Kamis, 15 Agustus 2019

LIHAT! BUDI DAN BAHASA


“Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa.” Begitu pesan Raja Ali Haji dalam Gurindam-nya pasal kelima.



Setiap perjalanan kita sesungguhnya dalam rangka mengenal bangsa demi bangsa. Hingga kita kenali pula orang berbangsa yang utama. Itulah orang-orang terhormat yang layak dihormati. Mengenali mereka, guna menanamkan keterhormatan dalam diri kita.

Keterhormatan itu, kata Raja Ali Haji, buah dari Budi dan Bahasa. Ia akan tampak yang pertama dan utama dari budi dan bahasa. Bagaimana budi pekertinya? Bagaimana adab bahasanya? Seperti itulah kelas keterhormatannya.

Jangan pernah lelah mengamati budi dan bahasa orang-orang terhormat. Agar kita belajar sebelum diajar. Sebab sebaik-baik manusia adalah yang terus belajar dari ayat-ayat penciptaan-Nya. Termasuk ayat-ayat yang tertanam pada kepribadian orang-orang berbangsa.

Budi dan bahasa itu sendiri, berkembang seiring berkembangnya keberadaban kita. Dan keberadaban kita, berkembang seiring berkembangnya pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan pengetahuan dan pengalaman yang terbaik adalah pengetahuan dan pengalaman antar bangsa, utamanya bangsa-bangsa terdahulu. Agar kita terhindar dari sindiran Allah, "Tidakkah kalian melihat? Tidakkah kalian memikirkan? Tidakkah kalian berakal?"

Kesultanan Melaka (abad XV), Kesultanan Johor (abad XVI) dan Kesultanan Riau (abad XIX) adalah sekian bangsa yang menyimpan kekayaan budi dan bahasa. Ke sanalah kita, untuk melihat Budi dan Bahasa!


Riau - Johor - Melaka - Kuala Lumpur - Kuching, 8 - 13 Juni 2019

Tidak ada komentar: