Senin, 01 Mei 2017

HIDUP INI BUKANLAH SENDIRIAN!


Hidup ini bukanlah sendirian
Semua himpunan kejayaan
Hendaklah terus kita wariskan
Tuk generasi hadapan


Ini adalah bait kedua yang meringkas pesan dalam novel ECONOM 3 (Menjelajahi Praktek Wakaf di Turki). Bait kedua ini bersama bait-bait puisi Wakaf Kita insyaAllah juga akan kami hadirkan dalam sebuah kemasan musik Melayu Modern. So, pesan segera bukunya dan nantikan nasyidnya! Cukup kirimkan nama lengkap ke nomor 085775478018.

Pesan yang terkandung dalam bait kedua ini, tidak kalah padatnya dengan pesan yang terkandung dalam bait pertama. Bila pada bait pertama mengingatkan ulang pada kita semua bahwa hidup ini bukan milik seorang, maka pada bait kedua mengingatkan ulang pada kita semua bahwa hidup ini bukanlah sendirian. Bila pada bait pertama mengulas tentang tata kepemilikan, maka pada bait kedua mengulas tentang tata kehidupan.

Hidup ini bukanlah sendirian! Begitulah pengingat yang hendak kita lantangkan.

Bahwa problem kehidupan modern ini adalah pada rasa kesendirian. Hidup yang semakin kompleks ini akhirnya mengantarkan kita pada kesendirian. Entah karena ingin menyepi, entah memang sudah hilang peduli.

Maka kita perlu membangun kesadaran ulang, bahwa hidup ini bukanlah sendirian. Terpenting lagi adalah kesadaran bahwa zaman dalam kehidupan ini bukanlah zaman kita sendiri. Sebab ada banyak zaman yang menanti dari lintas generasi selanjutnya. Bahwa usia kita sendiri tidak seberapanya usia hidup dunia seluruhnya. Itu yang perlu dicamkan!

Dengan kesadaran demikian, maka kesadaran selanjutnya yang perlu dibangun adalah terkait urgensi pewarisan. Bahwa sepanjang masa kehidupan diri-sendiri sesungguhnya telah kita gunakan untuk menghimpunan kejayaan. Bahwa ada banyak kejayaan demi kejayaan yang telah kita himpun. Semuanya telah kita miliki sekarang, namun jangan lupa untuk kita wariskan. Sebab kita yang memiliki, tak selamanya akan bersama dengan hal yang dimiliki. Kematian itulah yang akan memisahkan.

Tetapi berpikir tentang pewarisan, hendaknya tak sekadar meninggalkan warisan ke generasi setelahnya. Ingat, ada banyak lintas generasi selanjutnya. Pun banyak khilaf kepemilikan di setiap generasinya yang membuat warisan tak lagi langgeng terwarisi dari zaman ke zaman secara terus-menerus.

Maka, lebih penting dari sekadar meninggalkan warisan adalah mengusahakannya agar dapat terus terwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Mekanisme yang telah disediakan oleh syariat Islam adalah Wakaf. Wakaf itulah yang menjaga warisan sehingga dapat terus terwariskan.


Kepada siapa? Generasi hadapan. Yaitu generasi yang akan datang. Baik yang tepat setelah kita, maupun yang setelahnya setelah kita. Inilah spirit yang hendak digelorakan dari Novel ECONOM 3 (Menyelami Praktek Wakaf di Turki). Pesan segera!

1 komentar:

MS Wijaya mengatakan...

Mantap kang