Jumat, 13 Oktober 2017

PENGGALAN SEJARAH ‘ARUJ DAN KHUSRUF




Namanya ‘Aruj. Dia adalah Panglima Angkatan Laut Kekhilafahan Utsmani pada masa kepemimpinan Sultan Selim I. Asalnya Albania, karena ayahnya berkebangsaan Albania, dan ibunya berkebangsaan Andalusia di daratan Eropa. Jadilah ia tergolong pahlawan Muslim dari Eropa.


Kepahlawanannya yang dicatat sejarah adalah suksesnya menjalankan strategi yang diamanatkan oleh Sultan Selim I. Strategi yang diembannya seperti berikut.

Ia harus memimpin Angkatan Laut rintisan Kekhilafahan Utsmani untuk membelah laut Mediterania (laut Tengah) dari bagian timur-nya di wilayah Turki sampai ke bagian barat-nya di wilayah Andalusia. Jarak tempuhnya sekitar 200-an ribu kilometer, jelas perjalanan yang tidak pendek. Ditambah lagi harus menghadapi rintangan, sebab ada Angkatan Laut gabungan yang siap menghadang dalam perjalanan itu. Di pertengahan jalan siap dihadang oleh Angkatan Laut Itali, lalu di ujung tujuan telah siaga Angkatan Laut Spanyol dan Portugal. Mereka bersatu, siap menghadang ekspedisi laut pimpinan ‘Aruj yang hendak menyelamatkan umat Islam yang tertawan di Spanyol dan dipaksa berpindah agama oleh pemerintahan Salib.

Alhamdulillah, dengan kejelian dan perhitungan yang matang, ia bisa terus melanjutkan perjalanan hingga menepi di salah satu kota wilayah Andalusia. Dan berhasil menghancurkan aliansi pasukan Salib tersebut, termasuk Angkatan Laut Slovenia yang sempat menghadang di tengah perjalanan.

Angkatan Laut Spanyol yang menjaga kota tersebut, juga berhasil diatasi. Ia dan pasukannya lalu melumpuhkan Gereja dengan serangan mendadak, sehingga bisa masuk ke ruangan bawah tanahnya dan membebaskan tawanan Muslim Eropa dari ruang-ruang rahasia pada saat terbenam matahari. Sengaja dipilih pembebasan pada malam hari, agar tawanan yang telah lama berada di bawah tanah tersebut tidak terkejut saat keluar, setelah lama tak melihat matahari.

Strategi selanjutnya, ia harus kembali namun dengan jalur pelayaran yang berbeda. Yaitu memutar ke selatan melalui Aljazair. Poin penting amanat yang ia emban, agar tawanan yang dibebaskan bisa segera selamat dan terhindar dari serangan balik musuh. Alhamdulillah, sekitar 10 ribu Muslim Eropa berhasil ia selamatkan.

Namun dalam sejarah pelayaran selanjutnya, ‘Aruj sempat terperangkap oleh pasukan St John's (atau biasa disebut Knight of Rhodes) di pulau Rhodes yang letaknya tak jauh dari ibukota Kekhilafahan Utsmani. Syukurnya, ia bisa membebaskan diri, bahkan terus merangsek pasukan Italia hingga membunuh semua yang ada di atas kapal. Selanjutnya, ia terpisah dengan tiga saudaranya dan berlayar sendiri ke selatan hingga sampai di pesisir Mesir.

Di Mesir, ia merapat ke pelabuhan Alexandria. Akan tetapi, tak lama kemudian ia segera merencanakan untuk kembali bertemu saudaranya guna berjuang bersama dengan sisa kapal yang sedikit.

Iapun menyusur ke arah barat hingga sampai di kota Tlemcen – Aljazair. Rupanya, di sana ia harus berhadapan dengan pasukan Salib, bantuan yang dikirim oleh Spanyol. Alhamdulillah, ‘Aruj masih tangguh dan berhasil menghalau pasukan bantuan tersebut. Bahkan begitu mendapati ‘Aruj yang turun langsung menghalau mereka, akhirnya disusunlah rencana untuk mengepung balik ‘Aruj. Dalam pengepungan balasan inilah, ‘Aruj syahid.

Di sinilah kita mendapati begitu kejinya pasukan Salib. Tanpa peri mereka memenggal kepalanya, lalu mengaraknya keliling kota Spanyol dengan iringan lonceng-lonceng dari gereja yang dilewati.

Ala kulli hal, ‘Aruj telah mempersembahkan keberaniannya dan peran besarnya membebaskan tawanan muslim Andalusia yang dipaksa memeluk Kristen. Berkat jasanya inilah, Muslim Andalusia kemudian menyebutnya Baba ‘Aruj yang artinya Bapak ‘Aruj, sebagai penghormatan atas kepahlawanannya. Lalu dengan penyesuaian logat, panggilan mereka menjadi Baba Arrouts. Yang oleh khalayak Itali diplesetkan menjadi Barba Rossa, yang artinya lelaki berjenggot merah. Inilah yang kemudian menjadi penanda dalam film bajak laut.

Itu tentang ‘Aruj. Kemudian tentang Khusruf. Jadi, perjuangan laut ‘Aruj dibersamai oleh saudaranya, yaitu Ishaq, Ilyas dan Khusruf. Nah, saat ‘Aruj sempat terkepung oleh pasukan St John’s, saudaranya Ilyas menemui kesyahidan ketika menghadapi pasukan Salib di Aljazair. Khusruf yang menemaninya kemudian melanjutkannya sebagai komandan perlawanan terhadap pasukan Salib di Aljazair. Termasuk nanti yang melanjutkan perjuangan ‘Aruj setelah tiba di Aljazair dan terbunuh oleh pasukan bantuan Spanyol.

Setelah syahidnya Ilyas dan ‘Aruj, Khusruf kemudian mengarahkan kapal Angkatan Laut Utsmani mundur ke Tunisia dan langsung menghancurkan perahu-perahu Spanyol di sana. Bahkan, ia juga menyerang pasukan Spanyol di pulau Balearic, yang letaknya tepat di utara Aljazair. Dengan demikian, ia bisa memastikan Aljazair merdeka dari gangguan laut arah utara dan timur. Bebasnya Aljazair melengkapi bebasnya Andalusia.

Berkat jasanya inilah, orang Andalusia pun mengubah panggilannya menjadi Khairuddin, karena kebaikannya menyelamatkan penduduk Muslim Andalusia. Tapi, oleh Eropa hari ini digambarkan layaknya kriminal.

Lihat saja film Bajak Laut! Digambarkan berjenggot merah, bermata satu, berkaki pincang dan satu tangannya terpotong. Padahal, ia adalah pahlawan yang memiliki kehormatan. Jelas, ia bukanlah tentara yang haus darah seperti yang digambarkan. Bahkan, ia yang menyelamatkan ribuan jiwa yang dinistakan di Spanyol. Bukan hanya Muslim, Yahudi yang turut menjadi korban pun diselamatkan.


Irfan Azizi
Jakarta, 5 Oktober 2017

Tidak ada komentar: