Sabtu, 25 Juli 2015

JUJUR ITU KECERDASAN


IRFAN AZIZI, (25/07/2015) _ Seorang sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam, Malik bin Anas radhiyallahu 'anhu pernah berujar, "Seseorang yang jujur tidak akan berbohong kecuali ia akan berpikir panjang dengan akalnya, serta tidak akan ditimpa apa yang menimpa orang lain dari penyakit ketuaan dan kepikunan."

Ketika kita renungi ujaran itu, maka akan kita temukan setidaknya dua hikmah di balik sikap jujur kita; yaitu Kemampuan Berpikir Panjang dan Terhindar dari Kepikunan.

Dua hikmah ini bila kita resapi lebih lanjut, maka akan dapat kita pahami bahwa sikap jujur itu setidaknya merupakan salah satu cerminan kecerdasan seseorang. Sebab dengan sikap jujur, ia akan terbiasa berpikir panjang dan tak mudah pikun.

Maka, siapapun yang ingin terus meningkatkan kecerdasan, hendaknya selalu bersikap jujur.


Kemampuan Berpikir Panjang

Apa kiranya yang membuat orang-orang jujur cenderung memiliki kemampuan berpikir panjang?

Kiranya, karena mereka yang terbiasa tidak jujur memang cenderung malas berpikir dan mencari jalan pintas dengan kebohongannya menjawab selintasan pikirannya.

Selain itu, mereka yang terbiasa tidak jujur memang cenderung tidak mau pusing memikirkan dampak-dampak kebohongannya.

Maka dapat kita bayangkan, kecerdasan macam apa bagi mereka yang tidak mau berpikir panjang? Yang tidak pernah memikirkan sebab-akibat, sehingga cenderung bersikap dan bertindak sesukanya sendiri. Sementara mereka yang cerdas, selalu akan bertanggungjawab atas segala sikap dan tindakannya.


Terhindar dari Kepikunan

Apa kiranya yang membuat orang-orang jujur cenderung akan terhindar dari kepikunan?

Kiranya, karena mereka yang terbiasa tidak jujur memang cenderung tidak mampu mengingat setiap apa yang mereka ungkapkan. Sebab mereka berkata tidak sesuai fakta. Sebab apa yang mereka katakan sesuka lintasan pikiran saat itu, yang sangat mungkin berubah-ubah sesuka hatinya.

Sungguh, apa yang bisa mereka ingat? Bila kemarin mengatakan A, hari ini mengatakan B, dan esok mengatakan C, sementara faktanya adalah D. Hanya kebingungan sendiri yang akan menjangkitinya.

Maka dapat kita bayangkan, kecerdasan macam apa bagi mereka yang dirundung kepikunan? Yang tidak mampu mengingat ilmu dan informasi, sehingga cenderung bersikap tak sesuai fakta dan data. Sementara mereka yang cerdas, selalu akan berlandaskan fakta dan data dalam bersikap dan bertindak.

Tidak ada komentar: