Kita akan menyelami surat ke-77, yang diberi nama Al Mursalat. Artinya
malaikat-malaikat yang diutus. Karakter surat ini ringkas dan keras. Inilah
yang mestinya menarik perhatian kita untuk menyelaminya sedalam mungkin.
Pada bagian pertama ini, kita akan menyelami dua hal dari surat Al Mursalat. Pertama terkait ayat-ayat pembukanya. Kedua terkait kalimat yang berulang di dalamnya.
Ayat-Ayat Pembuka Surat Al Mursalat
Marilah kita rasakan 6 ayat pembuka surat Al Mursalat. Bahwa Allah subhanahu wata’ala membuka dengan firman-Nya:
وَالْمُرْسَلٰتِ عُرْفًاۙ
Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan,
فَالْعٰصِفٰتِ عَصْفًاۙ
dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya,
وَّالنّٰشِرٰتِ نَشْرًاۙ
dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Allah) dengan seluas-luasnya,
فَالْفٰرِقٰتِ فَرْقًاۙ
dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk) dengan sejelas-jelasnya,
فَالْمُلْقِيٰتِ ذِكْرًاۙ
dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,
عُذْرًا أَوْ نُذْرًاۙ
untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan.
Di sini Allah subhanahu wata’ala membuka dengan penggambaran Malaikat selaku makhluk-Nya yang diutus bukan hanya membawa kebaikan, namun juga membawa angin kencang yang dapat membinasakan. Bukan hanya menyebarkan rahmat Allah, namun juga dapat membedakan kebaikan dan keburukan dengan jelas. Bukan hanya menyampaikan wahyu, namun juga membawa peringatan.
Bingkai pembuka yang menggambarkan kuasa Allah melalui malaikat-malaikat-Nya ini memberikan pesan bahwa Allah Maha Kuasa pada kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Baik yang ditampakkan maupun disembunyikan. Tentunya pula, Maha Kuasa memberikan balasan-balasan bagi setiap manusia.
Bingkai pembuka semacam ini juga ada di surat lainnya. Pada surat Adh Dhuha (Demi Waktu Dhuha), Allah memberikan penggambaran di awalnya dengan وَٱلضُّحَىٰ (demi waktu dhuha saat matahari sepenggalah naik) dan وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ (demi malam apabila telah sunyi). Apa yang tergambar dengan pagi dan malam itu? Ketenangan. Oleh karenanya, Allah melanjutkan dengan kabar akan perlindungan dan kasih sayang Allah kepada Rasul-Nya.
Pada surat Al ‘Aadiyat (Kuda perang yang berlari kencang), Allah memberikan penggambaran di awalnya dengan وَٱلْعَٰدِيَٰتِ ضَبْحًا (Demi kuda perang yang berlari kencang dan terengah-engah), lalu فَٱلْمُورِيَٰتِ قَدْحًا (dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan –kuku kakinya-), dilanjutkan فَٱلْمُغِيرَٰتِ صُبْحًا (dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi), dan فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا (maka ia menerbangkan debu). Apa yang dapat kita rasakan dari penggambaran seperti itu? Rupanya, kemudian Allah sampaikan bahwa kubur-kubur kita akan dibongkar dan isi dada yang kita sembunyikan akan dikeluarkan dan ditampakkan.
Begitulah ayat-ayat pembuka surat Al Mursalat. Kita dikondisikan dengan penggambaran malaikat-malaikat yang menunaikan tugas dengan kuasa Allah. Maka saat kita menyelami surat ini, kita akan dibenturkan pada kesadaran bahwa Allah Maha Kuasa, di dunia bahkan di akhirat kelak.
Kalimat yang Berulang pada Surat Al Mursalat
Pada pendahuluan ini, kita juga perlu mencermati sebuah kalimat yang berulang di dalamnya. Yaitu firman-Nya: وَيْلٌ يَّوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ (Celakalah pada hari itu bagi mereka yang mendustakan kebenaran). Firman Allah ini diulang 10 kali dalam surat ini. Tentu, pengulangan ayat semacam ini dimaksudkan untuk menegaskan akan pesannya.
Pada surat lain, Allah subhanahu wata’ala juga mengulang firman-Nya sebagai penekanan akan pentingnya pesan yang disampaikan. Surat Ar Rahman misalnya, ada kalimat فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (Maka nikmat Rabb-mu manakah yang kamu dustakan?). Allah subhanahu wata’ala mengulangnya sampai 31 kali, setiap selesai menyebutkan kenikmatan yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Agar kita selalu ingat akan banyaknya nikmat dari Allah subhanahu wata’ala.
Kemudian pada surat Al Qamar, ada kalimat فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ (Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku). Allah subhanahu wata’ala mengulangnya sebanyak 3 kali, setiap selesai menyebut satu siklus azab. Agar kita selalu ingat akan azab-Nya.
Maka, terbayangkah pesan yang hendak Allah subhanahu wata’ala sampaikan dengan mengulang kalimat “Celakalah pada hari itu bagi mereka yang mendustakan kebenaran.” Ini adalah peringatan keras kepada kita, agar tidak mendustakan kebenaran yang Allah turunkan. Hendaklah kita taat kepada-Nya, agar tidak celaka di akhirat kelak.
Penutup
Begitulah ayat-ayat pembuka pada surat ini. Begitu pula peringatan dari Allah subhanahu wata’ala, “Celakalah pada hari itu bagi mereka yang mendustakan kebenaran.” Diulang 10 kali, di setiap bagian dari sepuluh bagian yang menggambarkan perjalanan kehidupan alam semesta yang ada dalam surat ini. Terkait 10 bagian itu, akan lanjutkan pada pembahasan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar