Umrah adalah ibadah sunah menziarahi
Ka’bah. Beda Umrah dengan Haji pada rukunnya adalah tidak adanya Wukuf di
Arafah. Jadi pada ibadah Umrah, rukunnya hanya Niat, Thawaf, Sa’i dan Tahallul dengan
menggunting Rambut. Praktisnya langkah demi langkah yang dilakukan saat Umrah sebagai
berikut:
Pertama
adalah Niat
Niat ibadah umrah:
نَوَيْتُ
الْعُمْرَةَ وَاَحْرَمْتُ بِهَا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ‘Umrata wa ahramtu bihaa
lillahi ta’ala
Saya niat Umrah dan berihram untuk
Umrah karena Allah Ta’ala.
Miqat Yalamlam, bagi Jamaah dari Indonesia |
Bila datang dari Yaman dan wilayah Asia
Tenggara, maka berihram atau mengenakan pakaian tanpa jahitan dari Miqat
(batas) Yalamlam yang jaraknya 54 KM dari Masjidil Haram (Tenggara-nya Makkah
dan Timur-nya Jeddah), kemudian dilanjutkan dengan membaca Talbiyah:
لَبَّيْكَ
اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ اِنَّ الْحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ
Labbaikallahumma
labbaik, labbaika laa syariikalaka labbaik, innal hamda wanni’mata laka wal
mulk, laa syariikalak
Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku
penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, juga semua kerajaan,
tidak ada sekutu bagi-Mu.
Namun bila jamaah Umrah mampir ke Madinah dahulu, maka miqat (batas) memulai Ihram dan Niat di Dhu'ul Hulayfah atau Bir Ali sejauh 450 KM dari Masjidil Haram.
Miqat Bir Ali, bagi Jamaah yang datang dari Madinah |
Bila sudah di dalam Makkah, maka berihram
dengan keluar dari Tanah Haram sebagai miqat (batas). Bisa ke Miqat Ji’ranah
sejauh 22 KM dari Masjidil Haram, ke Miqat Tan’im sejauh 5 KM dari Masjidil
Haram, atau ke Miqat Hudaibiyah sejauh 29 KM dari Masjidil Haram. Dari
Miqat-Miqat inilah kita memperbaiki Ihram dan niat Umrah kembali.
Kedua
adalah Thawaf
Pastikan syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu:
Bersuci, Menutup aurat, Thawaf dalam areal masjid, Mulai dari segaris dengan
Hajar Aswad, Memutar ke arah kanan, dan Sebanyak 7 kali berturut-turut.
keterangan Ka'bah dan sekitarnya beserta arah panduan Thawaf |
1. Lalu masuk Masjidil Haram membaca doa
masuk masjid yaitu:
اَللّٰهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ
وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَالسَّلَامَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ يَا
ذَاالْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَمَغْفِرَتِكَ
وَأَدْخِلْنِيْ فِيْهَا. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ عَلٰى رَسُوْلِ اللهِ.
Allahumma
antassalaam, waminkassalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnal jannata
daarassalaam tabaarakta wata’aalaita yaa dzaljalaali wal ikraam. Allahummaftah
lii abwaaba rahmatika wamaghfiratika wa adkhilnii fiihaa. Bismillahi
walhamdulillahi wasshalaatu wassalaamu ‘alaa rasuulillaah.
Ya
Allah Engkau sumber keselamatan, dan daripadaMu lah datangnya keselamatan itu
semua. Maka sambutlah kami wahai tuhan dengan selamat sejahtera dan masukanlah
kami ke dalam surga negeriMu yang bahagia, Maha Pemberi berkat dan Maha
Tinggilah Engkau wahai Tuhan yang punya keagungan dan kehormatan. Ya Allah
bukakanlah untukku pintu rahmat dan ampunan, masukanlah aku ke dalam ampunanMu.
Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah salawat dan salam untuk
Rasulullah.
2. Kemudian mengarah ke Hajar Aswad dan
mencium Hajar Aswad (atau kalau tidak memungkinkan cukup di sebaris dengan
Hajar Aswad dan cukup melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad).
Titik memulai Thawaf, sebaris dengan Hajar Aswad |
3. Berjalan Thawaf (mengelilingi Ka’bah)
ke arah kanan atau bahu kiri menghadap Ka’bah, dimulai dari sebaris Hajar Aswad. Sepanjang Thawaf melantunkan
Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha
illallah wa Allahu akbar), diselingi dengan doa untuk diri sendiri dan
orang tua serta kaum muslimin.
4. Sampai di rukun Yamani (atau pilar
sebelum Hajar Aswad), disunnahkan menyentuh Rukun Yamani. Bila tidak
memungkinkan tidak apa-apa. Dari Rukun Yamani sampai Hajar Aswad membaca doa:
رَبَّنَا
آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
Rabbana aatina fiidunnya hasanah wa fiil
aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaabannaar
Ya Rabb kami, limpahkan kepada kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari adzab
neraka.
tanda Rukun Yamani dan tanda Hajar Aswad |
5. Sampai di Hajar Aswad disunnahkan
menciumnya sembari berdoa. Bila tidak memungkinkan cukup melambaikan tangan ke
arah Hajar Aswad. Doanya:
بِسْمِ
اللهِ ، وَاللهُ أَكْبَر
اللَّهُمَّ
إِيمَاناً بِكَ ، وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ، وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ ، وَاتِّبَاعاً
لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عليه وسلم
Bismillahi
wa Allahu akbar
Allahumma
iimaanan bika, wa tashdiiqan bikitaabik, wa wafaa’an bi’ahdika, wattibaa’an
lisunnati nabiyyika Muhammad shalallahu walaihi wasallam
Dengan menyebut
nama Allah, Allah maha besar.
Ya Allah,
dengan keimanan kepadaMu, membenarkan kitabMu, menepati janji kepadaMu, serta
mengikuti sunah nabiMu shallallahu alaihi wa sallam.
6. Setelah Hajar Aswad dan sebelum pintu
Ka’bah (antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah yang disebut Multazam) disunnahkan
berhenti sejenah dan berdoa. Ini termasuk tempat mustajab doa.
Multazam antara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah |
7. Lalu lanjut Thawaf sampai genap tujuh
kali sebagaimana langkah 3 sampai langkah 6.
8. Pada putaran ketujuh atau terakhir,
bila memungkinkan menyempatkan sholat dua rakaat di Hijr Ismail dan berdoa di
situ sebagai tempat mustajab doa. Kemudian menggenapkan Thawaf putaran
terakhir.
Hijir Ismail |
9. Setelah putaran ketujuh dan berakhir di
Hajar Aswad atau yang sebaris dengan Hajar Aswad, disunnahkan shalat dua rakaat
di belakang Maqom Ibrahim dengan membaca surat al Kafirun di rakaat pertama dan
surat al Ikhlas di rakaat kedua. (Ini juga tempat mustajab doa)
10. Selesailah Thawaf, dan disunnahkan minum
zamzam lalu menyentuh kembali Hajar Aswad atau cukup dengan memberi isyarat
melambaikan tangan ke Hajar Aswad.
Ketiga
adalah Sa’i
Pastikan syarat-syaratnya terpenuhi,
yaitu: Dilakukan setelah Thawaf, dilakukan secara sinambung, dan sempurna 7
perjalanan (mulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa). Bagaimana
dengan bersuci? Hukumnya Sunnah, bila batal wudhunya dan memungkinkan berwudhu
maka boleh berwudhu dahulu, namun bila tidak memungkinkan berwudhu maka tetap
sah Sa’i-nya.
1. Setelah Thawaf menuju ke bukit Shafa,
sambil membaca ayat:
إِنَّ الصَّفَا
وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ
جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللّهَ
شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa
adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke
Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara
keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan
hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui”
[QS:Al-Baqarah: 125]
2. Sampai di bukit Shafa menghadap ke
Ka’bah dan membaca doa berikut:
لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِي ويُمِييْتُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ
عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَه
Laa ilaaha illallaahu wahdah laa
syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa 'alaa kulli
syai'in qadiir.
Laa ilaaha illallaahu wahdah laa
syariikalah, anjaza wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah.
Tiada sesembahan yang haq melainkan
Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya segala kerajaan dan hanya
bagi-Nya segala puji Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
Tiada sesembahan yang haq melainkan
Dia, tiada sekutu bagi-Nya, yang menepati janji-Nya, yang memenangkan hamba-Nya
dan yang menghancurkan golongan-golongan (kafir) dengan tanpa dibantu siapapun.
3. Setelah itu, berjalan ke arah bukit
Marwa yang dihitung sekali perjalanan, kemudian kembali lagi ke bukit Shafa
dihitung dua kali perjalanan, terus sampai tujuh kali perjalanan yang berakhir
di bukit Marwa.
Catatan: Disunnahkan bertakbir dan berdoa
setiap menanjak hendak mencapai puncak bukit, serta disunnahkan juga berhenti
di setiap puncak bukit untuk berdoa sembari menghadap Ka’bah.
Keempat
adalah Menggunting Rambut
Bagi laki-laki disunnahkan mencukur rambut
seluruhnya.
Bagi perempuan hanya menggunting rambut seujung
jari. Dengan mengumpulkan seluruh rambut dan memotongnya seujung jari, atau
memilih tiga helai rambut dan memotongnya seujung jari.
Selesailah
Umrah…
تَقَبَّلَ اللَّهُ
عُمْرَتَك ، وَغَفَرَ ذَنْبَك ، وَأَخْلَفَ عَلَيْك نَفَقَتَك
Semoga Allah menerima umrah engkau, semoga Allah mengampuni dosa engkau
dan memberi ganti untuk biaya perjalanan engkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar