Senin, 28 Mei 2018

MENAHAN DIRI AGAR KITA TIDAK DITIMPA KESULITAN



Ketika Rasulullah dan kaum muslimin sampai di Zul Hulaifah dengan membawa 70 unta untuk qurban, berujarlah Umar bin Khaththab. "Wahai Nabi Allah, apakah engkau akan memasuki tempat suatu kaum yang bermusuhan denganmu tanpa membawa senjata dan tanpa membawa pasukan?"


Maka Nabi pun mengirim utusan ke Madinah untuk mengambil senjata dan menyiapkan pasukan. Dengan persenjataan itulah, kemudian Rasulullah hendak masuk ke Makkah. Namun dijaga oleh Musyrikin Quraisy hingga tak bisa masuk. Dan akhirnya berkemah di Mina.

Akan tetapi, terdengarlah kabar bahwa Ikrimah bin Abu Jahal justru hendak keluar Makkah untuk menyerang umat Islam. Maka Rasulullah pun meminta Khalid bin Walid untuk menghadapinya. Hingga akhirnya pasukan Ikrimah berhasil dipukul mundur ke Makkah. Dan Khalid pun kembali ke Rasulullah tanpa mengejarnya hingga ke kota Makkah. Padahal kondisinya menang dan sangat mungkin mengejar sampai kekuatan musuh benar-benar tercerai-berai.

Dalam riwayat lain, saat Rasulullah yang didampingi Ali bin Abi Thalib sedang menyepakati perjanjian dengan Suhail bin Amr (utusan Musyrikin Quraisy), datanglah puluhan bala tentara dari Quraisy hendak menyerang Rasulullah dan kaum Muslimin. Namun kemudian berhasil ditawan oleh para sahabat, dan diserahkan ke hadapan Rasulullah.

Namun Rasulullah justru melepaskan mereka. Sehingga mereka kembali ke kota Makkah.

Dalam latar peristiwa inilah turun ayat ke 24 dari surat Al Fath. "Dan Dia-lah yang mencegah tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (mencegah) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah (kota) Makkah, setelah Allah memenangkan kamu atas mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Begitulah Rasulullah dan sahabatnya menahan diri. Meski orang-orang Kafir telah menghalangi mereka masuk Masjidil Haram. Meski orang-orang Kafir menghambat hewan-hewan Qurban sampai ke tempat penyembelihannya. Padahal jumlahnya mencapai 70 ekor unta, dibawa dengan perjalanan yang jauh. Lalu terhalang begitu saja.

Kecewa, tentu. Tapi mereka tetap mampu menahan diri dalam kekecewaan.

Yang hikmahnya Allah tegaskan dalam surat Al Fath ayat ke-25, "Dan kalau bukanlah karena ada beberapa orang beriman laki-laki dan perempuan yang tidak kamu ketahui, tentulah kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesulitan tanpa kamu sadari."

Sebab masih tertinggal beberapa orang beriman di dalam kota Makkah. Sebab dinamika perubahannya sedang cepat, ada yang paginya memerangi Rasulullah namun sorenya berperang bersama Rasulullah, seperti yang terjadi pada Junaid bin Sabi'iy. Maka bila terjadi penyerangan dan pasukan musuh kocar-kacir, bukankah orang-orang beriman yang tak kita ketahui itu justru akan jadi korban?

Episode semacam ini mungkin akan terjadi lagi. Dan kuncinya adalah ketaatan pada Pemimpin. Agar tak ada yang menyerang sendiri lebih dahulu tanpa bisa ditahan dan dicegah.

Ya Allah, berilah kami kemampuan menahan diri di zaman yang cepat berubah ini. Ya Allah berilah kami ketetapan hati untuk selalu mentaati-Mu, Rasul-Mu dan para pemimpin yang teguh di jalan-Mu. Ya Allah, jangan timpakan kesulitan kepada kami atas sebab ketergesa-gesaan kami.


Jakarta, 28 Mei 2018

Tidak ada komentar: