Senin, 15 Juni 2015

Risalah Ash Shaf

www.online-instagram.com


1# Semangat hari Ahad sobat!!! Seiring semangat ketauhidan Ahad. Kita menjadi unsur pemersatu. Yang mengemban risalah Ash Shaf.


2# Risalah Ash Shaf ini agung untuk sebuah kenyamanan komunitas hayati. Lihatlah prolognya, kesaksian bahwa yang ada di langit & bumi bertasbih kepada-Nya. Allah swt. kumparan intinya. Itu keserasian. Itu keseimbangan. Tidak bertubrukan!

3# Risalah Ash Shaf ini juga agung untuk produktivitas komunitas insani. Lihatlah prolognya, tunaikan kewajiban meneladankan sebelum hak diteladani. Bila bicara hayati keseluruhan, beri arahan langsung yang umum. Maka bicara insani kekhususan, beri arahan dari unsur terkecil, yaitu individu. Itu produktivitas. Itu kebertahapan. Tidak bersikutan!

4# Dengan dua prolog tadi, Risalah Ash Shaf ini menjadi menarik, sebab intinya pada poin sederhana: "Sunnatullah dan sunah kehidupan untuk berbaris teratur, layaknya bangunan yang kokoh." Megah dan menjulang; itu mempesona. Itu peradaban. Produk modern komunitas yang sukses. Maka, bahagia dan harmonis.

5# Sampai di sini kita review; bahwa komunitas kokoh berkonstruksi megah, terbangun bila kita memutar di pusaran Illahi seiring arus seisi alam dan kita dahulukan kewajiban pada manusia sebelum mereguk hak. Itu prolog sekaligus pra syarat.

6# Lalu, setelah dua prolog dan sebuah statemen natural, dua wajah sejarah ditampilkan; sejarah Musa as. dan sejarah Isa as. Ini juga unik dari Risalah Ash Shaf itu. Telaah sejarahnya; bahwa bila pra syarat sudah terpenuhi dan statemen natural sudah terlaksana, bukan berarti jalan lempang tanpa aral. Ada saja kuman-kuman dalam komunitas. Itu bagian dari sunah kehidupan.

7# Di Risalah Ash Shaf itu, Musa as. menyeru tapi dibalas palingan, Isa as. menyeru tapi dibalas celaan. Begitu... Tapi yang menarik di situ, firman "Maka ketika mereka berpaling, Allah memalingkan hati mereka." Itu sunnatullah lainnya, bahwa saat kita mencoba bergeser sedikit dari kumparan ke arah luar, maka kita akan terpelesat sangat jauh, sebab arus tasbih seisi alam pada-Nya ini teramat kencang.

8# Dan, bila kita bicara tentang konsep keadilan yang merupakan peletakan proporsional segala ragam dari kehidupan ini, maka lawannya adalah kedzaliman. Sedangkan sematan predikat dzalim ini dalam Risalah Ash Shaf diawali pada sikap dzalim pada Tuhan. Yaitu menempatkan Tuhan bukan pada posisi semestinya yang Esa dan Maha Segala. Itu sengsara yang lahir dari kedzaliman unsur utama kehidupan; Sang Pencipta. Maka kita sengsara bila dzalim pada-Nya.

9# Jadi begitu, di dalam barisan berdasar Risalah Ash Shaf ini kita kokoh, tapi bukan berarti tanpa deru ombak yang menghantam. Sebab, benih penyimpangan yang tersengaja dan disadari itu semakin dijauhkan membiak. Kedzaliman pada unsur Esa melahirkan aneka kedzaliman kehidupan semesta. Dan ujungnya ingin padamkan cahaya Allah swt. Tidak akan bisa!

10# Adapun umpamaan di Risalah Ash Shaf terkait usaha pemadaman cahaya Allah swt. ini unik; yaitu dengan mulut mereka. Mendengarnya saja sudah lucu. Sebab, tahukah apa itu cahaya Allah? Sebagian memaknai al Qur'an, yang lalu muncul tandingannya dari lisan mereka dengan isi yang sulit untuk tidak ditertawakan. Dan ada pula yang memaknai dengan Sang Surya, ini tentu lebih melahirkan bahak yang tidak bisa dibendung lagi. Meniup lilin saja terkadang membutuhkan energi ekstra tarikan nafas. Apalagi meniup sang surya, apakah nafasnya benar-benar akan ditarik hingga tuntas dan tergelepar-gelepar? :D

11# Begitulah Risalah Ash Shaf, ia sederhana, ringkas, namun penuh makna untuk keharmonisan peradaban hayati. Bila tiba di epilognya, kita segera disentuh pada hal teknis aplikatif saja. Agar tidak banyak wacana. Namun segera terlaksana. Bahwa Rasul diturunkan untuk teladan nyata. Bahwa mari kita berbisnis mengukur untung rugi, mengukur imbalan surga dan neraka. Itu praktis! Itu bagian dari sunnatullah yang tak dapat dielakkan. Yang abaikannya, maka dzalim.

12# Pada Rasul kita berhimpun bersama membaris di belakangan. Pada bisnis Illahi kita terus berinvestasi amal. Begitu Risalah Ash Shaf ini menuntunkan pada kita. Keren kan? Kita bicara praktis saja, agar tidak lumut karena wacana yang berujung apatis.

13# Lalu, terakhir nih... Bila di awal ada dua prolog, maka epilognya pun dua. Itulah ayat 12 dan 13. Tapi uniknya di situ; Allah swt. lontarkan target jangka panjang dahulu, baru kemudian target jangka pendek. Ini artinya, Risalah Ash Shaf menghendaki kita tidak semrawut dalam berkehidupan. Caranya: buat target jangka panjang dahulu, baru target jangka pendek. InsyaAllah tidak simpang-siur, bahkan akan lempang sepanjang hayat.

14# Sekian... Bawalah Risalah Ash Shaf ini dalam pengembaraan kita ke mana pun dan kapan pun. Sembari terus membagikannya di sepanjang jalan kehidupan. InsyaAllah berkah. Maka kita hidup berhimpun, menguatkan, mengokohkan, dan terus berintegrasi. Itu manusia yang menjunjung tinggi HAM, Keadilan Sosial, dan Permusyawaratan Mufakat.


IRFAN AZIZI, 
[New Campus - IIUI, 16 Desember 2012, 08.22 PKT]

Tidak ada komentar: