2007 ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Pindad. Dr. Ade Suharsono yang bercerita tentang sosok Habibie dari sisi industri itu menyampaikan hal-ihwal terkait pembangunan Industri Strategis yang dirintis Habibie sejak 1976. Bahwa 10 industri strategis itu memang difungsikan untuk menata rencana strategis pembangunan bangsa untuk jangka panjang. Saat itu BJ Habibie mengatakan kepada Presiden, bahwa untuk mendukung industri strategis ini perlu 10 industri yang tersinergikan. Maka dibentuklah 10 BUMN Industri Strategis.

Inilah terobosan yang dilakukan oleh BJ Habibie. Yaitu agar anak bangsa ini dapat menguasai teknologi sehingga bisa mengerjakannya sendiri. Sayangnya semangat itu kini mulai redup kembali. “Dahulu kita punya program 200 PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di Indonesia Timur, sehingga mampu menghasilkan daya 200 MW. Dengan demikian, teknologi dikuasai. Tapi sekarang balik lagi ke Cina,” kata Dr. Suharsono menyesalkan.

Dr. Suharsono juga menyampaikan bahwa BPPT dahulu dibangun memang sebagai cleaning house technology. Sehingga semua proses perkembangan teknologi dalam negeri dapat terpantau melalui BPPT, sehingga mudah diintegrasikan. Dengan model satu pintu ini, maka semua potensi strategis dan potensi sekecil apapun dapat dihimpun untuk modal membuat konsep jangka panjang. Inilah model kerja pertama yang terinspirasi dari Habibie.

2. Menekankan Integritas Bukan Sekadar Formalitas

Model kerja kedua yang terinspirasi dari Habibie adalah penekanan beliau terhadap Integritas daripada sekadar Formalitas. Bahwa semua SDM berhak mengembangkan inovasinya, namun harus siap mempertanggungjawabkannya. Begitu yang beliau tanamkan kepada seluruh jajarannya. Inovasi yang bertanggungjawab, itulah bahan dasar membangun integritas. Sehingga bukan hanya formalitas yang berujung pencitraan belaka.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc. yang pernah menjadi Menteri Kehutanan di era Presiden Abdurrahman Wahid. Ceritanya ketika tahun 1984 selesai S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) ia sempat ditawari untuk bergabung dengan Profesor Habibie di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun saat itu ia tidak langsung menerima tawaran, karena terbayang olehnya akan bekerja di lingkungan birokrat yang serba formal dan tidak bisa bebas.

Ilustrasi dari sumber: bppt.go.id
Tapi ketika ia keluhkan hal itu kepada Rektor, justru jawabannya bertolak belakang dengan yang ia bayangkan. “Kalau Anda ingin bebas, justru tempatnya di pak Habibie,” jawab Rektor singkat.

Wow! Nur Mahmudi pun tercengang, meskipun saat itu masih belum paham. Hingga Rektor pun menjelaskannya. “Karena itu adalah lembaga pengkajian atas teknologi yang diperoleh. Maka kamu dituntut merencanakan sendiri, dan mempertanggungjawabkan sendiri,” begitu ujar Rektor.

Rupanya benar, ketika Nur Mahmudi bergabung dengan BPPT, tidak didapati seragam dinas dan upacara setiap hari. Hanya ada upacara bulanan setiap tanggal 17 sebagai ajang inspeksi kerja semua bidang. Sejak itulah Nur Mahmudi bergabung di jajaran yang langsung dibina oleh Profesor Habibie. Prinsipnya, silakan bebas berinovasi namun tetap bertanggungjawab. Sebab yang ingin dicapai adalah integritas SDM bukan sekadar tampilan formalitas.

3. Konsep Kerja 5 Hari dalam Sepekan

Mungkin belakangan ini kita mendapati hampir di semua daerah di Indonesia memberlakukan hari kerja selama 5 hari dalam sepekan. Artinya Sabtu dan Minggu menjadi hari libur. Sesungguhnya model kerja seperti ini juga terinspirasi dari Habibie. Jadi Nur Mahmudi-lah yang bercerita tentang hal ini.
Keuntungan 5 hari kerja (sumber: slideplayer.info)

Pak Habibie itu yang pertama membawa etos kerja lima hari atau 40 jam sepekan,” kenangnya. Maka dimulailah budaya kerja efektif 5 hari di kota-kota besar, yang kini mulai diadopsi hampir semua daerah di negeri ini.

Dengan model kerja seperti ini, maka kehadiran di kantor menjadi efektif. Sementara jeda liburnya juga mencukupi. Sebab kerja 6 hari yang pernah berlangsung itu memang dipandang bisa dipadatkan menjadi 5 hari. Inilah model kerja yang terinspirasi dari Habibie.

4. Menekankan Kinerja daripada Absensi

Ada lagi model kerja unik yang terinspirasi dari Habibie. Seperti yang diceritakan juga oleh Nur Mahmudi, terkait cara Habibie membangun budaya kerja yang efektif. “Beliau lebih mengutamakan kinerja daripada absensi,” ujar Nur Mahmudi. “Untuk mengapresiasi kinerja-kinerja itu, beliau pun mengajukan tunjangan tambahan yang kemudian diatur oleh pemerintah dengan adanya Tunjangan Selisih Penghasilan atau TSP.
Ilustrasi dari sumber: badilag.net

Model kerja seperti ini akan mendorong setiap SDM mencapai produktivitasnya yang paling maksimal. Sehingga SDM tidak hanya berorientasi hadir di kantor dan mengisi absensi, namun lebih berorientasi pada hasil kerjanya. Tidak peduli bagaimana disiplinnya seseorang mengisi absensinya, namun bila tidak baik kinerjanya akan mendapatkan teguran.

Sebagai stimulusnya, maka ada bonus-bonus yang diusahakan oleh Habibie terhadap jajarannya yang memiliki kinerja lebih baik. Inilah yang seharusnya kita contoh, sehingga kita tidak hanya asik duduk di kantor melainkan terus bergerak meningkatkan performa kinerja masing-masing. Dalam suasana seperti inilah produktivitas akan dapat mencapai titik maksimalnya.

5. Membangun Suasana Egaliter

Di antara aspek yang terpenting dari sebuah model kerja adalah aspek kepemimpinan. Sosok Habibie kiranya layak menjadi teladan dalam aspek kepemimpinan. Bahwa beliau membangun suasana egaliter dalam model kerja struktur yang dipimpinnya.

Ini masih kisah dari Nur Mahmudi Ismail yang mengenang tentang kepemimpinan presiden BJ Habibie. “Saat Reformasi, teman-teman membentuk partai politik dan saya diminta memimpin Partai Keadilan (PK), lalu saya menjadi anggota dewan,” kenangnya 18 tahun yang lalu. “Di sinilah kita melihat sosok negarawan beliau, bahwa beliau mensikapi anak buahnya yang berbeda dalam pandangan politik dengan sikap yang terbuka.

Hampir mirip yang diceritakan oleh Dr. Bambang Setiadi selaku ahli gambut, yang mengenang ketika ia melakukan protes kepada Presiden Soeharto melalui surat. Hal itu dilakukan karena Dr. Bambang melihat Presiden Soeharto tidak memahami dalam pengelolaan sumber daya alam gambut. Sehingga melalui suratnya ia ingin bisa beraudiensi dengan Presiden Soeharto. Ternyata tidak lama Presiden Soeharto langsung merespon suratnya dan memintanya datang ke Istana. Seketika Dr. Bambang merasa tidak nyaman, bukan karena tidak siap bertemu Presiden, namun karena belum membicarakan perihal protesnya kepada pak Habibie selaku Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di pemerintahan Presiden Soeharto.

Akhirnya melalui sambungan telepon, Dr. Bambang pun memberanikan diri menghubungi Profesor BJ. Habibie untuk memohon izin bertemu Presiden. Jawaban Profesor BJ Habibie itulah yang membuat Dr. Bambang berkesimpulan bahwa beliau memang seorang teknokrat yang mengayomi. Sama sekali tidak marah dan merasa dilangkahi. Profesor BJ Habibie bahkan menjawab dengan lembut mempersilakan. “Silakan bertemu dan sampaikan salam saya,” begitu jawabannya.
Habibie dengan pemeran Rudy kecil
(Sumber: https://twitter.com/RudyHabibie_)

Bekerja dengan BJ Habibie memang tidak ada sekat. Tim dibangun dengan semangat egaliter. Dalam memandu tim kerja, arahan Profesor BJ Habibie sederhana saja; yaitu Fokus, segera Lakukan, tuntaskan sampai Selesai, dan Laporkan hasilnya. Dalam perspektif Pembangunan Nasional, prinsip pembangunan BJ Habibie adalah menyeimbangkan antara SDM, Riset, Industri, dan Stabilitas Ekonomi. Jadi dimulai dengan membangun SDM, lalu menggiatkan Riset, hingga sinergi dengan Industri dan terwujudnya Stabilitas Ekonomi. Bila empat elemen itu terwujud, sebuah bangsa akan dapat mencapai kejayaannya. Dan semua itu hanya bisa berjalan dengan baik bila ada semangat kepemimpinan yang egaliter. Inilah model kerja yang terinspirasi dari Habibie.

6. Terus Bekerja Sembari Berdoa

Ilustrasi dari sumber: bintang.com
Model kerja yang keenam ini diambil dari salah satu nasehat BJ Habibie yang ditangkap oleh Dr. Bambang Setiadi. “Di antara inspirasi dari pak Hibibie kepada kami bawahannya adalah pesan beliau bahwa kita harus bekerja sembari terus berdoa. Beliau punya etos kerja yang tinggi, namun juga memiliki modal spiritual yang tidak kalah besarnya,” kata Doktor kedua di Indonesia yang mendalami spesialisasi gambut dan telah membangun Pusat Riset Gambut Tropika di Kalimantan Tengah. Kini ia menjadi salah satu dari 20 doktor bidang gambut di dunia.

Kita bisa membayangkan bagaimana produktifnya kinerja yang dibangun dengan model kerja seperti ini. Terus bekerja sembari berdoa, tidak hanya bekerja dan melupakan doa, apalagi hanya berdoa tanpa bekerja. BJ Habibie telah menanamkan model kerja yang menekankan pada usaha dengan tetap memohon pertolongan dari yang Maha Kuasa. Model kerja yang terinspirasi dari Habibie inilah yang hendaknya tertanam di setiap jiwa bangsa Indonesia yang merupakan masyarakat religius.

7. Menganggap Profesi Tidak Sekadar Pekerjaan namun Sebagai Sikap

Dr. Bambang Setiadi bercerita tentang kesuksesannya mendalami gambut yang sesungguhnya juga tidak lepas dari spirit yang ditanamkan oleh BJ Habibie. Di antara nasehat pak Habibie yang masih ia kenang adalah tentang tanggungjawab professional. “Ilmuwan itu bukan pekerjaan, tapi sikap,” begitu pesan Profesor Habibie. Maka segenap anak didik beliau pun menggeluti keilmuan sebagai sikap hidup, bukan semata pekerjaan bagi mereka.

Inspirasi Habibie inilah yang hendaknya kita tanamkan dalam model kerja kita hari ini. Bahwa profesi kita itu bukanlah semata-mata pekerjaan, sehingga orientasinya adalah gaji semata. Namun hendaknya itu menjadi sikap hidup kita, agar kita menjalaninya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh tanggungjawab. Ada penjiwaan dalam sikap hidup, yang mungkin tidak selalu ada dalam pekerjaan. Itulah model kerja yang terinspirasi dari Habibie.
Ilustrasi dari sumber: elvips.com

8. Menyentuh Sumber Daya Setelah Menguasai Ilmunya

Poin ini contohnya dalam hal tanah gambut yang terdapat di Kalimantan. Sebagai pulau terbesar di Indonesia, maka tanah gambut di Kalimantan seharusnya menjadi Sumber Daya yang selalu bisa diberdayakan. Tapi BJ Habibie selalu berpesan kepada jajarannya, agar tidak menyentuh Sumber Daya apapun bila belum menguasai ilmunya.

Inilah yang akhirnya dijalani oleh Dr. Bambang Setiadi. Ia melakukan penelitian tentang gambut, meskipun banyak orang mencibirnya. Sebab ia yakin dengan petuah BJ Habibie, “Jangan sentuh Sumber Daya Alam apapun, kalau kita belum menguasai ilmu tentang sumber daya alam itu.

Oleh karenanya, melalui BPPT kemudian Dr. Bambang memulai riset tentang gambut ini pada tahun 1995 hingga berakhir tahun 2005. Dan akhirnya hasil-hasil riset beliau bermanfaat bagi pengembangan sumber daya gambut yang ada di belantara Kalimantan.

Sungguh negeri ini sangat kaya akan Sumber Daya Alam. Sayangnya kita lemah dalam menguasai hal-ihwal tentang sumber daya itu. Sehingga bangsa asinglah yang menggarapnya. Jikapun kita yang menggarapnya, maka rawan gagal karena tidak memiliki ilmunya. Maka BJ Habibie memberikan nasehat seperti itu. Model kerja yang didahului dengan penguasaan ilmu seperti ini sesungguhnya yang akan membantu keberhasilan.

Bila kita hari ini sering gagal dalam menggarap sumber daya negeri ini, maka ada baiknya kita mengikuti model kerja yang terinspirasi dari Habibie tersebut. InsyaAllah dengan bekal ilmu kita dapat mengolah apapun menjadi lebih bermanfaat dan membawah berkah.

9. Menjalin Relasi dengan Dunia Internasional

Model kerja yang satu ini mungkin seringkali dilupakan. Yaitu menjalin relasi dengan dunia internasional. Dan inilah yang telah dilakukan oleh BJ Habibie, yang kemudian mendatangkan banyak manfaat.

Bahwa hal itu selalu perlu dilakukan, sebagai bagian dari model kerja kita. Sehingga bangsa ini bisa tampil di pentas dunia. Semua falsafah kinerja BJ Habibie inilah yang diterapkan oleh Dr. Bambang hingga sukses memimpin 130 negara dalam forum riset, juga sukses menjadi tuan rumah untuk 16 event internasional.

Menjalin relasi dengan dunia internasional adalah bagian dari model kerja yang terinspirasi dari Habibie. Sudahkah kita melakukannya?
BJ Habibie bersama Helmut Kohl asal Jerman
(Sumber: dandc.eu)

10. Sederhanakan Model Masalah untuk Mendapatkan Solusinya

Terakhir adalah model kerja solutif. Apa yang dilakukan oleh Habibie? Pesan Dr. Bambang Setiadi mengutip yang sering disampaikan oleh BJ Habibie, “Kuncinya dari pak Habibie itu sederhana, yaitu sederhanakan model masalahnya. Maka akan ketemu solusinya.

Model kerja yang terinspirasi dari Habibie inilah yang akhirnya mengantarkan sosok Dr. Bambang Setiadi sukses memimpin Badan Statistik Negara mencapai prestasi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 4 periode berturut-turut.


Habibie The Serries persembahan Penerbit Tiga Serangkai

10 Model Kerja yang Terinspirasi dari Habibie itu telah menjadi pembicaraan hangat di acara Bedah Buku Habibie The Serries dan Diskusi Publik Menggali Inspirasi dari 80 tahun Habibie pada tanggal 7 Agustus 2016 di Museum Bank Mandiri yang menghadirkan anak-anak intelektual Habibie seperti Dr. Ir. Wendy Aritenang, M.Sc. (Staff Ahli Kementerian Perhubungan), Dr. Ir. Bambang Setiadi (Ketua Dewan Riset Nasional), dan Dr. Ir. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc. (Mantan Walikota Depok). Acara ini sebagai salah satu rangkaian acara Pameran Foto #Habibie80 dan Gebyar Aneka Lomba yang diselenggarakan berbagai komunitas yang tergabung dalam Friends Of Mandiri Museum. Pameran ini dibuka untuk umum mulai 24 Juli 2016 hingga 21 Agustus 2016 di Museum Bank Mandiri, Kota Tua - Jakarta Barat.


Adapun pelaksana acara Bedah Buku Habibie The Serries dan Diskusi Publik Menggali Inspirasi dari 80 Tahun Habibie adalah Forum Lingkar Pena (FLP) yang tergabung dalam Friends Of Mandiri Museum. Bekerjasama dengan The Habibie Center, Penerbit Tiga Serangkai, Museum Bank Mandiri, Bank Mandiri dan Lembaga Kursus Bahasa Asing Euro Management.[]

Tidak ada komentar: