Namanya
‘Aruj. Dia adalah Panglima Angkatan Laut Kekhilafahan Utsmani pada masa
kepemimpinan Sultan Selim I. Asalnya Albania, karena ayahnya berkebangsaan
Albania, dan ibunya berkebangsaan Andalusia di daratan Eropa. Jadilah ia
tergolong pahlawan Muslim dari Eropa.
Kepahlawanannya
yang dicatat sejarah adalah suksesnya menjalankan strategi yang diamanatkan
oleh Sultan Selim I. Strategi yang diembannya seperti berikut.
Ia
harus memimpin Angkatan Laut rintisan Kekhilafahan Utsmani untuk membelah laut
Mediterania (laut Tengah) dari bagian timur-nya di wilayah Turki sampai ke
bagian barat-nya di wilayah Andalusia. Jarak tempuhnya sekitar 200-an ribu
kilometer, jelas perjalanan yang tidak pendek. Ditambah lagi harus menghadapi
rintangan, sebab ada Angkatan Laut gabungan yang siap menghadang dalam
perjalanan itu. Di pertengahan jalan siap dihadang oleh Angkatan Laut Itali,
lalu di ujung tujuan telah siaga Angkatan Laut Spanyol dan Portugal. Mereka
bersatu, siap menghadang ekspedisi laut pimpinan ‘Aruj yang hendak
menyelamatkan umat Islam yang tertawan di Spanyol dan dipaksa berpindah agama
oleh pemerintahan Salib.
Alhamdulillah,
dengan kejelian dan perhitungan yang matang, ia bisa terus melanjutkan perjalanan
hingga menepi di salah satu kota wilayah Andalusia. Dan berhasil menghancurkan
aliansi pasukan Salib tersebut, termasuk Angkatan Laut Slovenia yang sempat
menghadang di tengah perjalanan.
Angkatan
Laut Spanyol yang menjaga kota tersebut, juga berhasil diatasi. Ia dan
pasukannya lalu melumpuhkan Gereja dengan serangan mendadak, sehingga bisa
masuk ke ruangan bawah tanahnya dan membebaskan tawanan Muslim Eropa dari
ruang-ruang rahasia pada saat terbenam matahari. Sengaja dipilih pembebasan
pada malam hari, agar tawanan yang telah lama berada di bawah tanah tersebut
tidak terkejut saat keluar, setelah lama tak melihat matahari.
Strategi
selanjutnya, ia harus kembali namun dengan jalur pelayaran yang berbeda. Yaitu
memutar ke selatan melalui Aljazair. Poin penting amanat yang ia emban, agar
tawanan yang dibebaskan bisa segera selamat dan terhindar dari serangan balik
musuh. Alhamdulillah, sekitar 10 ribu Muslim Eropa berhasil ia selamatkan.
Namun
dalam sejarah pelayaran selanjutnya, ‘Aruj sempat terperangkap oleh pasukan St
John's (atau biasa disebut Knight of Rhodes) di pulau Rhodes yang letaknya tak
jauh dari ibukota Kekhilafahan Utsmani. Syukurnya, ia bisa membebaskan diri,
bahkan terus merangsek pasukan Italia hingga membunuh semua yang ada di atas
kapal. Selanjutnya, ia terpisah dengan tiga saudaranya dan berlayar sendiri ke
selatan hingga sampai di pesisir Mesir.
Di
Mesir, ia merapat ke pelabuhan Alexandria. Akan tetapi, tak lama kemudian ia
segera merencanakan untuk kembali bertemu saudaranya guna berjuang bersama
dengan sisa kapal yang sedikit.
Iapun
menyusur ke arah barat hingga sampai di kota Tlemcen – Aljazair. Rupanya, di
sana ia harus berhadapan dengan pasukan Salib, bantuan yang dikirim oleh
Spanyol. Alhamdulillah, ‘Aruj masih tangguh dan berhasil menghalau pasukan
bantuan tersebut. Bahkan begitu mendapati ‘Aruj yang turun langsung menghalau
mereka, akhirnya disusunlah rencana untuk mengepung balik ‘Aruj. Dalam
pengepungan balasan inilah, ‘Aruj syahid.
Di
sinilah kita mendapati begitu kejinya pasukan Salib. Tanpa peri mereka
memenggal kepalanya, lalu mengaraknya keliling kota Spanyol dengan iringan
lonceng-lonceng dari gereja yang dilewati.
Ala
kulli hal, ‘Aruj telah mempersembahkan keberaniannya dan peran besarnya
membebaskan tawanan muslim Andalusia yang dipaksa memeluk Kristen. Berkat
jasanya inilah, Muslim Andalusia kemudian menyebutnya Baba ‘Aruj yang artinya
Bapak ‘Aruj, sebagai penghormatan atas kepahlawanannya. Lalu dengan penyesuaian
logat, panggilan mereka menjadi Baba Arrouts. Yang oleh khalayak Itali
diplesetkan menjadi Barba Rossa, yang artinya lelaki berjenggot merah. Inilah
yang kemudian menjadi penanda dalam film bajak laut.
Itu
tentang ‘Aruj. Kemudian tentang Khusruf. Jadi, perjuangan laut ‘Aruj dibersamai
oleh saudaranya, yaitu Ishaq, Ilyas dan Khusruf. Nah, saat ‘Aruj sempat
terkepung oleh pasukan St John’s, saudaranya Ilyas menemui kesyahidan ketika menghadapi
pasukan Salib di Aljazair. Khusruf yang menemaninya kemudian melanjutkannya
sebagai komandan perlawanan terhadap pasukan Salib di Aljazair. Termasuk nanti
yang melanjutkan perjuangan ‘Aruj setelah tiba di Aljazair dan terbunuh oleh
pasukan bantuan Spanyol.
Setelah
syahidnya Ilyas dan ‘Aruj, Khusruf kemudian mengarahkan kapal Angkatan Laut
Utsmani mundur ke Tunisia dan langsung menghancurkan perahu-perahu Spanyol di
sana. Bahkan, ia juga menyerang pasukan Spanyol di pulau Balearic, yang
letaknya tepat di utara Aljazair. Dengan demikian, ia bisa memastikan Aljazair
merdeka dari gangguan laut arah utara dan timur. Bebasnya Aljazair melengkapi
bebasnya Andalusia.
Berkat
jasanya inilah, orang Andalusia pun mengubah panggilannya menjadi Khairuddin,
karena kebaikannya menyelamatkan penduduk Muslim Andalusia. Tapi, oleh Eropa
hari ini digambarkan layaknya kriminal.
Lihat
saja film Bajak Laut! Digambarkan berjenggot merah, bermata satu, berkaki
pincang dan satu tangannya terpotong. Padahal, ia adalah pahlawan yang memiliki
kehormatan. Jelas, ia bukanlah tentara yang haus darah seperti yang
digambarkan. Bahkan, ia yang menyelamatkan ribuan jiwa yang dinistakan di
Spanyol. Bukan hanya Muslim, Yahudi yang turut menjadi korban pun diselamatkan.
Irfan
Azizi
Jakarta,
5 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar