Minggu, 05 Oktober 2025

Bagian Ketiga Surat Al Mursalat: Mereka Sulit Bayangkan Kiamat


Pada bagian ketiga ini, mari kita kembali mencermati ayat demi ayat dalam surat Al Mursalat. Setelah sebelumnya kita menghayati peringatan dari Allah yang diulang sebanyak 10 kali dalam surat ini. Kali ini kita kembali ke awal surat hingga pertengahannya, merasakan bahwa inilah penekanan dari Allah kepada orang-orang musyrik yang sulit meyakini janji-janji-Nya.

Mari kita baca perlahan ayat-ayat ini, ayat 1 sampai 7,

وَالْمُرْسَلٰتِ عُرْفًاۙ. فَالْعٰصِفٰتِ عَصْفًاۙ. وَّالنّٰشِرٰتِ نَشْرًاۙ. فَالْفٰرِقٰتِ فَرْقًاۙ. فَالْمُلْقِيٰتِ ذِكْرًاۙ. عُذْرًا أَوْ نُذْرًاۙ. إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَٰقِعٌ.  

Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan, dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya, dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Allah) dengan seluas-luasnya, dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk) dengan sejelas-jelasnya, dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi.

Terkait ayat-ayat ini, memang ada tiga pendapat. Kelompok yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah malaikat. Kemudian kelompok yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah angin. Dan kelompok yang tidak menekankan secara khusus pada salah satunya.

Perbedaan ini muncul karena memang tidak dijelaskan secara definitif. Meskipun demikian, justru tiadanya penjelasan ini menjadi relevan ketika dikaitkan dengan sumpah pada hal yang ghaib. Sehingga mengisyaratkan bahwa hal itu memang ghaib yang sangat tidak diketahui oleh manusia. Karenanya persoalan kiamat ini sangat sulit dibayangkan oleh orang-orang musyrik. Padahal, itu pasti terjadi! Sebagaimana hal-hal ghaib yang dijadikan sumpahnya juga telah memengaruhi kehidupan manusia.

Kita lanjutkan secara perlahan membaca ayat 8 sampai 15,

فَإِذَا ٱلنُّجُومُ طُمِسَتْ. وَإِذَا ٱلسَّمَآءُ فُرِجَتْ. وَإِذَا ٱلْجِبَالُ نُسِفَتْ. وَإِذَا ٱلرُّسُلُ أُقِّتَتْ. لِأَىِّ يَوْمٍ أُجِّلَتْ. لِيَوْمِ ٱلْفَصْلِ. وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا يَوْمُ ٱلْفَصْلِ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ.

Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan. Dan apabila langit telah dibelah. Dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu. Dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka). (Niscaya dikatakan kepada mereka:) “Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?” Sampai hari keputusan. Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu? Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

Perhatian kita langsung dialihkan pada ancaman yang serius. Pada ancaman ini diawali dengan suatu penggambaran bahwa dunia akan menjadi tak berarti apa-apa. Sehingga orang-orang yang sulit membayangkan terjadinya kiamat mendapatkan hentakan pada kesadarannya.

Setelah itu, kita baca perlahan ayat 16 sampai 19 yang mengembalikan ingatan pada generasi sebelumnya,

أَلَمْ نُهْلِكِ ٱلْأَوَّلِينَ. ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ ٱلْءَاخِرِينَ. كَذَٰلِكَ نَفْعَلُ بِٱلْمُجْرِمِينَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ.

Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu? Lalu Kami iringkan (azab Kami terhadap) mereka dengan (mengazab) orang-orang yang datang kemudian. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

Baru saja dihentakkan dengan penggambaran kiamat, Allah kuatkan lagi dengan ingatan generasi sebelumnya yang diazab. Semata-mata untuk membuat orang-orang musyrik itu memahami kiamat yang pasti menjelang.

Lalu, kita dibawa pada renungan yang mendalam. Mari perlahan kita baca ayat 20 sampai 24!

أَلَمْ نَخْلُقكُّم مِّن مَّآءٍ مَّهِينٍ. فَجَعَلْنَٰهُ فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ. إِلَىٰ قَدَرٍ مَّعْلُومٍ. فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ ٱلْقَٰدِرُونَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ.

Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan. Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

Renungkanlah! Keajaiban-keajaiban penciptaan kita sebagai manusia. Itu semata-mata karena kuasa-Nya. Mestinya bila kita merenunginya, akan mudah bagi kita untuk meyakini janji-janji-Nya.

Akhirnya, diingatkan akan ketentuan bumi tempat kita hidup ini. Kita baca perlahan ayat 25 sampai 28!

أَلَمْ نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ كِفَاتًا. أَحْيَآءً وَأَمْوَٰتًا. وَجَعَلْنَا فِيهَا رَوَٰسِىَ شَٰمِخَٰتٍ وَأَسْقَيْنَٰكُم مَّآءً فُرَاتًا. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ.

Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul. Orang-orang hidup dan orang-orang mati? Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

Kalau masih mendustakan juga, maka sungguh mereka telah dicelakakan. Sungguh mereka yang tak bertauhid kepada Allah, maka akan sulit menerima kenyataan-kenyataan kehidupan ini, dan akan sulit menerima janji-janji kehidupan kemudian.

Tidak ada komentar: